Monday, October 31, 2016

Syeikh Maher Hammoud: Saudi Berbohong, Yaman tidak Serang Mekah

Syeikh Maher Hammoud: Saudi Berbohong, Yaman tidak Serang Mekah
Sekjen Perhimpunan Ulama Muqawama Internasional di Lebanon menyebut klaim Arab Saudi terkait serangan rudal pejuang Yaman ke kota suci Mekah, tidak berdasar.

Syeikh Maher Hammoud, Sekjen Perhimpunan Ulama Muqawama Internasional di Lebanon (29/10) mengatakan, Saudi berbohong terkait serangan rudal Yaman ke kota Mekah. Menurutnya, hal itu dilakukan Riyadh untuk membangkitkan kemarahan Muslimin atas pasukan Ansarullah, Yaman.

Syeikh Maher Hammoud menambahkan, klaim absurd dan kebohongan semacam itu disampaikan untuk memprovokasi Muslimin agar melawan Ansarullah, Yaman.

Kementerian Pertahanan Yaman, Kamis (27/10) malam mengabarkan ditembakknya rudal balistik Burkan-1 ke arah bandara King Abdulaziz di kota Jeddah, Barat Saudi.

Sumber-sumber media Saudi, dengan tujuan untuk menipu opini publik dunia, Jumat (28/10) mengklaim, sebuah rudal balistik milik pasukan Yaman diluncurkan dari kota Saada, Utara negara itu ke kota suci Mekah.

Realitasnya, komite-komite rakyat dan militer Yaman selalu menyerang pangkalan-pangkalan militer Saudi di beberapa wilayah dengan rudal, dalam aksi balasan atas kejahatan koalisi Riyadh yang sejak Maret 2015 melancarkan agresi militer luas ke Yaman.

Inggris: Rudal Ansarullah Yaman Targetkan Jeddah, Bukan Mekkah

Inggris: Rudal Ansarullah Yaman Targetkan Jeddah, Bukan Mekkah
Pernyataan yang dirilis pada Minggu (31/10/2016) juga menegaskan bahwa rudal scud yang ditembakkan oleh Yaman menargetkan Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, bukan kota Mekkah. Demikian dilaporkan televisi al-Mayadeen, Lebanon.

"Pada tanggal 27 Oktober, sebuah rudal scud diluncurkan dari wilayah yang dikuasai oleh Ansarullah Yaman. Rudal ini tampaknya menargetkan Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah. Rudal itu dicegat oleh sistem pertahanan udara Arab Saudi," kata pernyataan tersebut.

Arab Saudi mengklaim bahwa rudal yang ditembakkan oleh Ansarullah Yaman menargetkan kota suci Mekkah. Riyadh ingin membangkitkan kemarahan kaum Muslim dan melancarkan propaganda terhadap Ansarullah.

Koalisi pimpinan Saudi menuding Ansarullah Yaman ingin menyerang kota Mekkah, namun gerakan ini membantah keras tudingan tersebut.

Kekacauan Oleh Jokowi-Ahok Agenda Melemahkan Bangsa

Indonesian Free Press -- Dua tahun sudah pemerintahan Jokowi berjalan, namun tanda-tanda negara ini berjalan menuju ke arah perbaikan yang signifikan ternyata tidak kelihatan. Sebaliknya, situasi tampaknya justru tambah memburuk.

Semua indikator ekonomi menunjukkan hal itu, mulai dari beban hutang luar negeri yang semakin menumpuk, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan angka pengangguran yang semakin tinggi. Belum lagi stabilitas sosial politik yang justru semakin memburuk. Kondisi bahkan semakin memburuk akibat ulah 'gubernur lungsuran' Jakarta, Ahok yang terus memprovokasi ummat Islam.

Pada tanggal 4 November mendatang ummat Islam akan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Ahok diproses secara hukum karena dianggap telah melecehkan Islam. Menghadapi rencana aksi ini polisi sudah mengeluarkan status Siaga I, Panglima TNI merespon dengan mengeluarkan peringatan untuk tidak melakukan tindakan represif kepada demonstran, dan berbagai spekulasi pun merebak di tengah-tengah publik tentang situasi paska aksi tersebut.

Jokowi mengemban amanah besar dari rakyat Indonesia untuk mengentaskan rakyat dari keterpurukan paska pemerintahan neoliberalisme regim SBY. Namun Jokowi menyia-nyiakan amanah tersebut dan justru sibuk membuat kontroversi demi mengamankan kepentingan para pemilik modal yang menjadi penyandang dana selama pilpres 2014 lalu. Lebih dari itu, ia seperti sengaja membuat kontroversi untuk mengacau-balaukan situasi sosial-politik, seperti mengangkat warga negara Amerika menjadi Menteri ESDM, menaikkan harga minyak, terus-menerus menambah hutang pemerintah, dan mencampuri urusan internal partai-partai politik.

Maka sangat beralasan jika blog ini menilai Jokowi tengah menjalankan misi kelompok Tatanan Dunia Baru, penguasa kegelapan penyembah dajjal, untuk menciptakan kekacauan dan kehancuran di negara Islam terbesar di dunia, Indonesia. Ini konsisten dengan penilaian blog ini terhadap JOkowi sejak ia muncul ke permukaan sebagai kandidat Gubernur Jakarta tahun 2011 lalu.

Kita tidak boleh melupakan gerakan Reformasi tahun 1997-1998 yang menggulingkan kekuasaan Presiden Soeharto. Setelah beliau dianggap menyimpang dan tidak bisa lagi dikendalikan, khususnya setelah beliau membangun blog Islam-Nasionalis dengan kebijakan-kebijakannya yang lebih pro-Islam, beliau pun ditumbangkan.

Terkait dengan hal ini, kantor berita Rusia Sputnik News, Jumat lalu (28 Oktober) menulis artikel menarik tentang rencana George Soros untuk menggelar 'sejumlah revolusi warna di Asia Tenggara' (Leaked Memo: Is Soros Planning 'Series of Color Revolutions' in Southeast Asia?). Soros sendiri adalah orang yang diketahui publik luas sebagai dalang di balik krisis keuangan yang melanda kawasan Asia Timur tahun 1997 yang menjadi awal terjadinya gerakan Reformasi.

Laporan itu berdasarkan bocoran-bocoran informasi Wikeleaks yang dikenal dengan nama 'Podesta Files', yang mengungkapkan perhatian besar George Soros pada situasi di Malaysia yang dianggap tidak menguntungkan di bawah kepemimpinan Najib Razak.

"Perhatian Soros mungkin akan menjadi awal dari sejumlah revolusi warna di Asia Tenggara," tulis laporan itu mengutip Mathew Maavak, pakar politik Universiti Teknologi Malaysia.

Sebuah memo yang dikirimkan oleh Michael Vachon, tangan kanan daria George Soros kepada ketua tim kampanye kandidat presiden Hillary Clinton, John Podesta pada 6 Maret 2016, menyebut Najib Razak telah merusak kredibilitas Amerika di kawasan karena krisis korupsi di Malaysia.

"Malaysia akan menjadi sekutu yang baik Amerika untuk memerangi ekstremis ISIS, namun sebelumnya harus harus mendapatkan kebebasasn dan demonrasi konstitusional yang selama ini tidak didapatkan rakyatnya," tulis memo itu.

"Pertama-tama dan yang terpenting, kita harus memahami model bisnis Soros. Tidak ada bisnis seperti 'bisnis revolusi' yang dilakukan Soros. Ini jauh lebih lukratif daripada bisnis hiburan yang tidak bisa diprediksi," kata Maavak kepada Sputnik News.

"Revolusi-revolusi, di sisi lain, hanya perlu mempermainkan kekecewaan-kekecewaan publik yang tidak pernah berhenti. LSM-LSM dan media-media pro-barat menjadi 'anak usaha' dari perusahaan-perusahaan revolusi global. Bersama, mereka mencari, mengidentifikasi dan memperkeruh kekecewaan publik di negara-negara yang tidak bersekutu dengan Amerika. Aktifitas-aktifitas bentukan Amerika itu tidak pernah menciptakan masyarakat yang adil. Sebaliknya mereka hanya menciptakan pertumpahan darah dan terorisme global," tambah Maavak.

Muncul pertanyaan, bukankah Jokowi lebih banyak menjalankan kepentingan Cina, daripada Amerika? Lalu, mengapa ia harus menjalankan skenario yang dirancang oleh George Soros, seorang yahudi Askhenazi Amerika?

Kebanyakan publik terpedaya oleh 'tipuan' permusuhan Amerika-Cina. Mereka tidak menyadari bahwa komunisme, yang merupakan turunan dari penyembahan dajjal sebagaimana zionisme, masih berkuasa di Cina. Dan seperti Adolf Hitler yang membangun kekuasaan dengan sokongan dana dari para bankir yahudi, demikian juga regim komunis Cina dengan pambangunan infrastrukturnya yang sangat massif. Para pengusaha dan pejabat Cina juga menjadi peserta tetap konperensi rahasia para pelaksana agenda Tatanan Dunia Baru, Bilderberger Group.

Situasi politik di Indonesia saat ini sangatlah membahayakan, dengan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Ahok diadili pada 4 November mendatang, yang bisa menjadi bola liar yang tidak terkendali. Polisi awalnya 'menggertak' para penggerak aksi dengan ancaman tembak di tempat dan membocorkan status keamanan Siaga I. Namun, secara mengejutkan Panglima TNI memberi peringatan keras: tidak boleh ada tembakan kepada para peserta aksi. Mendapat pengingatan itu, polisi pun melunak dengan membantah kabar Siaga I dan perintah tembak di tempat.

Namun situasi sebenarnya masih serba tidak menentu sehingga Panglima TNI kembali memberikan peringatan dengan melakukan kunjungan ke seorang Habib berpengaruh, yang bisa diartikan bahwa TNI memihak kepada ummat Islam dalam masalah dengan Ahok. Polisi kembali melunak dengan mengeluarkan larangan personil polisi menyandang senjata api dalam pengamanan aksi 4 November. Di bawah 'ancaman' TNI, Polri dan aksi 4 November, Jokowi pun mencari aman dengan meminta perlindungan kepada Prabowo Subiyanto.

Jokowi jelas dalam posisi lemah berhadapan dengan ummat Islam dalama kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok. Kegigihan ia melindungi Ahok hanya akan memancing kemarahan publik yang lebih keras kepadanya. Dalam hal ini, bahkan Polri apalagi TNI tidak mungkin sudi untuk melindunginya. Pilihannya cuma satu, membiarkan Ahok diseret ke pengadilan, atau dia sendiri bakal terjungkal dari kekuasaannya dengan menyakitkan.(ca)

Jendral Legendaris Iran Berada di Mosul, Kembali untuk Gagalkan Skenario Zionis

Indonesian Free Press -- Rencana Amerika-Turki untuk menguasai Mosul sekaligus memperkuat para teroris di Suriah yang nyaris kollaps tampaknya tidak akan berjalan mulus. Jendral Soleimani, jendral legendari Iran yang telah berulangkali menggagalkan rencana zionis di Timur Tengah, termasuk mengusir ISIS dari sebagian besar wilayah Irak dan mempertahankan kekuasaan regim Bashar al Assad di Suriah, diketahui kini berada di Mosul.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Jumat (28 Oktober), Jendral Soleimani telah berada di ruang komando operasi milisi Hashd al-Sha’abi di Mosul untuk memberikan saran-saran dalam operasi pembebasan Mosul dari kelompok ISIL.

"Hashd al-Sha’abi (milisi bersenjata dukungan Iran yang mayoritas anggotanya warga Shiah Irak) akan segera memulai operasi militer di barat Mosul untuk memotong jalur evakuasi ISIS ke Suriah dan menggagalkana rencana Amerika untuk mencegah partisipasi milisi rakyat dalam operasi di Mosul, dan Jendral Soleimani telah bergabung dengan mereka sebagai penasihat," tulis Veterans Today mengutip laporan media Lebanon yang 'dekat' dengan Iran, al-Akhbar yang mengklaim mendapatkan informasi ini dari pejabat penting Irak.

Jubir kelompok milisi rakyat Irak, Ahmad al-Assadi, pada Agustus lalu telah mengkonfirmasi bahwa Jendral Soleimani akan memainkan peranan penting dalam pembebasan Mosul. Ia juga menekankan pentingnya para penasihat militer Iran dalam operasi pemberantasan ISIS di Irak.

"Kehadiran Brigadir Jenderal Soleimani dalam operasi pembebasan Mosul dan Provinsi Nineveh sangatlah penting dan Jendral Soleiman adalah penasihat terpenting yang membantu pemerintah Irak dalam peperangan melawan ISIL,” kata al-Assadi kepada FARS News Agency.

“Haji Qassem Soleimani adalah penasihat militer terpenting Iran yang tengah berada di Irak atas undangan, permintaan dan persetujuan pemerintah Irak,” tambahnya.

Sebelumnya pada bulan Juni, Menlu Irak Ebrahim al-Jafari mengatakan bahwa Jendral Soleimani berada di Irak untuk membantu kampanye pembersihan teroris atas permintaan keras pemerintah di Baghdad.

"Jendral Soleimani tengah berada di Irak atas undangan pemerintah Irak untuk memberikan saran-saran militer kepada tentara Irak,” kata al-Jafari kala itu.

Juga pada bulan Juni, komandan milisi Hashd al-Sha’abi Abu Mehdi al-Mohandes menegaskan bahwa Jendral Soleimani berada di Irak atas undangan pemerintah Irak.

“Para penasihat dari Iran, dipimpin oleh saudara kami Qassem Soleimani, telah berada di samping kami sejak dimulainya perang, dan kehadirannya atas permintaan pemerintah Irak dan persetujuan komando militer tertinggi Irak,” kata Mohandes kepada Sumeria News.

Sejumlah pengamat menyebut bahwa perang pembebasan Mosul pada dasarnya adalah perang antara koalisi Amerika, Turki dan Kurdi Irak kelompok Barzani sekutu Turki melawan Iran. Ketiganya, terlebih Turki yang pernah menjadi penguasa Mosul di masa lalu, tidak menginginkan pengaruh Iran semakin kuat di Irak hingga ke Mosul. Mereka dengan gigih menentang keterlibatan Iran dan milisi rakyat yang mayoritas adalah Shiah dalam pembebasan Mosul. Turki bahkan telah menempatkan pasukan di utara Mosul atas undangan pemimpin wilayah otonomi Kurdi di Irak.

Skenario koalisi ini adalah merebut dan menguasai Mosul tanpa kehadiran milisi Shiah, setelah sebelumnya mengevakuasi ISIS dan mengirimnya ke Suriah untuk membantu rekan-rekan mereka yang tengah tergencet oleh serangan koalisi Suriah-Rusia-Iran-Hizbollah.

Jendral Soleimani terlibat langsung dalam pembentukan milisi Hizbollah di Lebanon yang sukses menjadi batu sandungan zionis Israel di negara itu. Ia juga sukses membantu pemerintah Irak merebut kembali sebagian besar wilayah yang direbut ISIS tahun 2014 lalu. Selain itu, ia aktif dalam operasi militer di Suriah yang berhasil menjaga kekuasaan Bashar al Assad sekaligus menggagalkan rencana zionis untuk menggantinya dengan regim baru yang lebih pro-Amerika-Israel.(ca)

Friday, October 28, 2016

Suriah dan Kurdi Hadang Turki

Indonesian Free Press -- Tayyep Erdogan Presiden Turki semakin menunjukkan jatidirinya yang sangat berambisi menguasai Aleppo dan Mosul, yang pada masa kekhalifahan Turki berada di bawah kekuasaannya sebagai kota-kota utama.

Diduga, dengan dukungan terbatas dan rahasia oleh Rusia yang dijanjikan proyek pembangunan pipa migas yang melalui Turki, Turki semakin agressif menjalankan perannya di medan pertempuran di Suriah dan Irak. Hal ini pun memaksa pemerintah Suriah dan Irak melakukan langkah-langkah tegas.

Seperti dilaporakan kantor berita Iran FARS, 25 Oktober, pasukan Suriah dan gerilyawan Kurdi Suriah telah bersepakat untuk berkoalisi membendung kehadiran pasukan Turki dan gerilyawan yang didukungnya yang semakin agresif akhir-akhir ini.

"Kita akan melihat dimulainya operasia-operasi militer di utara dan barat-laut Provinsi Aleppo di dekat kota al-Bab city untuk memblokir pasukan Turki dan militan dukungan Turki yang bergerak ke kota strategis itu,” kata pensiunan jendral Suriah, Heisam Hassoun kepada FARS.

Ia pun menunjuk pada operasi-opersi militer Turki di utara, timur-laut dan barat-laut Suriah beberapa waktu ini.

“Suriah telah menggerakkan pasukan ke arah kota al-Bab sejak pembebasan wilayah timur Aleppo tiga bulan lalu, namun ditunda untuk membantu unit-unit militer lainnya memperkuat diri di selatan dan tenggara kota al-Bab dan Daber.”

Ia menambahkan bahwa Suriah dan gerilyawan Kurdi telah membentuk aliansi anti-Turki sejak September lalu, dan pada hari Senin (24 Oktober) telah menahan pasukan Turki di utara Suriah.

Pada pertengahan Oktober, seorang pejabat militer penting Suriah mengatakan kepada FARS bahwa operasi pembebasan kota al-Bab akan dimulai setelah pembebasasan Aleppo berjalan tuntas.

“Pertempuran terakhir pembebasan Aleppo adalah membebaskan al-Bab yang menjadi basis terakhir kelompok ISIS di Provinsi Aleppo, sebuah kota yang tidak berani dimasuki oleh Turki dan kelompok dukungannya (Free Syrian Army) karena peringatan keras dari Rusia dan Iran untuk tidak memasuki kota ini,” kata Kamal Fayyadh kepada FARS.

Ia menegaskan pentingnya pembebasan al-Bab yang akan mencegah Turki menguasai wilayah-wilayah antara al-Rai dan al-Bab dan memperkuat kedudukan pasukan Suriah di perbatasan utara dengan Turki.

Akhir September lalu sejumlah pejabat militer Suriah mengatakan bahwa Suriah telah mengerahkan pasukan besar-besaran ke pangkalan udara Kuweires di timur Aleppo untuk melancarkan offensif terhadap ISIS di bagian utara Provinsi Aleppo, khususnya al-Bab.

“Rusian pasukan Suriah yang sebelumnya berada di selatan Aleppo dan utara Hama, telah membanjiri timur Aleppo pada hari Minggu dan Senin, seiring persiapan Suriah melakukan offensif besar-besaran ke al-Bab,” kata sejumlah pejabat kepada FARS.

Sementara Veterans Today melaporkan bahwa milisi dukungan Turki berada 15 km dari kota itu setelah sebelumnya menguasai kota Mare dan merebut desa-desa Shahba Dam, Kassar dan Tal Jayjan. Turki dan koalisi dukungannya menghentikan rencana menyerang Tell Rifaat yang dikuasai gerilyawan Kurdi karena 'tekanan internasional'

Syrian Observatory for Human Rights, LSM yang berbasis di Inggris, menyebutkan bahwa serangan-serangan yang dilancarkan Turki di Suriah sejak 24 Agustus lalu, telah menewaskan 96 warga sipil, termasuk 22 anak.(ca)

Sniper Misterius Tembak Mati Banyak Anggota ISIS di Mosul

Sniper Misterius Tembak Mati Banyak Anggota ISIS di Mosul
Anggota ISIS kembali menjadi sasaran sniper di Mosul, yang keberadaannya misterius hingga kini, dan menjadi yang paling diburu oleh kelompok teroris.

Seorang penembak jitu yang dijuluki ‘Sniper dari Mosul’ kembali berhasil menembak mati seorang anggota kelompok Islam Irak dan Suriah (ISIS) sesaat sebelum militan itu memenggal kepala seorang tawanan.

Si penembak jitu dikenal sebagai sosok yang menghabisi para militan yang kerap berpatroli di jalanan Kota Mosul, Irak, seperti dilansir Al-Maalomah, Rabu (26/10).

Dia sudah beberapa kali menembak mati militan ISIS di empat wilayah di Mosul seiring pasukan pemerintah Irak memulai operasi besar untuk membebaskan kembali kota Mosul dari tangan ISIS.

Kerumunan massa pendukung ISIS baru saja akan menyaksikan seorang tawanan remaja dipenggal ketika si penembak jitu itu melepaskan tembakan dan melumpuhkan targetnya.

Para pendukung ISIS kemudian marah dan menembak ke segala arah dengan membabi buta tapi si penembak jitu berhasil kabur, dan tidak diketahui keberadaannya.

Menurut Iraqi News diduga ada lebih dari seorang penembak jitu yang menghantui para jihadis ISIS di kota itu.

“Keberadaan para penembak jitu di empat wilayah menunjukkan ada banyak sniper dan bukan cuma satu,” kata media lokal.

Selain itu ada laporan menyebutkan para pemuda di Mosul sudah membentuk pasukan milisi untuk melawan ISIS.

Thursday, October 27, 2016

Proyek NAMRU-2 AS Jangan Sampai Terulang Kembali di Indonesia

OLEH: Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Indonesian Free Press -- Pengantar blogger: Akhirnya Siti Fadillah Supari, pahlawan pembela negara dari konspirasi jahat industri farmasi dan pejabat-pejabat Amerika serta WHO, ditahan KPK.

Kasus yang menjerat Fadillah saat menjadi Menteri Kesehatan kabinet Presiden SBY ini sangatlah kontroversi. Tidak ada bukti penyuapan dan bahkan penyuapnya pun masih sumir, Siti Fadillah akhirnya harus ditahan setelah kasusnya terkatung-katung selama bertahun-tahun karena lemahnya bukti. Hal ini kontan mendorong publik untuk mengait-kaitkannya dengan apa yang telah dilakukan Siti Fadilah dalam kasus wabah flu burung dan keberadaan fasilitas penelitian Amerika di Indonesia yang kontroversial, NAMRU II. Sebagai bentuk simpati kepada Siti Fadilah, blog ini sengaja mempostingkan tulisan Hendrajit dari Global Future Institute (GFI) awal tahun 2014 lalu.

----------------


Ledakan yang terjadi di Gedung laboratorium Mikrobiologi yang berlokasi di jalan Percetakan Negara 29 Jakarta Pusat milik Departemen Kesehatan itu, waktu itu dianggap sebagai kecelakaan biasa. Apalagi Makbul Padmanegara yang ketika itu menjabat Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri, secara tegas mengesampingkan kemungkinan ledakan tersebut berasal dari bom atau aksi terror. Meski Padmanegara kala itu tidak membantah bahwa telah diketemukan nitrogen cair dan CO2.

Namun melalui kejadian tersebut ada satu fakta menarik yang belum ada satupun media massa yang mengangkatnya sebagai tema pemberitaan. Sebuah fakta yang jauh lebih menarik dibandingkan peristiwa peledakan itu sendiri. Kenyataan bahwa di Komplek gedung ini pula, berkantor The Naval Medical Research Unit 2 atau yang lebih dikenal dengan NAMRU-2.

Berdasarkan penelusuran bahan-bahan pustaka yang saya lakukan, terungkap bahwa Unit 2 Penelitian Medis Angkatan Laut alias NAMRU-2 merupakan bagian dari Angkatan Laut Amerika Serikat.

Yang lebih menarik lagi, badan yang resminya didirikan untuk mempelajari penyakit-penyakit tropis ini, ternyata berkantor di gedung milik Departemen Kesehatan. Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat.  Aneh bukan?

Memang kalau kita menelisik situs Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, Staf Namru-2 bekerjasama dengan Departemen Kesehatan Indonesia di bidang pengembangan Sumberdaya Manusia, pembangunan kelembagaan, penelitian serta pengawasan penyakit-penyakit menular.

Menurut keterangan situas Kedubes AS lebih lanjut, hal itu dilakukan dalam rangka Misi NAMRU-2 untuk mengadakan penelitian, percobaan-percobaan dan evaluasi atas penyakit-penyakit menular demi memajukan kesehatan, keamanan, dan kesiapan Pasukan Angkatan Bersenjata AS agar dapat bekerja secara efektif di masa damai dan dalam menjalankan misi-misi darurat di Seluruh Asia Tenggara.

Namun, itu versi cerita dari Kedutaan Besar Amerika Serikat. Informasi lain yang ketika itu saya peroleh, dan inilah yang jadi gagasan utama tulisan saya sehingga saya beri judul Misteri Virus NAMRU-2 AS, sejak akhir 2006 dan awal 2007, ada sekitar 25 orang yang mati terkena infeksi virus tak dikenal yang memakan korban jiwa akibat eksperimen biologis tertutup yang dilakukan oleh NAMRU-2.

Tentu saja ketika itu saya belum bisa mendapatkan konfirmasi dari Departemen Kesehatan, karena Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari belum secara resmi mengangkap persoalan sensitif tersebut. Atau jangan-jangan, Menteri Kesehatan Supari maupun para staf terdekatnya belum mendapatkan masukan informasi apapun terkait kiprah NAMRU-2.

Padahal ketika tulisan tersebut saya angkat di situs www.nu.or.id sudah berkembang sebuah informasi lain yang cukup mencemaskan: Ternyata NAMRU-2 tidak sekadar melakukan penelitian tentang penyakit tropis, tapi sudah meluas dalam penelitian aplikasi militer seperti pembuatan senjata bio-terorisme. Sejenis Weapon of Mass Destruction (WMD) khusus persenjataan biologis. Bahkan menurut informasi, justru penelitian aplikasi militer inilah yang jadi agenda utama NAMRU-2. Penelitian terkait penyakit tropis hanya sekadar sebagai kedok untuk menyamarkan kegiatan yang sesungguhnya.

Dengan kata lain, NAMRU-2 pada perkembangannya merupakan markas kegiatan intelijen Angkatan Laut Amerika, bukan sekadar untuk menangani proyek-proyek kerjasama Indonesia-Amerika di bidang kesehatan.

Dengan demikian penelitian virus Influenza, Malaria, Kolera, Tipus, Demam Berdarah, HIV/AIDS, Turbekolosa/TBC dan sebagainya, sejatinya ditujukan untuk melayani kepentingan strategis militer Amerika.

Ketika itu tulisan saya tutup dengan satu pertanyaan kunci: Apa benar bahwa penyebaran virus yang tidak dikenal dan yang telah memakar korban jiwa 25 orang tersebut, memang berasal dari kantor NAMRU-2 yang berlokasi di Jakarta?

Pertanyaan tersebut saya anggap masuk akal karena berdasarkan pemeriksaan tempat tinggal orang-orang yang terkena infeksi maupun di berbagai klinik lokal, ternyata tidak berhasil menemukan  virus-virus apapun yang selama ini ini sudah dikenal, dan memiliki ciri khas yang jelas untuk kawasan ini.

Versi pihak kesehatan ketika itu mengatakan bahwa penyakit ini diakibatkan oleh poris kecil virus biologis yang belum dikenal.

Pihak kesehatan boleh saja mengatakan hal seperti itu. Namum informasi lain mengatakan bahwa spesialis-spesialis NAMRU-2 juga telah menjadikan jasad orang-orang yang sudah mati sebagai obyek eksperimen untuk meneliti reaksi organisme manusia yang diakibatkan oleh virus tersebut.

Sepertinya ketika tulisan ini saya publikasikan pada November 2007, Menteri Kesehatan Supari dan jajaran staf di lingkungan Departemen Kesehatan belum tahu-menahu soal ini mengingat fakta bahwa proyek penelitian NAMRU-2 pada hakekatnya bersifat tertutup dan rahasia.  Padahal, kegiatan-kegiatan NAMRU-2 dalam penelitian aplikasi militer berkedok penelitian medis Angkatan Laut dalam bidang penyakit menular, juga dilakukan Amerika di Filipina dan Thailand. Sehingga bisa menimbulkan ancaman yang membahayakan jiwa manusia di kawasan Asia Tenggara.


Awal Mula Menteri Kesehatan Supari Menaruh Perhatian Pada NAMRU-2

Menteri Kesehatan Supari baru mengangkat soal NAMRU-2 AS tersebut pada 2008. Namun dalam buku yang dia tulis sendiri berjudul SAATNYA DUNIA BEROBAH, menuturkan awal mula keanehan yang dia rasakan terkait proyek NAMRU-2 tersebut.

Ketika sedang gencar-gencarnya wabah Flu Burung menerpa Indonesia, Supari menerapkan kebijakan melarang pengiriman virus influenza ke WHO,  Karena Supari menaruh kecurigaan terhadap skema GISN (Global Influenza Surveilance Network) yang dijadikan dalih WHO untuk memaksa semua negara anggota WHO untuk mengirim viru influenza kepada organisasi kesehatan dunia tersebut.

Nah di tengah-tengah perlawanan Supari terhadap hegemoni WHO ini, mencuatlah satu isu sensitif ke permukaan, yaitu isu bantuan negara-negara maju dengan dukungan WHO untuk menggalang dana membantu negara-negara yang menderita flu burung.

Bagi Supari, selain gagasan bantuan negara-negara maju kepada negara-negara miskin yang menderita flu burung tersebut dipandang sebagai wacana yang menyesatkan dan merendahkan martabat diri negara-negara miskin, pada saat yang sama Supari mendapat sebuah informasi yang mengejutkan.

Pertama. Bahwa di Indonesia bantuan-bantuan luar negeri untuk mengatasi flu burung seolah begitu deras berdatangan pada 2006, namun manfaatnya tidak begitu terasa bagi masyarakat. Bahkan menurut Suparti, kadang-kadang bantuan yang diumumkan di dunia internasional ternyata tidak pernah kita terima.

Kedua. Ini yang lebih mengagetkan, dan saya kira inilah awal mula Supari mulai menyorot NAMRU-2. Menurut informasi  yang didapat Menteri Kesehatan Supari, Menteri Kesehatan Amerika Serikat , Michael O Leavitt, pernah menjanjikan akan membantu Indonesia sebesar 3 juta dolar AS. Tetapi bantuan itu tidak kunjung datang hingga terlaksananya kunjungan Menteri Luar Negeri Condoleeza Rice ke Indonesia ketika itu.

Ketika itu, salah seorang wartawan bertanya pada Supari: “Apakah Kementerian Kesehatan akan mendapat bantuan dari Menlu Rice?” Supari menjawab: “Lho, janji dari Leavitt saja belum datang sampai sekarang kok mengharapkan dari Menlu Rice? Enggak ah.” Begitu jawab Supari.

Rupanya, pernyataan keras Supari tersebut menggema sampai ke Amerika Serikat. Bahkan parlemen Amerika mempertanyakan hal ini ke Dubes AS yang ada di Indonesia. Belakangan Supari dapat informasi melalui jalur-jalur informal bahwa dana yang dijanjikan oleh Leavitt tersebut telah dikirimkan ke Dubes AS di Jakarta. Dan diberikan ke NAMRU-2 AS dengan asumsi untuk penelitian H5N1 bersama Departemen Kesehatan.

Meski di dalam buku ini Supari tidak terlalu banyak berkisah seputar pendirian dirinya terkait NAMRU 2, namun bisa saya simpulkan bahwa sikap kerasnya yang kelak menghentikan proyek penelitian NAMRU-2 AS di Indonesia, nampaknya didasarkan pada informasi tersebut.

 
NAMRU-2 Sebagai Operasi Intelijen

Melalui konstruksi kisah tersebut di atas, proyek NAMRU-2 AS atau program-program yang sejenis, tidak boleh terulang kembali di Indonesia. Dan para pejabat pemerintahan Indonesia, khususnya dari Kementerian Kesehatan, tidak boleh mengizinkan proyek sejenis NAMRU-2 beroperasi kembali di Indonesia.

Sebab dari berbagai penelusuran bahan-bahan pustak yang dihimpun Tim Riset Global Future Institute, dalam sebuah penelitian penyakit malaria, terungkap bahwa para peneliti NAMRU-2 tidak hanya meneliti dan mengambil specimen darah warga yang terkena penyakit malaria. Para peneliti NAMRU-2 juga keluar –masuk hutan untuk memetakan situasi, topografi, dan meneliti penyebaran penyakit melalui cara-cara yang tidak lazim.

Bahkan para peneliti NAMRU-2 terungkap telah melakukan pengumpulan data dan informasi pos militer, jarak lokasi penyebaran penyakit dan kantor pemerintahan mulai dari tingkat desa hingga provinsi.

Hal ini mengindikasikan bahwa NAMRU-2 hakekatnya telah dijadikan sebagai markas operasi intelijen berkedok sebagai lembaga penelitian penyebaran penyakit menular.

Keanehan dan misteri yang menyelimuti proyek NAMRU-2 tersebut rupanya juga dirasakan oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. Selain tidak pernah melaporkan hasil penelitian mereka sejak tahun 2000, NAMRU-2 juga tak ikut membantu pemerintah ketika sibuk menghadapi bencana nasional demam berdarah dan flu burung.

Namun di atas itu semua, laboratorium penelitian Namru-2 yang berlokasi di Jalan Percetakan Negara, telah menjadi markas terselubung intelijen angkatan laut Amerika dalam pengembangan senjata biologis pemusnah massal.

Selain itu, keberadaan proyek Namru-2 AS dan keterlibatan intelijen angkatan laut Amerika Serikat telah memicu kecurigaan berbagai kalangan pemerintah bahwa Amerika telah melanggar kedaulatan wilayah RI karena telah menggunakan fasilitas yang diberikan Departemen Kesehatan untuk tujuan-tujuan terselubung yang tak ada kaitannya dengan pembangunan dan pengembangan bidang kesehatan di Indonesia.



Mengenang Perlawanan Siti Fadilah Supari Galang Dukungan Internasional Terhadap WHO
Namun bagi Supari, munculnya Flu Burung, telah menyadarkan dirinya, ada sesuatu yang tidak beres dalam tata kelola kesehatan yang ditangani oleh WHO. Bermula di saat Supari galau bagaimana mengatasi penyebaran virus Flu Burung yang begitu cepat, tiba-tiba berdatanganlah para pedagang farmasi menawarkan apa yang dinamakan rapid diagnostic test yang sumbernya berdasarkan virus strain Vietnam. Dan ini yang kemudian memancing kecurigaan Supari,  para pedagang tersebut juga menawarkan vaksin untuk menyembuhkan Flu Burung. Yang tentunya sumbernya juga berasal dari virus strain Vietnam.

Buat Supari ini hanya berarti satu hal: Adanya ketidakadilan dalam penanganan masalah kesehatan di dunia internasional, dan biang keroknya adalah World Health Organization alias WHO.

Betapa tidak. WHO selama hampir 50 tahun, memberlakukan ketentuan apabila ada penduduk yang menderita penyakit Influenza , lalu kemudian meninggal, maka virus dari penderita tersebut sampelnya diambil dan dikirim ke WHO CC (WHO Collaborating Center), untuk dibuat seed virus. Dari seed virus inilah kemudian digunakan untuk membuat vaksin.

Dan ironisnya, pembuat vaksin adalah perusahaan yang ada di negara-negara industri maju, negara-negara kaya yang tidak punya kasu Flu Burung  pada manusia. Tragisnya lagi, vaksin itu kemudian dijual ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

Maka melalui tragedi Flu Burung ini, kesadaran baru muncul pada benak Supari. Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Kesehatan, Supari mulai mengambil kebijakan melarang pengiriman virus Influenza kepada WHO. Karena Supari menaruh kecurigaan terhadap skema GISN(Global Influenza Surveilance Network) yang dijadikan dalih WHO untuk memaksa semua negara anggota WHO untuk mengirim viru influenza kepada organisasi kesehatan dunia tersebut.

Masak iya, 110 negara di dunia yang mempunyai kasus influenza biasa (seasonal flu) harus mengirimkan specimen virus secara sukarela, tanpa protes sama sekali. Betapa tidak. Virus yang diterima GISN sebagai wild virus menjadi milik GISN. Dan kemudian diproses untuk risk assessment dan riset para pakar. Disamping itu juga diproses menjadi seed virus. Dan dari seed virus dapat dibuat suatu vaksin, di mana setelah menjadi vaksin, didistribusikan ke seluruh dunia secara komersial. Alangkah tidak adilnya, begitu menurut pikiran wanita kelahiran Solo, Jawa Tengah tersebut.

Selain gusar mengapa tak ada satupun negara, termasuk Indonesia, yang berani protes atas aturan yang tidak adil tersebut, alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada tersebut juga mulai mencurigai adanya konspirasi internasional di balik Flu Burung tersebut. Siapakah sesungguhnya yang memperdagangkan virus seasonal flu? Negara-negara penderita mengirimkan virus dengan sukarela ke GISN-nya WHO, tetapi mengapa kemudian tiba-tiba perusahaan pembuat virus memproduksinya? Dimana mulai diperdagangkan.

Dan ini yang paling penting: Ada hubungan apa antara WHO, GISN dan perusahaan pembuat vaksin? Pokoknya  ada yang tidak beres lah.
Karena belakangan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini tahu, bahwa Flu Burung yang berasal dari virus jenis H5N1, WHO juga menerapkan peraturan yang  sama. Artinya, negara-negara yang diterjang penyakit Flu Burung, maka harus menyerahkan virus H5N1 ke WHO CC. Tapi setelah itu? Negara pengirim tidak pernah tahu, untuk apa dan diapakah virus tersebut. Dan dikirim kemana virus tersebut?

“Apakah akan dibuat vaksin atau bahkan jangan-jangan akan diproses menjadi senjata biologis? Kepada siapa saya harus bertanya? Apa hak dari si pengirim virus yang biasanya adalah negara yang sedang berkembang dan negara miskin. Begitulah kegusaran Supari sebagaiman terdokumentasi dalam buku karyanya bertajuk “Saatnya Dunia Berubah.”

Sederet pertanyaan yang berada di benaknya, mendorong Supari meminta pendapat Sangkot Marzuki, memang ahlinya untuk menjawab soal ini. Menurut Marzuki, ternyata para ilmuwan di dunia tidak semuanya bisa mengakses data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO CC, yang entah bagaimana ceritanya, kok bisa-bisanya disimpan di Los Alamos National Laboratory di New Mexico.

Terungka bahwa selama ini data sequencing H5N1 yang kita kirim ke WHO hanya dikuasai oleh ilmuwan-ilmuwan di Los Alamos National Laboratory, yang jumlahnya hanya sedikit, barangkali hanya sekitar 15 grup peneliti.  Yang menariknya lagi, 4 dari 15 on berasal dari WHO CC, dan sisanya entah berasal dari mana.

Barang tentu, fakta ini bikin Supari Shock. Karena laboratorium Los Alamos ini berada dalam kendali Kementerian Energi, Amerika Serikat. Dan di Los Alamos inilah, dulu pada saat Perang Dunia II sedang panas-panasnya, di Laboratorium inilah dirancang Bom Atom untuk mengebom Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945.

Tentu saja ketertutupan informasi dan ketidakmampuan pihak luar untuk mengakses apa yang terjadi di Alamos, bisa berbahaya sekali. Karena masyarakat tidak tahu apakah virus H5N1 itu akan dibiuat vaksin, atau jangan-jangan malah dibiuat senjata kimia. Sepenuhnya tergantung mereka-mereka yang berwenang mengendalikan Los Alamos seperti Kementerian Energi dan Kementerian Pertahanan (Pentagon).

Setelah memahami sepenuhnya konteks sesungguhnya dari apa yang mencuat di balik penyebaran Flu Burung tersebut, Supari sejak itu bertekad untuk membebaskan ketertutupan infomasi ilmiah tersebut. Maka dengan bantuan dari Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia(AIPI), Supari dengan didampingi oleh Sangkot Marzuki, kemudian memutuskan untuk mentransparankan data sequencing  DNA virus H5N1 untuk perkembangan ilmu pengetahuan agar tidak dimonopoli oleh sekelompok Ilmuwan saja.

Langkah berikutnya, Supari melayangkan surat kepada WHO agar Indonesia, tentunya melalui Kementerian Kesehatan, agar dapat diberikan data sequencing  virus yang sempat menerjang Tanah Karo, Sumatera Utara,  beberapa waktu lalu. Dan rupanya WHO untuk soal ini menangapi positif. Tak lama kemudian, WHO mengirim data sequencing virus Tanah Karo.

“Maka sejak saat itu, 8 Agustus 2006, sejarah dunia mencatat bahwa Indonesia mengawali ketransparanan data sequencing DNA virus H5N1 yang sedang melanda dunia. Yakni dengan cara mengirim data yang tadinya disimpan di WHO, dikirim pula ke Gene Bank,” begitu penegasan penuh semangat dari Supari lewat bukunya.

Kembali ke soal Alamos, ada yang aneh dan misterius. Tak lama setelah Supari menuntut data virus Tanah Karo, laboratorium Los Alamos sudah ditutup dan tidak ada lagi. Menurut kabar yang santer terdengar, penyimpanan data sequencingnya dipindahkan ke dua tempat. Yaitu GISAID dan sebagian ke BHS atau Bio Health Security, suatu lembaga penelitian senjata biologi yang berada di bawah Kementerian Pertahanan Amerika di Pentagon.

Mengerikan  bukan? Karena itu berarti 58 virus H5N1 Indonesia juga tersimpan di sana. Bagaimana WHO CC mengirimkan data sequencing DNA ke Los Alamos.

Inilah yang mendasari kebijakan Menteri Kesehatan Supari untuk menolak mengirim virus Influenza, dan khususnya H5N1 kepada WHO. Dan sini pula keanehan baru segera terungkap.

“Mengapa yang saya tuntut WHO, kok kemudian yang berhadapan dengan kita adalah negara adidaya Amerika Serikat? Tadinya saya heran. Tapi sekarang tidak heran lagi,” tutur Supari.

Dalam analisis Supari, skenarionya kemungkinannya seperti ini: Virus dari affected countries (negara yang tertular) dikirim ke WHO CC melalui mekanisme GISN. Tetapi keluarnya dari WHO CC ke Los Alamos melalui mekanisme yang semua orang tidak tahu.

Dan di WHO CC, virus diproses untuk dijadikan seed virus dan kemudian diberikan ke perusahaan vaksin untuk dibuat vaksin. Namun ada kemungkinan yang jauh lebih mengkahwatirkan: Karena bisa jadi virus tersebut digunakan sebagai bahan untuk membuat senjata kimia/senjata biologis.

Atas dasar fakta-fakta tersebut, Supari dalam kapasitas sebagai Menteri Kesehatan, sejak 20 Desember 2006, memutuskan untuk menghentikan pengiriman specimen virus Flu Burung dari Indonesia ke WHO CC, selama mekanismenya masih mengikuti GISN.

Menurut Supari, mekanisme GISN yang imperialistik tersebut harus dirubah menjadi mekanisme yang adil dan transparan, sehingga negara-negara penderita yang notabene negara berkembang dan miskin, tidak dirugikan seperti sekarang ini.

Maka sejak saat itu pula, gerakan Supari tidak sebatas menyatakan sikap dan pendirian pemerintah terhadap WHO, melainkan melangkah lebih jauh lagi, menggalang dukungan internasional untuk memperjuangkan agendanya tersebut. Berjuang melawan Ketidakadilan WHO.

Perlawanan Supari terhadap WHO, rupanya benar-benar menggetarkan pusat urat syaraf (nerve center) WHO dan berbagai komponen strategis AS yang berada di belakang WHO. Sehingga WHO kemudian menurunkan David Heymann, Asisten Direktur Jenderal WHO yang menangani Flu  Burung, untuk mendesak agar Indonesia tetap mengirimkan seasonal vaccine yang menurut Heymannn Indonesia tidak butuh-butuh amat.

Selanjutnya Heymann juga mendesak Menteri Kesehatan agar Indonesia patuh dengan menyetujui dan mengikuti mekanisme GISN dalam mengumpulkan virus H5N1. Dia menjanjikan akan membantu kebutuhan dana dan bantuan teknis kepada Indonesia, asalkan tunduk dan patuh pada mekanisme GISN WHO.

Singkat cerita, Supari dengan tegas menolak, dengan alasan Indonesia sekarang punya agenda sendiri yang berada di luar skema WHO, apalagi yang mengacu pada mekanisme GISN. Karena WHO dalam pandangannya ada kepentingan terselubung di dalamnya.

Maka, pada Sidang World Health Assembly(WHA) Mei 2007, Supari mulai meluaskan gerakannya melawan WHO secara internasional. Dalam Sidang WHA-60 di Komisi A, delegasi Indonesia mengajukan draf resolusi berjudul: Responsible Practices for Sharing Avian Inflluenza Viruses and Resulting Benefits.

Dan hasilnya cukup menakjubkan. Resolusi Indonesia didukung 23 negara co sponsor: Iran, Korea Utara, Vietnam, Irak, Kuba, Palestina, Saudi Arabia, Malaysia, Kamboja, Timor-Leste, Sudan, Myanmar, Maldives, Peru, Brunei Darussalam, Algeria, Qatar, Laos, Solomon Islands, Bhutan, Kuwait, Bolivia, dan Pakistan.

Amerika Serikat, melalui draft resolusinya mengajukan judul: Mechanisme to Promote Access to Influenza Pandemic Vacvine Production, kemudian berbenturan head to head dengan Indonesia.

Namun akhirnya Indonesia menang, berkat dukungan 24  negara-negara anggota WHO, mekanisme virus sharing menurut GISN WHO dinyatakan tidak berlaku lagi.

Maka, dengan dukungan 24 negara, Indonesia tercatat sejarah akhirnya mampu mengajukan perobahan mekanisme atau aturan dari organisasi global sekelas WHO. Aturan GISN-WHO yang sudah mapan selama 50 tahun dan mengandung aroma ketidakadilan, dan merugikan negara-negara berkembang, akhirnya berhasil direformasi berkat kepeloporan Indonesia.  ***

Wednesday, October 26, 2016

Kapal Induk Rusia di Suriah Cemaskan Israel

Indonesian Free Press -- Israel dikabarkan 'ketar-ketir' dengan kehadiran kapal induk Rusia di lepas pantai Suriah. Kehadiran kapal induk Admiral Kuznetsov akan membuat Israel semakin mengalami kesulitan melakukan operasi militer di Suriah, baik secara terbuka maupun diam-diam.

Sejak kedatangan militer Rusia di Suriah, Israel harus mendapatkan 'ijin' dari Rusia sebelum menerbangkan pesawat-pesawatnya di atas Suriah dan Lebanon, dan hal ini tentu sangat menjengkelkan Israel yang sebelumnya leluasa melancarkan operasi militer di sana. Dan  kedatangan Admiral Kuznetsov akan membuat 'ijin' itu semakin rumit.

Seperti dilaporkan situs Algemeiner.com, 21 Oktober lalu, para pejabat keamanan Israel mengungkapkan kecemasannya terhadap kedatangan kapal induk Rusia yang diperkirakan akan tiba di lepas pantai Suriah pada akhir pekan ini atau awal pekan depan. Admiral Kuznetsov dan sejumlah armada pendukungnya kini tengah berlayar di Samudra Atlantik sebelum melintasi Gibraltar dan memasuki Laut Mediterania. Armada ini dikirim Rusia untuk memperkuat militer Rusia di Suriah paska gagalnya gencatan senjata yang digagas Rusia dan Amerika.

Dalam beberapa tahun terakhir Israel leluasa melancarkan serangan udara diam-diam ke Suriah atau Lebanon untuk mencegah pengiriman senjata-senjata canggih Iran kepada kelompok Hizbollah. Bahkan, setelah kehadiran militer Rusia dengan sistem pertahanan udara canggihnya sejak September 2015 lalu, Israel masih 'bisa' melakukan serangan udara ke Suriah, diduga setelah mendapatkan ijin rahasia dari Rusia.

Namun sejak kegagalan gencatan senjata dan situasi di Suriah semakin memanas dengan ancaman konfrontasi langsung antara Amerika dan Rusia, Rusia dikabarkan telah menutup wilayah udara Suriah bagi Israel.

Pada hari Jumat (21 Oktober) Admiral Kuznetsov terlihat melintasi lepas pantai Inggris. Sejumlah laporan menyebutkan kapal dengan 2000 awak yang mengangkut puluhan pesawat tempur dan helikopter ini akan mencapai Suriah dalam waktu seminggu. Rusia sendiri telah menempatkan sejumlah besar kapal perang di lepas pantai Suriah, tiga di antaranya dikirim segera setelah kegagalan gencatan senjata akhir bulan lalu. Di antara kapal perang tersebut dilengkapi dengan sistem pertahanan udara S-300 yang ditakuti Amerika dan Israel.

Pada saat yang sama koordinasi antara Rusia dan Israel untuk mencegah konfrontasi langsung di Suriah telah hancur. Pada bulan Juli lalu, misalnya, dikabarkan Israel mencoba menembak jatuh drone Rusia yang memasuki wilayah Israel. Israel dikabarkan juga telah kehilangan sebuah pesawat tempurnya setelah ditembak rudal Rusia, meski tidak ada konfirmasi mengenai hal ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah empat kali bertemu Presiden Rusia Vladmir Putin sejak Rusia terjun ke Suriah, salah satu tujuannya untuk menghindari kesalah-fahaman antara kedua negara di Suriah.(ca)

Tuesday, October 25, 2016

Trump dan Hillary Buruk, Tapi Hillary Paling Buruk

Indonesian Free Press -- Kandidat Presiden Amerika dari Republik, Donald Trump, memang buruk. Jauh sebelum kontroversi Trump muncul di media massa dan media sosial akhir-akhir ini terkait pencalonannya sebagai Capres Amerika, blog ini sudah memberitakannya (Silakan lihat di sini). Namun Hillary Clinton adalah yang terburuk di antara kedua capres Amerika saat ini.

Yang pertama adalah, Hillary Clinton telah menunjukkan kapasitasnya yang buruk sebagai pejabat publik Amerika, yang tidak pernah dipegang oleh Donald Trump. Sebagai Menteri Luar Negeri Amerika ia bertanggungjawab atas tragedi yang melanda Libya sejak tahun 2010 hingga saat ini, ketika ia mendukung invasi NATO dan koalisi Arab ke Libya. Ia juga turut bertanggungjawab dengan mendukung pemberontakan di Suriah yang menghancur-leburkan negara ini. Yang paling nyata adalah ketika Hillary, sebagai Menlu Amerika, mengabaikan rekomendasi Konperensi Internasional untuk Suriah tahun 2012, sehingga perang terus berkobar sampai saat ini.

Ketika diminati komentarnya atas kematian pemimpin Libya Moammar Khadafi, dengan tertawa ia mengatakan, "Kita datang, kita melihat, dan ia (Khadafi) pun mati!" Padahal apa yang terjadi atas Khadafi adalah sebuah tragedi dalam peradaban modern yang seharusnya lebih maju. Ia ditangkap dan disiksa beramai-ramai dengan keji sebelum ditembak kepalanya. Semuanya dilakukan di depan publik, tanpa proses pengadilan.

Ia juga mengaku terlibat dalam konspirasi membentuk kelompok teroris ISIS. Namun, yang paling membahayakan adalah dukungannya secara terbuka untuk menyerang Rusia dan Iran dengan nuklir, ketika dalam sebuah wawancara televisi akhir tahun lalu, ia mengatakan bahwa pilihan menyerang Rusia dan Iran dengan senjata nuklir tidak boleh dikesampingkan. Pernyataan ini bahkan membuat hadirin yang menyaksikan wawancara, terkejut. Bagaimana mungkin, ada orang yang secara terbuka mengancam untuk meluncurkan bom nuklir dan tanpa penyesalan sedikitpun.

Dan kini orang inilah yang menjadi kandidat terkuat presiden Amerika mendatang. Meski Trump secara mengejutkan berhasil meraih simpati luas publik Amerika yang sudah bosan dengan 'kemapanan yang menghancurkan' Amerika selama ini, penguasa di balik layar, yaitu para pemilik modal yahudi, berusaha sekuat tenagan untuk menjegal Trump. Dimulai dengan membeli semua media-media, mulai dari media-media massa mapan hingga media-media 'independent' seperti Counterpunch, Democracy Now, hingga Veterans Today.
Ya, bahkan Veterans Today yang selama ini dikenal anti-kemapanan, nasionalis, secara terang-terangan memberikan dukungan kepada Hillary dan memusuhi Trump, dengan mengabaikan kaidah-kaidah jurnalisme yang independen. Tapi itu semua tidak bisa menyembunyikan keburukan-keburukan Hillary yang terlalu banyak dan vulgar, sehingga Veterans Today pun akhirnya Senin kemarin (24 Oktober) memuat artikel anti-Hillary berjudul 'Clinton Crime Family – Two systems of justice'. Terlalu vulgar membela Hillary tentu akan menghancurkan reputasi Veterans Today sendiri, dan ini tentu menjadi pertimbangan para editornya.

Hillary juga tidak memiliki kualifikasi moral untuk menjadi seorang pejabat, apalagi sebagai Presiden Amerika mendatang. Ia diketahui luas terlibat dalam skandal kriminal yang melibatkan firma hukum yang didirikannya di negara bagian Arkansas, ketika ia masih tinggal di sana bersama suaminya, Bill Clinton. Ia terlibat dalam skandal penggunaan e-mail resmi Departemen Luar Negeri untuk urusan pribadi, sehingga terjadi kebocoran-kebocoran informasi rahasia negara ke publik.

Hillary dikenal memiliki kebiasaan mengucapkan umpatan-umpatan kasar seperti 'fuck', 'dick', 'cocksucker', 'goddamned', sehingga mantan Dubes Inggris untuk Amerika Sir Christoper Meyer berkata:

"Jika rakyat Amerika berhenti membenci Hillary, maka kita semua dalam bahaya."

Dalam buku 'Inside the White House', Ronald Kessler menulis beberapa perkataan kotor Hillary:

"Ayolah Bill (Clinton), bawalah kemaluanmu pergi! Kamu tidak boleh menidurinya di sini!", ketika ia melihat suaminya tengah bercanda dengan seorang wanita muda di kantornya.

“Di manakah bendera sialan itu? Saya ingin ada bendera sialan setiap pagi sialan, pada saat fajar sialan menyingsing!"

Pada sisi lain, Trump secara terbuka memuji Presiden Rusia Vladimir Putin, juga membela Bashar al Assad serta Iran yang telah memerangi ISIS.

"Saya sama sekali tidak suka Assad, namun Assad membunuh ISIS. Rusia dan Iran juga memerangi ISIS," kata Trump dalam debat capres kedua beberapa waktu lalu.

Dengan kepemimpinan Amerika di tangan Trump, tentu dunia masih bisa berharap terjadinya perdamaian di Suriah dan tereliminirnya kelompok-kelompok teroris wahabi ISIS, Al Qaida, Al Nusra, Boko Haram dan sebagainya.(ca)

Monday, October 24, 2016

Pencalonan Agus untuk Selamatkan Ahok?

Indonesian Free Press -- Saya (blogger) sudah mencurigai hal ini sejak nama Agus Yudhoyono diumumkan menjadi calon gubernur DKI beberapa waktu lalu.

Kecurigaan saya dilandasi pada fakta bahwa Agus relatif sangat mudah muncul ke permukaan sebagai calon gubernur yang strategis. Tanpa banyak cincong, tiga partai pendukung Jokowi, yang secara teknis mustinya juga pendukung calon gubernur incumbent Ahok, yaitu PPP, PKB dan PAN, secara instan mendukung pencalonan Agus yang diajukan oleh pemimpin Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ditambah 'fakta' bahwa SBY adalah agen neoliberalisme, membuat saya langsung berfikir bahwa 'kepentingan penguasa global' atau New World Order (NWO) berada di balik itu semua.

Tujuannya adalah satu, yaitu menjegal calon gubernur yang diusung Prabowo Subianto, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno, sekaligus menggoalkan Ahok sebagai gubernur DKI. Selama ini terdapat dua kutub di antara calon pemilih, yaitu pendukung dan anti-Ahok. Jika kandidatnya hanya dua, maka seluruh pemilih anti-Ahok menjatuhkan pilihan pada lawan Ahok sehingga peluang Ahok sangat kecil untuk menang. Dengan adanya calon ketiga, maka suara anti-Ahok akan terbelah sehingga akan menguntungkan Ahok.

Ini adalah agenda NWO sebagai batu loncatan untuk mendudukkan seorang non-Muslim sebagai penguasa negeri ini. Dengan duduknya seorang non-Muslim sebagai pemimpin akan membuat Indonesia terus-menerus dilanda ketegangan sektarian yang akan melemahkan Indonesia sehingga tanpa daya terus menjadi 'sapi perahan' kepentingan asing. Tidak beda apakah itu Amerika ataupun Cina, karena keduanya juga agen-agen kepentingan NWO.(ca)

Berikut adalah copasan status akun Gossip Inteligen di Facebook.

--------

Harianindo, Jakarta – Skenario Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tetap menjadi DKI 1 untuk periode kedua, semakin terbuka lebar.

Manuver Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengorbankan puteranya Agus menjadi calon gubernur DKI 1 adalah jawabannya. Banyak pihak yang mengira, jika penunjukkan Agus sebagai Cagub DKI, adalah taktik jitu SBY. Benarkah seperti itu?

Dalam kacamata intelijen, taktik yang dilakukan SBY itu justru bermakna sebaliknya. SBY justru rela berkorban demi mewujudkan skenario Jokowi yang tetap menginginkan Ahok di DKI.

Pasca ‘tour de java’ yang dihancur-leburkan oleh Jokowi lewat geleng-geleng kepala di Hambalang, SBY akhirnya sadar bahwa tinggal menunggu waktu, peluru Jokowi akan ditembakkan kepadanya.

Dan ini sangat ditakuti oleh SBY. SBY sangat ketakutan jika citranya di masa tuanya menjadi hancur.

Selama 10 tahun pemerintahannya, SBY tidak lepas dari bau busuk korupsi.

Kasus Hambalang yang menyeret elit Demokrat adalah contohnya. Kasus Century yang tiada ujung adalah bukti tersembunyi.

Keterlibatan keluarga Cikeas dalam kasus Century, terutama Ibas, akan semakin benderang jika Jokowi memberi lampu hijau kepada KPK. Namun, Jokowi tidak melakukan hal itu. Mengapa? Ada konsensi politik untuk saling melindungi di antara mantan Presiden.

Selain itu, selama 10 tahun SBY memerintah, KPK tidak pernah mendapat lampu hijau dari SBY untuk memeriksa mantan Presiden Megawati terkait kasus mega triliun BLBI. Kendati Abraham Samad, ketua KPK paling fenomenal, ngotot untuk memeriksa Mega, namun SBY melakukan segala cara untuk menghalanginya.

Seperti itulah sejarahnya. Meski Mega-SBY saling dendam selama 10 tahun, namun SBY tetap bersih kukuh agar KPK jangan sampai memeriksa Mega. Alasannya ia mantan Presiden. SBY sadar, bahwa akan tiba saatnya, ia juga menjadi mantan Presiden.***

Rudal "Setan 2" Rusia yang Bisa Hancurkan Area Seukuran Texas

Rudal "Setan 2" Rusia yang Bisa Hancurkan Area Seukuran Texas
Rusia memperkenalkan senjata nuklir pembunuh baru yang dikenal dengan nama rudal RS-28 Sarmat  atau dikenal sebagai rudal “Setan 2”. Senjata nuklir baru Rusia yang menakut-nakuti Barat ini diklaim bisa menghancurkan area seukuran Texas, Amerika Serikat (AS) maupun Prancis hanya dengan serangan tunggal.

Klaim itu dilaporkan media Inggris, Daily Mirror, dalam laporan yang mengutip ahli senjata militer, Senin (24/10/2016) malam.

Pemerintah Presiden Vladimir Putin hendak mempekenalkan rudal “Setan 2” ini untuk menggantikan rudal “SS-18 Satan” atau dikenal sebagai rudal “Setan 1”. Senjata super-nuklir Rusia ini akan jadi penghuni baru gudang senjata nuklir Topol.

Gambar senjata berbahaya Rusia tersebut telah dipublikasikan secara online oleh Makeyev Rocket Design Bureau. Dalam gambar itu, rudal “Setan 2” atau “Satan 2” dikemas dengan 16 hulu ledak nuklir.

Kenalkan Rudal Setan 2 Rusia yang Bisa Hancurkan Area Seukuran Texas

Senjata itu rencananya akan diluncurkan ke publik pada 2018. Rudal “Setan 2” diklaim akan membuat bom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki terlihat seperti “popguns”.

Dalam publikasi gambar rudal “Setan 2” secara online, ada pesan tertulis yang sisipkan di samping gambar. ”Sesuai dengan Keputusan Pemerintah Rusia ‘On the State Defense Order for 2010 and the planning period 2012-2013’ Makeyev Rocket Design Bureau diperintahkan untuk memulai desain dan pengembangan pada Sarmat,” bunyi pesan itu.

”Pada bulan Juni 2011, Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani kontrak negara untuk pembangunan (rudal) Sarmat ini,” lanjut pesan itu.

”Para calon sistem rudal strategis yang sedang dikembangkan untuk menciptakan penangkal nuklir terjamin dan efektif untuk pasukan strategis Rusia,” imbuh pesan dari Makeyev Rocket Design Bureau.

Peluncuran gambar rudal berbahaya Rusia ini terjadi di saat ketegangan antara Moskow dan Washington sedang memanas. Sejumlah pihak, termasuk mantan pejabat Kementerian Pertahanan Rusia bahkan menyebut Rusia dan AS sudah memasuki era Perang Dingin baru. - Sindo

NEGARA YANG SALAH, BUKAN PAK HARTO...!!!

Indonesian Free Press -- Pengantar blogger:

Dalam sejarah pembangunan Indonesia paska kemerdekaan, Indonesia memiliki dua 'yurisprudensi', yaitu model Soekarno dan model Soeharto.

Perlu diketahui bahwa Soekarno menganut prinsip non-kooperatif dengan modal asing. Dengan slogannya yang terkenal 'go to hell with your aids', Soekarno bahkan rela menolak tawaran menggiurkan Amerika untuk membuka lebih luas pasar mobil di Indonesia bagi mobil-mobil Amerika dengan imbalan pembangunan jalan hot mix lintas Sumatra. Ironisnya, tidak lama kemudian Soekarno justru membuka pasar mobil Indonesia untuk Jepang setelah Soekarno menemui para pemimpin Jepang dan mendapat 'hadiah' seorang geisha yang kemudian diperistrinya dan diganti namanya menjadi Ratnasari Dewi.

Soekarno juga terkenal dengan pernyataannya bahwa kekayaan alam Indonesia hanya akan dioleh oleh putra-putri Indonesia sendiri setelah mereka mampu.

Sebaliknya, Soeharto sebaliknya memilih kooperatif dengan mengundang modal asing untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia, dengan langkah strategisnya yang terkenal dengan mengeluarkan UU PMA tahun 1969. Salah satu implementasi dari UU ini yang penting adalah perluasan ijin eksploitasi emas (ijin awalnya sudah diberikan Soekarno) di Papua selama 30 tahun.

Dengan alasan masing-masing, faktanya adalah model Pak Harto-lah yang berhasil mengangkat Indonesia dari keterpurukan ekonomi dan tumbuh menjadi kekuatan ekonomi yang disegani di dunia internasional.

Perbedaan model kepemimpinan kedua pemimpin tersebut bisa dianalogikakan dengan seorang petani miskin yang memiliki tanah subur yang luas. Soekarno adalah petani yang 'idealis' yang tidak mau berbagi dengan tetangganya yang kaya, sehingga sepanjang hidupnya tetap menjadi petani miskin. Sementara Soeharto mengajak tetangganya untuk turut mengolah tanahnya dengan imbalan bagi hasil. Akibatnya terjadi 'pertambahan nilai' dari tanah yang dalam konteks nasional terjadi pertumbuhan ekonomi, dan dalam jangka panjang terjadi peningkatan kesejahteraan.

Pada dekade 1990-an, ketika Soeharto menjadi lebih religius seiring dengan semakin tua usianya, beliau pun sadar untuk mengganti model ekonomi yang terlalu terbuka terhadap modal asing. Apalagi setelah melihat dampak kebijakan Paket Oktober 1993 yang dikeluarkan oleh menteri-menteri ekonomi Mafia Barkeley agen neo-liberalisme. Saat itu, di saat pertumbuhan ekonomi yang pesat karena dampak pembangunan infrastruktur yang digalakkan Soeharto, para menteri ekonomi itu justru menarik peredaran uang. Akibatnya ekonomi macet dan dunia usaha, terutama pengusaha kecil-menengah pribumi, mengalami kehancuran.

Maka Soeharto pun memecat para menteri agen neo-liberalisme dengan menteri-menteri baru yang lebih dipercayainya dan bukan sebagai agen neo-liberalisme asing, di antaranya Fuad Bawazier yang diangkat menjadi Menteri Keuangan. Soeharto juga telah memutuskan untuk tidak memperpanjang ijin eksploitasi emas Papua oleh Freeport. Dan karena itulah maka beliau dijatuhkan oleh gerakan 'Reformasi', yang semua pengamat politik internasional sepakat adalah gerakan yang didalangi oleh Amerika.

Berikut ini adalah tulisan penulis dan wartawan Bambang Tri di statusnya yang menarik di Facebook:

APAKAH PAK HARTO MEMBERIKAN PERINTAH LANGSUNG MEMBANTAI MASSA PKI ?
TIDAK ADA BUKTI UNTUK MENUDUH SEPERTI ITU, KECUALI KALAU KITA MAU MAIN SPEKULASI LAGI SEPERTI MENUDUH PAK HARTO DALANG G 30 S/PKI ?
ATAU SITUASI DI LAPANGAN MEMANG SUDAH PANAS KARENA PROVOKASI PKI SEBELUM G 30 S ?
ATAU SEMUA ITU TERPAKSA DILAKUKAN TENTARA UNTUK MENGEJAR AIDIT YANG BERLINDUNG DI TENGAH-TENGAH MASSA PKI SEBAGAI TAMENG PELARIAN-NYA?
ATAU MEMANG KEPUTUSAN POLITIK ANGKATAN DARAT SUDAH MENJADI DOKTRIN BARU UNTUK MENGEKSEKUSI SEBANYAK MUNGKIN ANGGOTA PKI YANG MEREKA YAKINI TERLIBAT SECARA TIDAK LANGSUNG DALAM PEMBANTAIAN PARA JENDERAL MEREKA ?
APAKAH PAK HARTO SEORANG BISA MENCEGAH BADAI PUTING BELIUNG YANG MEMBAYANGI DATANG-NYA PEMBANTAIAN MASSAL ITU ?
SEKALI LAGI PADA SAAT ITU PAK HARTO BUKAN-LAH SUPERMAN ATAU PENYIHIR YANG BISA MENGHENTIKAN KEMARAHAN RAKYAT PADA PERISTIWA 30 SEPTEMBER.
TIDAK JUGA BUNG KARNO DAN PAK NASUTION.
JUSTERU YANG BISA MENEBUS NYAWA CALON KORBAN PEMBANTAIAN ADALAH AIDIT DAN SELURUH PIMPINAN PUNCAK PKI, JIKA MEREKA BERANI MELAKUKAN APA YANG DILAKUKAN SUDISMAN DENGAN URAIAN TANGGUNGJAWAB-NYA DI DEPAN MAH MIL LUB…
“PKI tidak terlibat sebagai partai, tapi karena semua itu dilakukan oleh oknum-oknum PKI, maka saya sebagai pimpinan Partai MENGAMBIL OPER TANGGUNGJAWAB !”
ORANG SEPERTI SUDISMAN LAH YANG BISA MENCEGAH PEMBANTAIAN MASSAL JIKA KITA MELIHAT DARI SISI PKI-NYA.
Dari sisi militer, Pak Nasution dan dari sisi politik, Bung Karno.
PAK HARTO TERJEBAK DALAM SITUASI YANG MEMAKSA-NYA BERTINDAK SEPERTI APA YANG DIA LAKUKAN.
BUKAN PAK HARTO YANG SELALU GEMBAR-GEMBOR DENGAN BANGGA BAHWA PKI TELAH DIBANTAI, MELAINKAN PARA BAWAHAN PAK HARTO :
Sarwo Edhie bilang dia telah membantai 3 JUTA PKI.
Soemitro bilang bahwa 1 nyawa jenderal harus ditebus 100.000 nyawa PKI.
Herman Sarens Sudiro bilang pernah melindas 100 orang PKI dengan tank.
SUNGGUH MULUT BESAR YANG BISA MERUGIKAN PAK HARTO.
Anehnya ada penulis pasca Soeharto yang bernama Rum Aly, yang tergila-gila kepada angka SARWO EDHIE yang bombastis dan sukar dipercaya itu.
Oh Rum Aly …Rum Aly……….
Kalaupun iya (saya yakin tidak), memang Pak Harto aktor intelektual pembunuhan massal terhadap PKI, maka semua orang yang setuju dengan tindakan itu harus MENGAMBIL OPER TANGGUNG JAWAB…SEPERTI SUDISMAN.
PAR KONSTITUSI (BERDASARKAN KONSTITUSI) TINDAKAN PAK HARTO BISA DIBENARKAN, HUKUM-NYA DARURAT MILITER.
NEGARA BOLEH MELAKUKAN KEKERASAN ATAS PERINTAH KONSTITUSI.
YANG TIDAK BOLEH ADALAH MELAKUKAN PENYIKSAAN.
EKSEKUSI LANGSUNG DENGAN PELURU TAJAM BUKAN-LAH PENYIKSAAN.
PERSIS SEPERTI DALIL PARA PEMBELA PKI YANG MEYAKINI TIDAK TERJADI PENYIKSAAN DI LUBANG BUAYA.
Soal jumlah, PKI cuma membunuh 9 orang perwira AD, kok Pak Harto membalasnya dengan membunuh ribuan orang ?
Jawaban terbaik untuk itu adalah bahwa pembalasan itu sudah dipersiapkan ANGKATAN DARAT jauh sebelumnya dan Pak Harto hanya mengemban tugas pelaksanaan saja karena PERISTIWA G 30 S.
KALAUPUN PAK HARTO YANG TERBUNUH DAN YANI YANG SELAMAT, NASIB PKI TIDAK AKAN LEBIH BAIK.
Salah seorang Amerika yang mempunyai hubungan paling dekat
dengan Angkatan Darat Indonesia ialah George Benson, penasihat civic action untuk Angkatan Darat Indonesia.
Ia mempunyai hubungan pribadi yang erat dengan Yani dan banyak perwira dari SUAD.
Sebelum Benson kembali ke Amerika Serikat pada Juli 1965, ia mengadakan jamuan makan siang dengan Yani dan Parman.
Menurut Benson, Yani memberi jaminan kepadanya bahwa Angkatan Darat secara padu antikomunis.
Yani menjelaskan bahwa ia dan staf umumnya telah mengangkat 120
komandan batalyon di seluruh tanah air dan dalam pandangan mereka
semuanya bisa dipercaya. Menurut Benson, Yani juga mengatakan,

“Kami mempunyai senjata, dan kami tidak membolehkan senjata jatuh
ke tangan mereka [komunis]. Karenanya jika terjadi bentrokan, kami
akan membersihkan mereka semua.” (DPM, hal 273)

SOAL KELAPARAN MASSAL DI RUMAH-RUMAH TAHANAN, TIDAK HANYA MEREKA YANG MENGALAMI, SELURUH RAKYAT LAPAR KARENA KEBANGKRUTAN EKONOMI WARISAN BUNG KARNO.

SEPERTI DULU BUNG KARNO MENGEJEK PROPAGANDA ANGKATAN DARAT DENGAN KATA-KATA: SILET LAGI…SILET LAGI…dalam soal jumlah korban ini pun orang bisa mencibir ANGKA-ANGKA YANG TERLALU BESAR…
TIGA JUTA…TIGA JUTA…..DARI HONGKONG ?????????
BENGAWAN SOLO DAN SUNGAI BRANTAS DIPENUHI MAYAT PKI DAN MERAH OLEH DARAH MEREKA….
MANA FOTO-NYA…SATU LEMBAR SAJA…?????
KUBURAN MASSAL…KUBURAN MASSAL…MARI KITA BONGKAR DAN KITA HITUNG JUMLAH KEPALA-NYA….JANGAN CUMA DIBESAR-BESARKAN DI DEN HAAG SAJA !!!

Rakyat Rusia Telah Persiapkan Diri Hadapi Perang Nuklir

Indonesian Free Press -- Rusia adalah bangsa yang telah banyak mengalami peristiwa-peristiwa besar berupa peperangan dan bencana alam, ekonomi dan sosial. Hal ini membuat mereka memiliki cara tersendiri untuk menghadapi semua bencana.

Selama krisis ekonomi yang melanda Rusia paska runtuhnya regim Uni Sovyet dan negara dikuasai para bandit ekonomi dan pejabat korup, ribuan warga pindah ke Taiga untuk mencari 'keselamatan mistikal'. Lebih dari 3.000 pengikut sekte 'Christ Vissarion' masih berada di hutan-hutan Siberian menunggu datangnya kiamat.

Pada tahun 2012 banyak warga Rusia yang percaya dengan ramalan kiamat suku Maya. Untuk menghadapi kiamat itu, mereka pun ramai-ramai memborong vodka, korek api, dan lilin.

Warga Rusia menyebut bencana-bencana tersebut sebagai 'hari-hari gelap'. Namun, kebanyakan bencana-bencana itu terjadi tidak hanya dalam hitungan hari, namun tahun. Tahun-tahun Jerman menyerang Rusia selama Perang Dunia II, tahun dimana Napoleon juga menyerang Rusia di abad 19, tahun-tahun Rusia terlibat dalam Perang Dunia I dan disusul oleh Revolusi Bolshevik yang menelan puluhan juta warganya, hingga tahun-tahun penderitaan paska keruntuhan Uni Sovyet.

“Hidup saya adalah satu 'hari gelap' yang tidak pernah berakhir," kata Baba Zoya, wanita tua 82 tahun yang tinggal sendirian di Desa Bezvodnoye di wilayah Nizhny Novgorod.

“Pada beberapa musim dingin, ketika semua persendian dan tulang-tulang badan saya kesakitan, saya tidak punya energi untuk keluar membeli sepotong roti,” katanya kepada The Daily Beast, seperti dilansir Thetruthseeker.co.uk, kemarin (23 Oktober).

Ia masih mengingat dengan jelas ketika pada suatu hari di tahun 1940-an, para lelaki di desanya pergi untuk berperang dan mereka tidak pernah kembali.

“Saya berharap tidak ada lagi orang yang hidup dengan kenangan-kenangan pedih seperti ini," tambahnya.

Namun tampaknya harapan itu sia-sia belaka. Rusia kini tengah menghadapi salah satu krisis paling berbahaya yang mengamcam akan memberikan kehancuran paling besar dibandingkan bencana-bencana yang sudah pernah terjadi, yaitu perang nuklir.

Para menejer Zenit Arena, sebuah stadiun raksasa di St. Petersburg, baru-baru ini menerima surat dari Kementrian Kondisi Darurat yang meminta mereka segera membangun fasilitas-fasilitas penampungan pengungsi untuk kondisi perang. Stadiun yang tengah dibangun untuk ajang Piala Dunia 2018 itu terletak di luar kota, meski dalam situasi perang nuklir tidak bisa menghindari dari kehancuran.

Ini terjadi tidak lama setelah pemerintah menggelar simulasi besar-besaran penanganan bencana perang nuklir, yang melibatkan 40 juta orang di seluruh negeri. Dalam simulasi itu warga mendapatkan petunjuk untuk mencari tempat aman dalam perang nuklir. Demikian The Daily Beast menyebutkan.

"Ini adalah situasi ketegangan paling serius antara Moscow dan  Washington dalam beberapa dekade," kata Sergei Markov, anggota Civic Chamber, lembaga pemerintah yang berbasis di Moscow.

"Perang mungkin bakal terjadi sebelum pemilihan umum Amerika bulan November,” tambahnya.

Markov mengaku telah menimbun 200 kaleng daging untuk menghadapi perang, dan ia menyarankan semua warga Rusia melakukan hal yang sama.

Wakil Ketua Parlemen Vadim Dengin mengatakan bahwa dirinya tidak berharap perang akan benar-benar terjadi, karena hanya akan menghancurkan semua yang terlibat, termasuk Amerika sendiri.

"Para pemimpin Amerika juga harus sadar bahwa anak-anak mereka juga harus mencari tempat perlindungan, jika mereka benar-benar serius menyerang Rusia," katanya.

Minggu lalu pemerintah kota Perm, kota berpenduduk lebih dari sejuta jiwa di wilayah Ural, membangun sejumlah tempat penampungan yang diklaim sebagai tempat untuk 'para pekerja yang akan tetap bekerja selama perang'. Para pakar dari Kementrian Kondisi Darurat  telah memeriksa tempat-tempat penampungan itu untuk memastikan kelayakannya, baik dalam aspek kecukupan ruangan, ketersediaan obat-obatan dan cadangan makanan dan minuman.

Olga Romanova, ketua LSM Behind Bars, yang aktif membela hak-hak tahanan, mengatakan bahwa tidak ada harapan hidup bagi para tahanan dalam kondisi perang nuklir, dan semua orang telah menyadarinya.

"Tidak ada harapan hidup bagi para tahanan. Para tahanan Rusia akan tewas tertimbun, dan semua orang menyadarinya," kata Olga Romanova, kepada The Daily Beast.

Olga mengaku telah mengetahui dimana ia akan mencari bunker nuklir dan berapa menit rudal-rudal NATO akan mencapai Moskow.

“Jika NATO membom Moscow, saya akan berlari ke stasiun metro Taganka. Saya butuh 5 menit untuk berlari dari rumah saya ke tempat itu,” kata Romanova.

"Saya dan suami saya telah berdiskusis tentang hal ini dan memutuskan untuk membawa beberapa botol minuman dan passports,” tambahnya.(ca)

Pengamat Politik Muak Pada Kemunafikan Ahok dan Tim Buzzer-nya

Indonesian Free Press -- Pengamat politik INDRA J. PILIANG mengungkapkan kejijikannya atas kemunafikan Ahok dan tim buzzernya melalui akun Twitter-nya baru-baru ini, dengan mengungkap aliran dana pengembang yang ditengarai mengalir untuk pencitraan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahoax). Dana tersebut, menurut Pilliang juga mengalir ke tim buzzer Ahoax, berikut kicauan Pilliang:

"Terima anggaran ratusan trilyun dari korporasi2 raksasa atas nama Dana CSR itu adlh sembako politik yg sebenarnya di DKI Jkt."

"Ratusan trilyun dana2 korporasi Alibaba & Cheng Kuan Tai yg dipakai utk bangun fasilitas2 publik sdh jd sembako politik Jkt dlm 5 thn ini."


"Tak ada segobangnya itu nilai sembako Agus-Sylvi dibanding dana ratusan trilyun yg dipakai Ahoax utk bangun citra dirinya selama ini. NULL!"

"So? Tai kucing itu buzzer2 yg mempersoalkan sembako a.n. Agus-Sylvi, tp diam dg dana sembako ratusan trilyun korporasi u/ citra politik."

"Neh sembako pencitraan dana pengembang yg dipake o/ Ahoax. Jumlahnya trilyunan, boo abooo... Ginian yg mirip Romawi!"

"Jika gue beber angka2nya, mabok lu pade. Tmsk utk biayain relawan2 pengembangan & pengawasan rumah susun; itu dari korporasi lu, bidji!!!"
"Hayuk, main capture2an. Berapa trilyun dana pengembang reklamasi yg dipakai Ahoax sbg sembako CSR? Mudah kok."
"Pamer kolom2 yg sepenuhnya utk nyari uang recehan itu setidaknya meneguhkan betapa klpk salaharah ini bener2 intellectual decoy. Bidji!"

"Pindah jalur dari isu2 salaharah ke isu2 kota Jkt hanya demi uang dari pengembang itu bikin muntah selera intelektual gue. Mau gue bongkar?"

"Praktek kolomnis2 berbayar yg banting setir dari isu2 agama ke isu2 teknis pembangunan Jkt ini sudah memuakkan. Bau iklannya tajam. Bidji!"

"Ahoax bangun rumah susun," tulis lu di koran2 dg nada advertorial yg bau pesing. Itu kalimat SALAH. Yg ngebangun: pengembang. Dusta lu!!!"

"Dan ingat, nyari 1 Juta KTP itu juga bagian dari sembako politik. Lu kampanye setahun lbh utk jd Cagub DKI dg modal kumur2? Mual gue. Huex!"

"Sembako komputer ke KPU DKI itu lbh berbahay."

"Capture aja tuh isi TL seleb2 ngehe buzzer2 culun yg setahun lbh kampanye dini Ahoax, tmsk pake hadiah2 uang. Huex nggak sih? Bidji!"

"Nggak malu lu, kampanyein Ahoax setahun lbh pake hadiah ini itu, sembako ini itu, eh skrg persoalkan sembako Agus - Silvy? Lbh duluan siapa?"

"Yuuuk, laporin kampanye dini Ahoax dg bukti 1 Juta KTP ke Bawaslu dan ribuan foto selfie di mal2 punya pengembang di Twitterland. Dooor!!!"
"Scr etik dan moral, buzzer2 yg kampanyein Ahoax Ahoax Ahoax selama setahun ini, layak pindah warga negara ke zaman Romawi era Vincentius."

"Booth2 kampanyein Ahoax utk nyari KTP itu punya pengembang. Sembako murah meriah dari pengembang. Ngehe lu, kampange era Romawi! Bidji!"

"Lu kampanyein Ahoax sjk dini emang bukan dikasih dana sembako politik? Berani unjuk bidji, eh, rekening koran lu2 pade? Sok2an ngemeng etik!"

"Lagian, buzzer2 yg sok2 ngintelek itu bukan warga DKI Jkt kek gue. Kerja mrk sok peduli org2 Jkt, pd nyari honor2 double aja tuh."

"Syarat jd buzzer utama itu unjukin lu punya bidji, eh, KTP dulu dong. Itu baru jantan!"

"Satu2 gue bongkar kejahatan buzzer2 Ahoax selama ini. Nih Taman Amir Hamzah, dibangun Barito Pacific TBK. Bidji lu!!!"

"Udah, itu dulu. Ntar gue terusin. Gue byk waktu kok bongkar2 kejahatan intelektual buzzer2 Ahoax yg byk yg bukan warga DKI Jkt ini."

Sunday, October 23, 2016

Presiden Iran: Pemilu AS Tawarkan Calon Presiden yang Jelek dan Buruk

Presiden Iran: Pemilu AS Tawarkan Calon Presiden yang Jelek dan Buruk
Presiden Iran Hassan Rouhani turut memberikan komentar mengenai dua calon Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini. Rouhani menyebut, warga AS diberikan pilihan yang jelek dan buruk dalam pemilu kali ini.

Di mata Rouhani, Donald Trump ataupun Hillary Clinton sama buruknya. Dia juga menyebut debat capres AS yang berlangsung beberapa waktu lalu menunjukan bahwa kurangnya moralitas di AS.

"Amerika mengklaim memiliki lebih dari 200 tahun demokrasi, dan mereka telah melakukan 50 kali pemilihan Presiden, tapi tidak ada moralitas di negara itu," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung oleh televisi pemerintah.

"Anda melihat debat Presiden, bagaimana mereka berbicara , bagaimana mereka menuduh dan mengejek (satu sama lain)," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Minggu (23/10).

Rouhani mengatakan, beberapa kepala negara telah bertanya kepada dirinya mengenai dua capres AS, saat dia menghadiri Sidang Umum DK PBB. Dia mengatakan para kepala itu menanyakan mana yang lebih ia sukai, Hillary atau Trump, dan ia menjawab tidak ada.

"Saya lalu mengatakan, apakah saya harus harus memilih antara yang buruk dan lebih buruk atau lebih buruk dan buruk kepada mereka," tukasnya. - Sindo

Saturday, October 22, 2016

Jenderal Inggris: Perang Nuklir NATO vs Rusia Bisa Terjadi dalam Waktu Setahun

Jenderal Inggris: Perang Nuklir NATO vs Russia Bisa Terjadi dalam Waktu Setahun
Mantan wakil komandan tertinggi NATO di Eropa, Jenderal Sir Richard Shirreff dari Inggris, mengatakan bahwa cerita yang ia kisahkan dalam buku fiksinya tentang sebuah perang nuklir melawan Rusia pada tahun 2017, didasarkan pada sebuah skenario yang “sama sekali tidak mustahil”.

Jenderal Shirreff merupakan wakil komandan tertinggi aliansi militer barat NATO dari tahun 2011 hingga 2014. Ia menuturkan bahwa pengalamannya di NATO dalam mengadakan latihan-latihan perang yang didasarkan pada konflik-konflik yang mungkin terjadi di masa depan membantunya dalam menyusun cerita dalam bukunya.

Baca juga : 4 Sinyal Rusia Siap Perang Nuklir


Dalam skenario Shirreff, tahun depan Rusia akan menduduki Ukraina untuk mendapatkan akses darat ke Crimea, lalu akan menyerang 3 negara Eropa Timur yang merupakan anggota NATO. Menurut Shirreff, Rusia akan menganggap NATO lemah, selain terdorong oleh persepsi Rusia bahwa NATO berupaya untuk mengepung mereka.

“Kita harus menilai Presiden Putin berdararkan perbuatannya, bukan kata-katanya”, ujar pensiunan jenderal itu pada BBC.

“Dia telah menyerang Georgia, dia telah menyerang Crimea, dia telah menyerang Ukraina. Dia menggunakan kekerasan dan tetap lolos,” lanjutnya.


Baca juga : 3 Cara Selamat Saat Perang Nuklir, Perang Dunia 3 Terjadi

Penuturan Shirreff itu dibantah oleh Russia Today (RT), yang menjelaskan bahwa serangan Rusia ke Georgia pada tahun 2008 silam merupakan respon Rusia atas agresi Georgia terhadap wilayah Ossetia Selatan yang diawali pembunuhan terhadap beberapa tentara penjaga kedamaian dari Rusia yang ditempatkan di wilayah berkonflik itu. Pasukan Rusia lalu berhasil mengalahkan tentara Georgia yang dilatih oleh NATO dan kemudian menarik diri dari Ossetia Selatan yang kemudian diumumkan oleh Moskow sebagai negara merdeka setelah melepaskan diri dari Georgia.

Berkenaan dengan “agresi milter Rusia ke Ukraina” pada tahun 2014 lalu, RT menjelaskan bahwa Rusia mengerahkan tentaranya yang berada di pangkalan militer di Crimea secara legal setelah terjadinya sebuah kudeta bersenjata di ibukota Ukraina, Kiev. Dalam sebuah referendum, rakyat Crimea memilih untuk kembali bergabung dengan Rusia dan berpisah dari Ukraina.

Dalam kesepakatan NATO, seandainya salah satu anggota NATO menghadapi serangan militer, maka seluruh anggota NATO harus ikut serta membela anggotanya itu. Diantara anggota NATO yang memiliki militer yang kuat adalah Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Menurut Shirreff, Rusia akan mengerahkan senjata nuklirnya untuk menghadapi respon NATO. Menurutnya, “penggunaan senjata nuklir oleh Rusia merupakan bagian inti dari strategi militer mereka.”

Hal tersebut tampak mengabaikan fakta bahwa tiga negara NATO juga merupakan pemilik persenjataan nuklir dan masih membuka kemungkinan penggunaannya dalam sebuah konflik militer. Selain itu, hanya satu negara di dunia yang pernah menggunakan bom nuklir dalam konflik militer, yaitu Amerika Serikat, yang menjatuhkan 2 bom nuklir di Jepang terhadap target sipil di penghujung Perang Dunia Kedua. Kedua bom atom itu yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki membunuh setidaknya 129,000 rakyat sipil.

“Semangat” penghancuran target sipil juga tercerminkan dalam sebuah film produksi media resmi Inggris BBC, yang menggambarkan sebuah konflik antara Rusia dan anggota NATO, dimana digambarkan penasehat-penasehat militer mempertimbangkan untuk menghancurkan kota-kota besar di Rusia menggunakan rudal Trident.

3 Cara Selamat Saat Perang Nuklir, Perang Dunia 3 Terjadi

perang nuklir
Manusia telah lolos dari dua pertempuran global: Perang Dunia I dan Perang Dunia II - yang ditutup dengan tragedi mengerikan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

Penduduk Bumi juga sudah melalui periode Perang Dingin, ketika dua kekuatan adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersitegang satu sama lain, dengan Blok Barat dan Blok Timur-nya, selama 1947-1991.

Saat ini, horor kembali membayangi. Situasi di Suriah, Irak, juga Semenanjung Korea memicu dugaan perang dalam skala global bisa jadi terjadi. Turki bahkan memprediksi bahwa perebutan kota Mosul dari ISIS, jika berlanjut sampai Suriah, berpotensi jadi cikal bakal Perang Dunia III.

Sejumlah perkembangan dunia juga mengarah ke kondisi mengkhawatirkan: panggilan pulang Presiden Rusia Vladimir Putin kepada warganya di seluruh dunia, juga peremajaan persenjataan nuklir AS demi mengimbangi kekuatan Rusia -- yang baru saja menguji coba rudal nuklir awal pekan lalu lalu.

Terkait dengan 'sinyal-sinyal Perang Dunia III' itu, rupanya sudah diprediksi oleh para penggemar teori konspirasi. Menurut mereka, perang nuklir akan terjadi pada masa mendatang -- jadi yang terparah sejak bom atom dijatuhkan di Hiroshima pada Agustus 1945.

Kala itu, saat AS dan Uni Soviat Perang Dingin, tujuh negara lainnya membangun kekuatan nuklir: Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara.

Menurut Federation of American Scientists, ada 15.350 hulu nuklir di dunia ini pada 2016. Dari angka itu, 90 persennya milik AS dan Rusia.

Sementara, mereka yang optimistis berpendapat, perang dunia tak akan terjadi. Baik AS, Rusia, maupun China masih memiliki saluran diplomatik yang bisa diandalkan untuk mencapai kesepakatan. Berbeda dengan sebelumnya, ada 'kekuatan lain' yang juga mempengaruhi persepsi penduduk Bumi: internet.

Namun, kalau pun benar Perang Dunia III yang diwarnai adu senjata nuklir bakal terjadi, masih ada peluang untuk selamat. Ada sejumlah trik yang memaksimalkan kesempatan manusia untuk bisa tetap hidup. Apa saja?

Berikut 3 tipsnya, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Selasa (18/10/2016).


1. Lokasi Teraman

Karena kekuatan nuklir paling banyak dimiliki negara-negara di Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), maka tetap lah berada di bagian selatan ekuator (khatulistiwa).

Negara-negara seperti Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan dan Argentina memiliki temperatur yang tepat untuk menanam jenis tumbuhan yang bisa digunakan untuk bahan pangan. Dan mereka bukanlah target penyerangan.

Jika Anda warga Australia atau memutuskan untuk menjadi salah satu penduduknya, tempat terbaik di Benua Kanguru adalah Alice Spring. Lokasi itu dekat dengan fasilitas rahasia AS, di Pine Gap.

Menurut tulisan fiksi buku berjudul On The Beach yang ditulis Nevil Shute, Melbourne juga menjadi tempat aman. Jika benar perang nuklir pecah di Bumi bagian utara, ibukota negara bagian Victoria itu menjadi tempat terakhir radiasi menyebar.

Dan jika perang menyebar tanpa terkendali, pergilah ke Antarika. Di sana memang dingin, namun dengan bekal yang cukup serta shelter atau perlindungan, Anda bisa bertahan hidup selama beberapa bulan.


2. Bunker


Pemerintah AS telah mengeluarkan selebaran pada 2010 yang menyatakan siapapun warga yang berada di ground zero atau lokasi pertempuran nuklir bisa jadi tak punya kesempatan untuk selamat.

Jika kebetulan Anda berada beberapa kilometer dari lokasi ledakan nuklir, sinar terang yang terlihat bisa berarti tanda keberadaan gelombang kejut radiasi yang akan membunuh Anda dalam waktu cepat.

Seandainya Anda berada dalam kondisi itu, buka mulut Anda sehingga gendang telinga tak pecah. Mulailah berlari karena Anda masih memiliki peluang 10 hingga 15 menit untuk menyelamatkan diri dari radiasi.

Salah satu contoh bunker Nazi Jerman semasa Perang Dunia II. Bunker yang satu ini merupakan markas Pasukan Darat Jerman (OKH) di desa Mamerki, kawasan Masuria, Polandia. (Sumber Tomasz Waszczuk)

Jika Anda tahu di mana ada bunker, segera ke situ secepatnya. Tapi menurut para peneliti ada kemungkinan tempat seperti itu belum tentu aman.


3. Berlindung di Bawah Tanah


"Kita punya lebih dari senjata nuklir yang mampu menghancurkan dunia ini berkali-kali," kata Hillary Clinton pada tahun 2010 kala ia masih menjabat menjadi Menlu AS.

Namun, tak ada yang tahu apa arti dari 'menghapuskan kehidupan' atau menghancurkan Bumi. Namun, para ilmuan memprediksi, tak hanya kehancuran dan radiasi yang mengancam, asap besar yang muncul ledakan atomik mampu menutupi pancaran sinar matahari.

Akibatnya, akan terjadi perubahan cuaca mendadak yang terjadi selama beberapa waktu atau dikenal dengan musim dingin nuklir. Satu-satunya cara untuk selamat dari bencana itu adalah tinggal di bawah tanah. Sejumlah miliarder telah membangun bunker dengan segala kecanggihanya. Namun, efektivitasnya perlu dipertimbangkan

Sebegai contoh, Bikini Atol masih belum bisa ditinggali hingga 60 tahun setelah bom atom AS diujicobakan. Mungkin pembuat bunker perlu benar-benar menyusun strategi lebih mendalam lagi-- untuk memastikan tempat perlindungan itu bisa berfungsi semestinya. - Liputan6

Kapal Perang AS Masuk ke Laut China Selatan


Kapal Perang AS Masuk ke Laut China Selatan
Sebuah kapal perang perusak Amerika Serikat nekat patroli di dekat pulau-pulau yang diklaim oleh China di Laut China Selatan pada hari Jumat. Aksi kapal perang AS USS Decatur itu sebagai aksi menentang klaim China di Laut China Selatan.



Para pejabat AS mengatakan aksi kapal perang USS Decatur itu sebagai tindakan terbaru Washington terhadap China yang membatasi hak kebebasan navigasi di perairan strategis. Patroli berlangsung di dekat Kepulauan Paracel.

Patroli kapal perang USS Decatur itu pertama kali dilaporkan Reuters, Sabtu (22/10/2016). Kapal perang perusak itu sengaja patroli di dekat perairan yang diklaim oleh China, tapi tdak melebihi batas teritorial 12 mil laut dari pulau-pulau yang diklaim China.

Pentagon mengatakan kapal USS Decatur melakukan transit secara rutin tanpa pengawalan kapal dan tanpa insiden.

Baca juga : 3 Sinyal Perang Nuklir akan Segera Dimulai


Gedung Putih juga sudah mengkonfirmasi patroli kapal perang AS itu. ”Operasi ini menunjukkan bahwa negara-negara pantai mungkin tidak sah membatasi hak navigasi, kebebasan dan penggunaan yang sah di laut, bahwa AS dan semua negara berhak untuk latihan di bawah hukum internasional,” kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dalam sebuah jumpa pers.

Patroli kapal perang AS terbaru ini merupakan penentangan keempat Washington atas klaim maritim berlebihan oleh China di Laut China Selatan pada tahun lalu.

Sementara itu, Pemerintah China marah dan memprotes patroli kapal perang AS. Kementerian Pertahanan China menyebut patroli kapal perang AS itu sebagai tindakan ilegal dan provokatif.

Dalam sebuah pernyataan di situsnya, kementerian itu mengatakan dua kapal perang China telah memperingatkan kapal perang AS agar meninggalkan lokasi patroli. Militer China bersumpah akan meningkatkan patroli udara dan laut sesuai dengan kebutuhan.

Dua kapal China yang dikerahkan untuk memperingatkan kapal perang AS agar hengkang dari lokasi patroli adalah kapal perang Guangzhou dan Luoyang.

”Ini adalah perilaku ilegal yang serius, dan sengaja berperilaku provokatif. Kementerian Pertahanan China tegas menentang ini dan telah mengajukan pernyataan (protes) serius pada pihak AS,” bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan China. - Sindo

4 Sinyal Rusia Siap Perang Nuklir

4 Sinyal Rusia Siap Perang Nuklir
Ketegangan politik yang saat ini terjadi antara Amerika Serikat dengan Rusia membuat sejumlah orang khawatir akan pecahnya Perang Dunia III.

Hubungan dua negara superpower itu saat ini berada di titik paling rendah sejak Perang Dingin, menyusul pertentangan sikap antara pihak Gedung Putih dan Kremlin soal konflik Suriah.

Beberapa pihak menilai, sejumlah aktivitas yang terjadi di Rusia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa negara tersebut telah memberikan sinyal sedang bersiap-siap untuk perang.

Sejumlah kabar dan spekulasi pun membuat orang-orang khawatir akan ketegangan dua negara itu. Dikutip dari Washington Post, Minggu (16/10/2016) berikut empat kabar tentang yang dinilai sebagai persiapan perang Rusia serta analisis dan konfirmasi sejumlah pihak.


1. Tempat Penampungan Bom Baru


Sebuah poster yang terdapat di kota tetangga Moskow meminta para penduduknya menyumbang 500 rubel atau sekitar Rp 103 ribu untuk membangun sebuah penampungan bom baru. Menurut poster tersebut, Rusia diperkirakan akan mendapat serangan nuklir dari Amerika Serikat dan negara satelitnya.

Namun poster tersebut belum diketahui kebenarannya. Banyak orang menyebut hal itu sebagai hoax yang mungkin bertujuan untuk menipu pensiunan.


Baca juga : 3 Sinyal Perang Nuklir akan Segera Dimulai

2. Jatah Roti Darurat


Gubernur St. Petersburg Rusia disebut-sebut telah menyetujui rencana untuk memastikan ransum roti seberat 300 gram selama 20 hari untuk masing-masing 5 juta warga kota.

Namun hal tersebut dianggap tak lebih dari sebuah aksi publisitas. Komentator Rusia segera menangkap 'gema' dari Perang Dunia II ketika tentara Jerman menduduki sebuah kota--sekarang bernama Leningrad-- selama 900 hari.

"Itu dua kali lebih banyak dari jumlah ransum saat pengepungan Leningrad," ujar analis militer, Alexander Golts di Yezhednevny Zhurnal.

3. Merekrut Tentara Baru


Menurut sejumlah kabar, Pemerintah Rusia menyetujui amandemen undang-undang yang memungkinkan untuk menambah tentara dengan menandatangani cadangan dan veteran selama enam bulan kontrak berbayar.

Namun menurut Golts, hal tersebut tak serta merta menandakan bahwa Rusia bersiap untuk perang. Ia mengatakan, peraturan tersebut hanya terjadi dalam keadaan luar biasa, seperti menanggapi bencana alam atau gangguan dalam negeri.

Tapi dalam hal memelihara atau memulihkan perdamaian dan keamanan, bisa diartikan bahwa mereka melakukannya di suatu tempat di luar Rusia.

"Kemungkinan tidak dapat dikesampingkan bahwa Moskow sedang memikirkan operasi darat besar di Suriah," ujar Golts.

4. Pergerakan Misil


Rusia telah memindahkan misil berkemampuan nuklir ke Kaliningrad, wilayah yang berbatasan dengan negara-negara Baltik. Kabar tersebut sontak membuat sejumlah komentator khawatir akan terjadi perang nuklir.

Namun Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, salah satu misilnya dengan sengaja terpapar satelit mata-mata AS dan bahwa penyebarannya merupakan bagian dari pelatihan reguler.

Menteri Luar Negeri Lithuania, di mana negaranya berbatasan dengan Kaliningrad, menggambarkan langkah itu sebagai taktik negosiasi, meskipun bukan salah satu yang menyenangkan. - Liputan6