Friday, September 13, 2013

INI BUKAN TERORIS, IDIOT!

Apa hubungan aktor terkenal Hollywood Harrison Ford dengan terorisme?

Dahulu saya termasuk penggemar berat Horrison Ford. Sejak menyaksikan film pertama sekual "Indiana Jones", "Raiders of the Lost Ark" saya langsung menjadi penggemar setia film-filmnya. Sejak itu hampir semua film Ford tidak pernah saya tinggalkan: "The Temple of Doom", "Last Crusade", "Witness", "Fugitive", dan tentu saja "Clear and Present Danger".

Film terakhir itu sangat berarti bagi saya karena darinyalah timbul inspirasi untuk menulis sebuah opini, yang tanpa saya duga ternyata dimuat di harian Kompas. Padahal saat itu, tahun 1995 dan saya masih seorang mahasiswa, itulah tulisan pertama saya yang saya coba kirimkan ke media massa, dan menulis opini di Kompas dianggap sebagai salah satu capaian tertinggi intelektualisme di Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu dan saya kemudian menjadi terobsesi dengan "teori konspirasi", Harrison Ford saya masukkan ke dalam daftar tokoh-tokoh zionis yahudi. Yang pertama mengingatkan saya tentang hal ini adalah Philip Marlow, pengelola blog "Incogman.net" yang cukup dikenal di kalangan para "pencari kebenaran" di dunia maya. Saya pun menemukan kaitan sebagian besar film-film Harrison Ford dengan zionisme dan jehudaisme. Lihat saja film-film "Indiana Jones" yang selalu berkaitan dengan sejarah yahudi, mulai dari "tabut Nabi Sulaeman" hingga "perahu Nabi Nuh", selain propaganda legenda "holocoust". Dan tentu saja fakta bahwa Harrison Ford adalah salah seorang "anak emas Hollywood" yang sepenuhnya dikuasai orang-orang yahudi. Dalam satu film, untuk menunjukkan re-generasi "anak emas Hollywood", Harrison Ford dipasangkan dengan penggantinya, Bratt Pitt, sebagaimana dulu ia mewarisi gelar itu dari Sean Connery saat bermain bersama dalam film "The Last Crusade".

Maka ketika saya mendengar Harrison Ford bertingkah polah tidak sopan di kantor Menteri Kehutanan baru-baru ini, saya sangat sangat sangat tidak heran. Saya justru heran jika ada seorang zionis yang sopan, santun dan rendah hati. Dan ketika orang-orang "idiot" mencoba memperbaiki nama baik Harrison Ford dengan mengatakan: "Harrison Ford bermaksud memperbaiki AC yang mati di ruang tunggu Menteri Kehutanan," saya hanya tersenyum geli. Sejak kapan Harrison Ford menjadi tukang servis AC?

Mohon ma'af sebelumnya kalau ada yang menganggap saya seorang "rasis". Saya bukan anti-yahudi, namun saya anti zionisme dan anti terhadap kharakter watak orang-orang yahudi yang cenderung jahat. Saya menyadari sepenuhnya tidak semua orang yahudi jahat. Ada orang-orang seperti Gilad Atzmon yang pembela hak-hak Palestina, ada orang-orang yahudi Arab dan yahudi Persia (Iran) yang menolak pindah kewarganegaraan ke Israel dan memilih Arab dan Iran sebagai negerinya sendiri. Bahkan Nabi Muhammad S.A.W sendiri memperistri seorang wanita yahudi dan seorang nasrani.

Namun tidak bisa dibantah juga fakta yang sudah berumur ribuan tahun, yaitu bahwa mayoritas orang yahudi adalah sosok yang antagonis. Ada satu cerita tentang para pemandu wisata di Tibet yang bisa dengan mudah mengetahui wisatawan yang dipandunya berdarah yahudi atau tidak, yaitu dari kejorokan mereka dan pelitnya mereka memberi uang tip.

Lalu untuk apa Harrison Ford mau "repot-repot" menjadi pejuang lingkungan dan karenanya merasa berhak untuk memarahi Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan? Bukankah lebih baik ia ke Israel untuk memarahi perdana menteri Israel karena telah memerintahkan tentara-tentara dan pemukim ilegal yahudi Israel merusak ribuan pohon zaitun, cedar dan jeruk milik penduduk Palestina?

Kasus Harrison Ford ngamuk-ngamuk itu terjadi hampir bersamaan dengan "fenomena" penembakan polisi oleh "teroris". Seperti biasa, tidak lama setelah peristiwa penembakan-penembakan ini, media massa pun ramai memberitakannya seolah tidak ada peristiwa menarik lainnya, lengkap dengan bumbu analisis para pakar seperti Khaidir dan zionis lesbian Sidney Jones. Para pejabat dan politisi pun tidak ketinggalan ramai-ramai berkomentar soal peristiwa itu yang semuanya satu suara meski dengan logat bahasa berbeda-beda: menuduh teroris Islam sebagai pelakunya.


(Bersambung)

No comments:

Post a Comment