Friday, November 29, 2013

SEKILAS TENTANG KEJATUHAN SFEIRA

"Kubu Aliansi 14 Maret (pro-Amerika, Saudi dan Israel) telah gagal bertaruh sejak tahun 2005, dan kini kalian bertaruh dengan konflik Syria. Hari ini saya katakan bahwa taruhan Anda di Syria juga gagal" (Pemimpin Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah)

***

Sfeira adalah sebuah kota strategis yang berada di tenggara Aleppo. Setelah kejatuhan al Qusayr, kota strategis lain yang telah terlebih dahulu jatuh ke tangan pasukan pemerintah pertengahan tahun ini, para pemberontak berusaha mati-matian mempertahankan kota ini dari serangan pasukan pemerintah.

Semua kelompok pemberontak pun mengerahkan sebagian besar kekuatannya ke kota ini, karena pentingnya kedudukan kota ini. Padahal sebagian besar dari mereka tengah terlibat perselisihan serius dan saling bunuh di tempat-tempat lain. Ada kelompok-kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaida: Al Nusra Front, Islamic State of Iraq and the Levant (ISIS), dan Liwaa al -Islam, yang semuanya di bawah komando Zahran Allouche, komandan lapangan bagi Pangeran Bandar bin Sultan, sang "big boss" bagi kelompok-kelompok teroris dari Saudi. Ada juga pasukan Free Syrian Army dan milisi-milisi Ikhwanul Muslimin yang lebih dekat dengan Turki, Qatar, dan negara-negara barat.

Semua kelompok pemberontak ini memiliki keuntungan berupa jalur suplai yang terbuka lebar dari Turki, yang membanjiri Sfeira dengan ribuan mujahilin lengkap dengan senjata dan amunisi serta perbekalan logistik. Hal ini bisa dimengerti mengingat pentingnya kedudukan kota ini. Kota ini menjadi kontrol jalur transportasi ke kawasan tenggara Aleppo dan berlokasi tidak jauh dari Bandara Internasional Aleppo, pangkalan militer Koueirès, serta area Al-Bab yang mengontrol akses ke Aleppo.

Dengan posisi yang dimilikinya itu Sfeira menjadi titik krusial bagi perimbangan kekuatan antara pemerintah dan pemberontak di Provinsi Aleppo. Selain tersebut di atas, Sfeira menjadi jalur penghubung antara Provinsi Aleppo dengan kota-kota lain di Syria Timur, terutama Raqaa.

"Pembebasan" Sfeira oleh militer Syria yang berlangsung sukses awal November lalu dimulai beberapa minggu sebelumnya, setelah militer Syria berhasil membebaskan kota Khanasser dan sekitarnya yang memungkinkan pembukaan kembali jalur transportasi antara Hama dan Aleppo yang juga disebut "jalur gurun".

Kemajuan yang sangat cepat dari militer Syria menunjukkan kekuatan mereka yang mengejutkan tidak saja para pemberontak di lapangan, namun juga para pengamat militer dan politik. Namun kemajuan tersebut juga menunjukkan telah terjadinya "arus balik" yang sangat besar dalam perimbangan kekuatan antara para pemberontak dan pasukan pemerintah di lapangan. Arus balik mana terjadi setelah Amerika membatalkan rencana intervensi terhadap Syria. Sejak itu dukungan bagi para pemberontak dari Turki, Yordania, Qatar dan negara-negara barat pun merosot tajam. Dan di lapangan, rasa saling ketidak-percayaan pun semakin menjadi-jadi di antara para pemberontak.

Dengan kedudukan mereka yang semakin terdesak di berbagai medan perang di sekitar Damaskus dan Aleppo, secara efektif para pemberontak kini hanya menguasai kawasan pegunungan Qalamoun yang menghubungkan Syria dengan Lebanon. Dan seperti banyak peperangan lainnya dimana pihak-pihak yang terdesak memindahkan kekuatannya ke pegunungan, perang Qalamoun bakal menjadi episode terakhir konflik Syria.



REF:
"The fall of Sfeira"; Wassim Raad; VOLTAIRENET; 4 November 2013

No comments:

Post a Comment