Wednesday, October 31, 2012

DUKUNG SUDAN, IRAN KIRIM KAPAL PERANG

Menunjukkan dukungannya kepada Sudan yang baru saja mendapat serangan udara Israel, Iran mengirimkan 2 kapal perangnya ke Sudan. Kedua kapal perang tersebut, sebuah destroyer dan kapal pengangkut helikopter, kini bersandar di pelabuhan Sudan setelah tiba pada hari Senin (29/10).

Kapal-kapal yang merupakan bagian dari Armada ke-22 AL Iran itu sebenarnya telah berangkat dari Iran sejak akhir September lalu untuk berlayar ke Djibouti dan Selat Bab el-Mandeb sebagai misi damai melawan terorisme dan bajak laut. Para komandan dan perwira kedua kapal dijadwalkan akan bertemu para perwira AL Sudan.

AL Iran telah meningkatkan kehadirannya di perairan internasional sejak tahun lalu, membentang dari Samudra Hindia hingga Laut Mediterania. Pada bulan Februari tahun lalu untuk pertama kalinya Iran mengirimkan kapal-kapal perangnya ke perairan Laut Tengah melewati Terusan Suez dan perairan lepas pantai Israel. AL Iran juga telah melakukan patroli anti bajak laut di Teluk Aden sejak tahun 2008, terutama untuk melindungi kapal-kapal tanker minyak Iran.

Namun kehadiran kapal-kapal perang Iran di Sudan hanya beberapa hari setelah Sudan mendapatkan serangan udara Israel, bisa dipandang serius sebagai bentuk dukungan Iran terhadap Sudan dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Dukungan Iran terhadap Sudan juga ditunjukkan dengan pernyataan politik Iran terkait insiden serangan udara Israel atas sebuah pabrik senjata di Yarmouk, Khartoum, hari Rabu (24/10). Iran mengecam keras aksi tersebut dan mengajak masyarakat internasional untuk melakukan aksi terhadap Israel.

"Kami mengecam keras agresi terhadap Sudan dan menuntut PBB dan Dewan Keamanan untuk melakukan tindakan nyata atas pelanggaran ini," kata jubir kemenlu Iran Ramin Mehmanparast dalam pernyataan pers yang diadakan di kantor kemenlu Iran, hari Selasa (30/10). Dalam kesempatan itu Ramin juga membantah rumor tentang adanya keterlibatan Iran dalam pabrik pembuatan senjata yang diserang.

Pada hari Rabu (24/10) menteri informasi Sudan Ahmed Belal Osman mengatakan bahwa empat pesawat tempur Israel telah menyerang kompleks pabrik senjata di Yarmouk, Khartoum, menewaskan 2 orang warga Sudan.

Sudan sudah melayangkan surat ke Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk Israel atas serangan tersebut namun hingga saat ini belum ada reaksi apapun. Israel sendiri bungkam atas aksi serangan tersebut, tidak mengakui namun juga tidak membantahnya.



SERANGAN ISRAEL

Dengan bantuan sekutu-sekutunya di Sudan Selatan Israel telah berulangkali melakukan aksi serangan terhadap Sudan, salah satu negara Islam Arab Afrika terbesar yang masih "terbebas" dari pengaruh zionis internasional. Pada bulan Januari 2009 Israel melakukan serangan udara atas sebuah konvoi dekat Port Sudan yang menewaskan 43 orang dan menghancurkan 17 kendaraan. Sebulan kemudian serangan serupa terulang lagi dengan korban mencapai 45 orang dan 14 kendaraan hancur. Kemudian pada tahun 2011 terjadi serangan rudal atas kendaraan yang menewaskan seorang tokoh Hamas di dekat Port Sudan.

Adapun serangan terakhir tgl 24 Oktober lalu dilakukan 4 pesawat bomber F-151 buatan Amerika. Mengatasi jarak jauh yang mencapai 2400 mil, pesawat-pesawat itu melakukan pengisian bahan bakar di udara di atas Laut Merah dengan menggunakan kapal tanker KC-135, pesawat modifikasi Boeing 707.

Dalam operasinya keempat pembom tersebut dibantu oleh sebuah pesawat pengacau elektronik yang dimodifikasi dari pesawat jet pribadi Gulfstream, yang terbang paralel dengan keempat pembom. Pesawat itu bertugas mengacaukan radar-radar pertahanan udara Sudan yang dilewati. Sebuah kapal penolong juga telah disiapkan di Laut Merah untuk mengantisipasi jatuhnya bomber-bomber tersebut.

Menurut berbagai sumber inteligen Israel membom pabrik senjata di Yarmouk, Khartoum, karena percaya bahwa pabrik itu membuat senjata-senjata yang dikirimkan kepada milisi Hamas di Jalur Gaza. Israel juga percaya bahwa Iran terlibat dalam proyek pembuatan senjata-senjata tersebut.

Koran Sudan "Al-Intiba" melaporkan bahwa direktur Central Intelligence Agency (CIA) David Petraeus telah menelepon wakil kepala dinas inteligen Sudan Saleh A-Tayeb untuk meyakinkan bahwa Amerika tidak terlibat dalam serangan Israel tersebut.

Dalam aksi-aksinya di Sudan, Israel diyakini mendapatkan bantuan informasi inteligen dari beberapa kelompok pro-Israel di beberapa negara Afrika seperti Kenya, Ethiopia, Eritrea, dan Libya. Ada juga kemungkinan Israel mendapat dukungan dari kelompok pemberontak Sudan Justice and Equality Movement (JEM) yang menuduh pabrik senjata tersebut menyediakan senjata yang digunakan pemerintah Sudan untuk memerangi mereka di selatan Kordofan, Darfur, dan wilayah timur Sudan. Namun bantuan paling signifikan tentu saja berasal dari Sudan Selatan yang telah menjadi negara baru sekutu Israel.

Sebagaimana Syria Sudan dianggap sebagai sekutu dekat Iran. Dengan Syria yang kini tengah kerepotan oleh aksi pemberontakan kelompok-kelompok ekstremis salafi-wahabi yang didukung barat, Turki, Saudi dan Qatar, Israel kini memiliki kesempatan untuk mengatasi Sudan.

Sejumlah pejabat militer dan inteligen Israel sering menyatakan secara terbuka bahwa saat orang-orang Arab atau muslim saling berbunuhan, maka Israel mengalami kejayaan. Hanya beberapa saat setelah serangan Israel di Yarmouk, pemberontak Sudan juga melakukan serangan atas pangkalan udara Al-Fasher.

Pada bulan Januari 2009 kemenlu Amerika mengirim kawat ke kedubes-kedubes Amerika di Abu Dhabi, Khartoum, Muscat, Riyadh, dan Sanaa, mengingatkan tentang adanya pengiriman senjata Iran untuk gerilyawan Hamas di Gaza. Kawat tersebut sengaja dibocorkan kepada Wikileaks untuk menjadi "senjata" diplomatik (Wikileaks adalah asset CIA-Mossad). Selanjutnya Wikileaks membocorkannya ke publik dan isu itu dijadikan alasan Amerika/Israel untuk melakukan tindakan lebih lanjut.

Pada saat isu beredar menlu Sudan Deng Alor secara terang-terangan mengatakan bahwa "Sudan sangat percaya" dengan kabar tersebut. Tidak lama kemudian Sudan pecah mejadi dua, Sudan dan Sudan Selatan. Yang kedua itu adalah sekutu Israel, dan Deng Alor menjadi wakil presidennya. Sudan Selatan-lah yang sering memberikan informasi inteligen penting tentang Sudan yang selanjutnya menjadi dasar tindakan Israel atas Sudan.

Informasi-informasi inteligen itu pula yang menjadi dasar serangan-serangan Israel atas Sudan.

Di dunia inteligen terdapat kelas-kelas informasi, dari yang valid (Sensitive Compartmented Information atau SCI) hingga informasi mentah (For Official Use Only atau FOUO). Tindakan baru akan dilakukan setelah sebuah informasi memiliki kualifikasi SCI yang telah melalui pendalaman analisis. Namun bagi Israel, informasi sampah-pun akan dijadikan sebagai dasar tindakan selama informasi itu tentang sesuatu yang membahayakan kepentingan Israel. Kecenderungan itu semakin kuat saat Israel dipimpin oleh penguasa garis keras seperti Benjamin Netanyahu. Apalagi jika Netanyahu jadi bergabung dengan sesama maniak perang lainnya, yaitu Avigdor Lieberman, dunia bakal menyaksikan Israel yang semakin menggila.




REF:
"Iran Naval Fleets Dock at Sudan Port"; almanar.com.lb; 30 Oktober 2012

"Regional countries must shut their airspace to Israeli regime: Iran"; Press TV; 30 Oktober 2012

"Sudan raid bears all hallmarks of Israel"; Wayne Madsen; Press TV; 30 Oktober 2012

Tuesday, October 30, 2012

INDONESIA YG MAKIN MENYESAKKAN DADA

Selama ini saya lebih suka menulis hal-hal yang terjadi di luar negeri daripada di dalam negeri. Bukan karena saya tidak peduli dengan bangsa ini. Selain menganggap dinamika sosial politik ekonomi yang terjadi di Indonesia hanya resultan dari dinamika internasional, saya merasa semakin mencurahkan perhatian pada perkembangan tanah air, semakin membuat dada saya sesak.

Dengan menulis tulisan fiksi berseri "Sang Terpilih" saya sebenarnya berharap beban pikiran yang menyesakkan dada saya akan berkurang. Namun saya keliru karena kondisi sosial politik dan terutama ekonomi tanah air, tidak semakin membaik.

Seperti berita baru-baru ini tentang kasus pemborosan PLN di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan hingga mencapai angka yang fantastis, Rp 37 triliun. Yang membuat saya sesak dada adalah yang bersangkutan tidak pernah merasa menyesal telah membangkrutkan negeri ini, bahkan dengan santai mengatakan, "Mestinya pemborosannya Rp 100 triliun, bukan Rp 37 triliun," ketika dimintai komentarnya oleh wartawan tentang masalah itu.

Ia berbicara seolah uang sebesar itu hanya angka-angka tak bernilai. Padahal dengan dana sebesar itu banyak hal berguna bisa dilakukan, terutama untuk meningkatkan harkat martabat manusia-manusia Indonesia yang selama ini terpinggirkan. Mungkin karena yang bersangkutan merasa, toh dengan semua yang dilakukannya (memboroskan uang negara besar-besaran) ia masih bisa melenggang ke kursi menteri dan orang-orang masih mengelu-elukannya bak pahlawan. Bila tidak ada aral melintang ia bahkan mungkin bakal melenggang ke kursi presiden dua tahun lagi.

Saya pernah menulis di blog ini bahwa untuk memperbaiki kinerja PLN yang pertama kali harus dilakukan adalah melakukan audit keuangan dan manajemen. Dengan audit itu bisa diketahui kebocoran-kebocoran sistematis yang membuat kinerja PLN tidak sesuai dengan yang semestinya. Namun alih-alih Dahlan Iskan hanya menebar wacana "listrik gratis" dan membuat program-program heboh namun "hangat-hangat tahi ayam" seperti program "sejuta sambungan listrik".

Saya pernah beberapa kali terlibat urusan bisnis dengan PLN, tahu persis bagaimana praktik-praktik korup terjadi di PLN yang membuat terjadinya inefisiensi.

Padahal PLN masih menanggung kewajiban yang masih jauh dari harapan untuk diselesaikan: hampir 30% rakyat Indonesia belum bisa menikmati listrik. Sampai kapan masalah ini terselesaikan jika inefisiensi masih terus terjadi?

Bertepatan dengan Hari Listrik Nasional baru-baru ini saya melihat hal-hal yang tidak mengenakkan tentang PLN. Pertama adalah berita tentang rencana kenaikan TDL. Yang kedua, akhir-akhir ini kembali terjadi pemadaman-pemadaman listrik di daerah tempat tinggal saya meski pejabat PLN setempat telah berulangkali bersumpah bahwa tidak akan terjadi lagi pemadaman. Dan yang ketiga adalah munculnya preman-preman penagih tagihan listrik yang dahulu tidak pernah terjadi. Mereka membawa surat pemberitahuan pemadaman listrik yang dikeluarkan kantor PLN setempat kepada para pelanggan yang menunggak tagihan listrik. Layaknya "debt collector" mereka yang tidak memiliki identitas jelas sebagai pegawai PLN itu mengancam para pelanggan yang menunggak untuk memutuskan alisran listrik. Para pelanggan yang umumnya kurang sadar hukum lebih suka melunasi tagihan, atau dengan memberi uang rokok kepada mereka agar sambungan listriknya tidak diputuskan.

Namun masalah PLN itu hanya beberapa hal terbaru yang membuat dada saya sesak. Ada menteri keuangan yang bangga bahwa defisit APBN hanya sebesar 1,9% dari total anggaran. Bagi saya itu seperti seorang pejabat korup yang berkata: "Lihat saya hanya korupsi puluhan juta, meski sebagai pejabat tinggi mestinya saya bisa korupsi puluhan miliar." Dalam konsep pengelolaan keuangan negara, bagi saya defisit anggaran merupakan kejahatan, karena melanggar prinsip efisiensi dan efektivitas. Jika dilakukan secara sistematis, defisit anggaran bahkan akan membuat negara terjerat dalam timbunan hutang yang membangkrutkan.

Kemudian ada kasus Bank Century dan Hambalang yang tidak jelas penyelesaiannya meski Indonesia sudah membentuk lembaga "superbody" yang menguras keuangan negara bernama KPK.

Lalu ada menteri-menteri dan pejabat-pejabat publik yang lebih suka menggunakan barang luar negeri daripada menggunakan produk-produk dalam negeri. Padahal impor adalah pemborosan dan pembocoran keuangan negara, menghambat penyerapan tenaga kerja dan menggembosi pertumbuhan ekonomi. Puncaknya tentu saja presiden kita yang memilih membeli pesawat kepresidenan buatan luar negeri mencapai Rp 1 triliun, padahal presiden Korea pun memilih pesawat buatan putra-putri Indonesia sebagai pesawat kepresidenan.

Namun yang paling menyesakkan dada adalah adanya upaya-upaya sistematis yang dilakukan oleh oknum-oknum pejabat publik dan tokoh masyarakat untuk menjalinkan hubungan formal Indonesia dengan Israel. Upaya-upaya itu di antaranya misi pengiriman tokoh-tokoh masyarakat dan politisi-politisi Indonesia ke Israel serta upaya pembelian perlengkapan-perlengkapan militer (oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro, menteri yang tidak pernah membuat prestasi monumental namun secara ajaib selalu duduk dalam kabinet beberapa presiden terakhir) dan teknologi komunikasi buatan Israel.

Bagi saya hal terakhir ini seperti para pejabat Israel sendiri yang menindas rakyat Palestina, atau seperti penguasa wahabi Saudi yang memerintahkan penghancuran tempat-tempat suci dan bersejarah Islam.

Secara pribadi saya tidak membenci Dahlan Iskan, sebagaimana juga Sri Mulyani dan Boediono. Pak Boediono adalah dosen saya dan putri beliau teman kuliah satu angkatan saya (meski sebentar sebelum yang bersangkutan pindah kuliah ke Australia). Adapun Sri Mulyani adalah kakak ipar seorang sahabat saya di Medan yang saya hormati. Adapun Pak Dahlan adalah "guru" jurnalisme saya dan bekas bos saya di media massa. Selain karya-karya jurnalismenya serta kemampuan manajemennya, saya sangat mengagumi etos kerjanya.

Beberapa tahun lalu, karena suatu urusan saya pernah bertemu dengannya di Graha Pena Surabaya jam 02.00 dinihari untuk berjanji bertemu kembali jam 07.30 paginya. Saya datang beberapa menit sebelum waktu perjanjian dan yakin bahwa Pak Dahlan belum sampai kantor. Namun saya sungguh terkejut karena ternyata beliau sudah berada di meja kerjanya tengah menyelesaikan tugas.

Namun secara politik Pak Dahlan, sebagaimana juga Sri Mulyani, Boediono, Menkeu Agus Marto dan Menhan Purnomo, adalah "musuh-musuh" saya. Di mata saya mereka adalah para fundamentalis neoliberalisme yang telah menyengsarakan rakyat dan membuat bangsa ini terus terpuruk akibat kebijakan-kebijakan mereka.

KABAR SAMPAH TIMUR TENGAH

Selama beberapa waktu "TVOne" menayangkan program berita "Kabar Timur Tengah" yang digelar setiap tengah malam pukul 23.00 atau 24.00 WIB. Program ini secara khusus menayangkan berita-berita dan analisis seputar fenomena "Arab Spring" atau revolusi Arab yang kini masih bergolak di beberapa bagian Arab dengan fokus utama saat ini adalah krisis Syria.

Tentu saja program seperti ini sangat menarik dan bermanfaat seandainya benar-benar ditayangkan sesuai kode etik jurnalisme. Namun sayangnya program "Kabar Timur Tengah" sangat jauh dari kode etik jurnalisme seperti "meliput dua pihak" yang terlibat konflik atau menyebutkan dengan jelas pelaku peristiwa, motif atau latar belakang terjadinya peristiwa, serta waktu dan tempat terjadinya peristiwa.

Dalam prinsip "meliput dua pihak" program "Kabar Timur Tengah" sangat jauh terpenuhi karena sepenuhnya atau 100% berita-beritanya berasal dari pihak pemberontak tanpa memberikan porsi sepersen pun pada pihak pemerintah. Selain itu program ini juga sepenuhnya mendasarkan sumber berita pada stasiun televisi "Al Jazeera" yang sudah terkenal keberpihakannya yang mutlak terhadap pemberontak. Akibatnya tentu saja program itu hanya berisi kecaman dan kutukan pada pemerintah Syiria dan puji-pujian 1/2 mati bagi para pemberontak.

Dalam prinsip penyebutan pelaku, motif, motif dan tempat program "Kabar Timur Tengah" juga sangat amburadul. Menayangkan gambar yang itu-itu saja dan disebutkan sebagai peristiwa yang berbeda-beda, terkadang menayangkan gambar tanpa menyebutkan waktu dan tempatnya.


Dalam standar jurnalisme, program "Kabar Timur Tengah" bisa disebut sebagai skandal jurnalisme di Indonesia. Sangat patut redaksi yang bertanggungjawab atas program itu untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Saya akan contohkan sebagian isi program "Kabar Timur Tengah" hari Selasa dini hari (30/10). Dalam "scene" berita tentang "demonstrasi anti-pemerintah Lebanon yang terus berlangsung" ditayangkan gambar aksi demonstrasi warga Lebanon menuntut pengunduran diri PM Najib Miqati. Ketika gambar ditayangkan pembawa acara tidak menyebutkan waktu dan tempat terjadinya aksi demonstrasi tersebut.

Saya sudah mencoba men-"searching" berita tersebut di internet, namun tidak saya temukan berita seperti itu tgl 29 Oktober siang seperti semestinya peristiwa itu terjadi. Dari pengamatan saya, gambar tersebut adalah gambar aksi demonstrasi yang dilakukan oposisi Lebanon tgl 21 Oktober 2012 yang disusul dengan upaya kudeta yang gagal oleh oposisi. Dengan kata lain telah terjadi manipulasi dalam berita tersebut.

Dari analisa yang sehat bisa disimpulkan bahwa oposisi Lebanon tidak mungkin lagi "berani" melakukan aksi demonstrasi menuntut pengunduran diri PM Najib Miqati setelah upaya kudeta kotornya gagal. Hampir dipastikan para penanggungjawab aksi kudeta gagal itu tengah bersembunyi, baik di Paris sebagaimana mantan PM Saad Hariri, atau di tempat lain.

"Kabar Timur Tengah" tidak menayangkan pengakuan keluarga Wissam al Hassan, kepala inteligen yang tewas akibat serangan bom yang menjadi sumber terjadinya aksi demonstrasi menentang Najib Miqati, yang menyatakan bahwa Miqati sama sekali tidak terlibat dalam pembunuhan al Hassan. Program ini juga tidak menyebut kedekatan pribadi antara Miqati dengan al Hassan. Itulah sebabnya Miqati tidak pernah "menyentuh" al Hassan meski publik Lebanon mengetahui al Hassan adalah tokoh kontroversial yang hanya menjadi tangan kanan kubu oposisi.

Al Hassan adalah komandan pasukan pengawal pribadi Rafiq Hariri, mantan perdana menteri yang tewas akibat serangan bom tahun 2005. Secara "ajaib" al Hassan tidak ikut mengawal Rafiq saat terjadi serangan yang menewaskan Rafiq dan hampir seluruh pengawalnya itu. Tidak heran jika ia sempat menjadi terduga pelaku serangan dan menjadi incaran tim penyidik internasional yang menangani kasus pemboman itu. Hanya karena pembelaan Saad Hariri, putra kandung Rafiq yang mendapat keuntungan dari kematiannya, serta mempertimbangkan posisinya yang penting sebagai kepala inteligen Lebanon, maka dugaan itu dibatalkan.

Al Hassan pulalah yang bertanggungjawab atas penahanan tanpa bukti kuat empat pejabat militer Lebanon selama enam tahun lebih dengan tuduhan terlibat dalam pemboman Rafiq Hariri. Keempatnya telah dibebaskan tanpa mendapatkan remisi apalagi gant irugi.

Waktu terjadinya serangan bom yang menewaskan al Hassan juga menjadi penjelasan siapa al Hassan sebenarnya. Ia baru pulang dari Perancis mengunjungi keluarganya yang tingal di Paris, sementara Perancis adalah sahabat Israel dan Amerika dan ketiga-tiganya menaruh perhatian serius atas Lebanon sebagai medan perang antara zionis internasional melawan kubu anti-zionisme.

Semua fakta-fakta itu tentu saja diabaikan oleh "Kabar Timur Tengah" yang menjadi "penyambung lidah zionisme".

Monday, October 29, 2012

SAUDI WAHABI AKAN HANCURKAN SITUS SEJARAH ISLAM YG TERSISA

Keterangan gambar: makam ibunda Rosulullah Aminah yang dihancurkan pemerintah Saudi.

 

Berziarah menghormati tempat-tempat yang dimuliakan merupakan kebiasaan manusia di seluruh dunia. Dengan berziarah kita bisa belajar dari sejarah masa lalu dan untuk menjadi dasar tindakan kita di masa mendatang yang lebih baik. Dalam perspektif batiniah, berziarah bisa menguatkan jiwa dan mental yang tengah letih. Tidak heran jika dalam Al Qur'an pun Allah memerintahkan kita untuk berziarah ke tempat-tempat peninggalan umat manusia di masa lalu untuk mengambil pelajaran darinya.

Bukankah ibadah haji yang merupakan ibadah pokok umat Islam juga termasuk kegiatan ziarah?

Namun ada satu kelompok manusia aneh yang berbeda dengan seluruh umat manusia sepanjang sejarah, yaitu para pengikut sekte salafi-wahabi yang menganggap berziarah sebagai perbuatan yang hina. Dengan cara pandang yang sempit mereka mengaggap berziarah adalah perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan dengan benda).

Demikian ekstrem-nya mereka mengharamkan ziarah hingga sebagian dari mereka tidak akan segan-segan untuk membom orang-orang yang tengah berziarah sebagaimana sering mereka lakukan terhadap umat-umat lain yang tengah melakukan kegiatan ziarah. Mereka juga tidak akan segan menghancurkan tempat-tempat bersejarah yang menjadi tujuan ziarah umat Islam.

Menurut penelitian sebuah lembaga kajian Amerika, "Gulf Institute", dalam kurun waktu 20 tahun terakhir pemerintahan salafi-wahabi Saudi yang kini memerintah di semenanjung Arab telah menghancurkan 95% bangunan-bangunan bersejarah Islam yang telah berusia lebih dari 1.000 tahun di kota Madinah dan Makkah. Selanjutnya bangunan-bangunan bersejarah itu diganti dengan shopping senter, hotel dan bangunan-bangunan pencakar langit.

Kini bahkan pemerintah Saudi tengah berencana untuk menghancurkan tempat-tempat bersejarah lain yang tersisa di sekitar masjid Nabawi di Madinah untuk menjadikannya sebagai "bangunan termegah di dunia".

Surat kabar terkemuka Inggris "The Independent" baru-baru ini mengabarkan bahwa pemerintah Saudi akan membolduser tiga di antara masjid-masjid tertua di dunia yang berada di sekitar Masjid Nabawi. Perluasan masjid Nabawi yang membongkar tiga masjid tua tersebut di atas akan membuat perubahan besar pada masjid ke-2 yang disucikan umat Islam, terutama di bagian barat tempat bersemayamkan jasad Rosulullah S.A.W.

Ketiga masjid yang akan dihancurkan tersebut di antaranya adalah masjid Ghamama, tempat Rosul menunaikan sholat I'ed untuk pertama kalinya. Pembongkaran dijadwalkan akan dilakukan setelah musim haji tahun ini berakhir. Bentuk akhir masjid tersebut dibangun oleh kekhalifahan Ottoman Turki.

Pemerintah Saudi tidak pernah mengumumkan rencana aksi untuk menjaga situs-situs bersejarah tersebut.

Tindakan pemerintah Saudi yang tidak menghormati tempat-tempat bersejarah itu telah menuai kritikan tajam dari para akademisi, termasuk para ulama Islam di seluruh penjuru dunia.

"Ada banyak cara untuk menambah kapasitas masjid Nabawi sembari tetap menghormati keberadaan situs-situs sejarah Islam itu. Namun mereka memilih untuk menghancurkannya," kata Dr. Irfan al-Alawi dari "Islamic Heritage Research Foundation".

Dalam pembangunan komplek Jabal Omar di Makkah yang "mengangkangi" masjidil Haram, pemerintah Saudi telah menghancurkan banyak tempat bersejarah Islam yang tersisa, termasuk rumah tempat kelahiran Rosulullah serta rumah tinggal istri tercinta Rosulullah, Khadijah (yang dimuliakan Allah). Tempat-tempat bersejarah itu kini berubah menjadi perpustakaan dan toilet umum.

Dua dari tujuh masjid bersejarah yang dibangun untuk menghormati peristiwa "Perang Parit" serta sebuah masjid yang dibangun cucunda Rosulullah juta telah dihancurkan sepuluh tahun lalu.

Yang membuat kita "mengelus dada" adalah, regim Saudi "menikmati" penghancuran-penghancuran itu berdasar bukti gambar-gambar yang bocor ke publik yang menunjukkan polisi-polisi agama yang bertugas melakukan penghancuran bersorak-sorai seusai melakukan tugasnya.

Saat ini makam Rosulullah menempati posisi sentral dalam Masjid Nabawi berdampingan dengan tempat khutbah yang digunakan Rosul. Keduanya berada di area yang disebut Riyadh al Jannah (taman syurga) dan disucikan oleh Rosulullah. Namun renovasi yang dilakukan nantinya akan memindah makam Rosul ke sisi timur masjid sekaligus menghancurkan tempat khutbah Rosul.

Apa yang dilakukan pemerintah Saudi seiring sejalan dengan penghancuran masjid-masjid dan tempat-tempat bersejarah Islam lainnya di Palestina oleh Israel.



REF:
"Al Saud plans to destroy remaining Islamic monuments in Medina: Report"; Press TV; 28 Oktober 2012

Sunday, October 28, 2012

DRONE IRAN JAUH LEBIH MAJU

Israel patut ketakutan dengan kemampuan pesawat tanpa awak (drone) Iran setelah keberhasilan drone buatan Iran yang diluncurkan Hizbollah menerobos Israel dan melintasi tempat-tempat strategis Israel tanpa ketahuan beberapa waktu lalu. Dan Israel patut lebih takut lagi karena ternyata drone tersebut ternyata bukan drone paling canggih yang dimiliki Iran.

Menurut keterangan menhan Iran Brigjend Ahmad Vahidi, Iran telah memiliki drone-drone yang jauh lebih canggih dibandingkan drone penerobos Israel tersebut di atas. 

"Republik Islam Iran telah memiliki pesawat-pesawat tanpa awak yang teknologinya jauh lebih maju dibandingkan pesawat yang diluncurkan gerakan perlawanan Hizbollah di atas udara Israel baru-baru ini," kata Vahidi kepada media massa Iran, Minggu (28/10). Pernyataan tersebut sekaligus mengkonfirmasi rumor keberhasilan Iran menjiplak pesawat drone canggih Amerika RQ-170 Sentinel yang didapatkan Iran akhir tahun lalu dengan membajak pesawat tersebut saat menjalankan misi mata-mata di udara Iran.

Vahidi menekankan bahwa keberhasilan Hizbollah menerbangkan drone menembus Israel telah menghancurkan kebanggaan Israel atas kekuatan militernya.

"Israel telah menyebarkan propaganda tentang kecanggihan sistem pertahanan udara "Iron Dome", namun drone Hizbollah menghancurkan kebanggaan tersebut," tambah Vahidi.

"Iron Dome" adalah senjata pertahanan udara buatan Amerika yang sejauh ini diklaim sebagai yang tercanggih di dunia yang dipasang di Israel secara khusus untuk menghadapi ancaman rudal-rudal maupun pesawat-pesawat tempur Iran dan sekutu-sekutunya. Namun terbukti drone Hizbollah mampu membuat sistem pertahanan udara itu "lumpuh".

Operasi penyusupan drone Hizbollah yang diberi kode "Hussein Ayub" itu berhasil menerobos udara Israel sejauh ratusan kilometer hingga mendekati reaktor nuklir Israel di Dimona. Tidak hanya radar-radar Israel, radar-radar milik tentara PBB di Lebanon dan radar-radar militer Lebanon pun tidak bisa mendeteksi drone tersebut. Drone tersebut akhirnya berhasil ditembak jatuh di dekat Dimona oleh 2 pesawat tempur Israel. Namun hal itu tidak sebanding dengan kesuksesan yang didapat Hizbollah dan Iran, berupa data-data penting tentang Israel yang dikirimkan oleh drone tersebut. 

Karena kenyataannya Israel adalah pihak yang lebih sering melanggar udara Lebanon, PBB pun diam membisu atas "pelanggaran" udara yang dilakukan Hizbollah. Sementara Israel membisu tentang pihak yang telah meluncurkan drone tersebut, tentu saja karena merasa dipermalukan.



MUSUH BAKAL SENASIB DENGAN SADDAM

Sementara itu deputi kepala staff AB gabungan Iran yang membawahi angkatan laut, Brigadier General Gholam Ali Rashid pada hari Sabtu (27/10) memperingatkan bahwa musuh-musuh Iran akan menghadapi nasib yang sama dengan nasibnya Saddam Hussein, jika menyerang Iran. Saddam yang mati dihukum gantung beberapa tahun lalu di Irak adalah musuh besar Iran yang telah memerangi Iran selama tahun 1980-1988.

"Musuh-musuh Iran tentu sudah mengetahui bahwa jika mereka memilih aksi militer terhadap Iran, mereka tentu membuat kesalahan perhitungan," kata Ali Rashid kepada wartawan Iran.

Menurut Rashid kemajuan kekuatan angkatan laut Iran di lautan telah meningkatkan kekuatan Iran menghadapi konfrontasi dengan Amerika dan sekutu-sekutunya.

Menurut Rashid bentuk ancaman terhadap Iran telah berubah seiring berjalannya waktu terkait dengan keberadaan Amerika yang sudah sangat lama di kawasan Timur Tengah. Namun menurutnya Iran menikmati posisinya yang unik sebagai kekuatan strategis yang diperhitungkan di kawasan.




REF:
"Iran in possession of very advanced drones: Vahidi"; Press TV, 28 Oktober 2012
"Enemies will face Saddam’s fate by attacking Iran: Commander"; almanar.com.lb; 27 Oktober 2012

PEMIMPIN "IDIOT" HANYA MEMBAWA KESENGSARAAN

Debat calon presiden Amerika terbaru minggu lalu tentang isu-isu kebijakan luar negeri bagaiman sebuah panggung "dagelan" belaka. Dengan para pemimpinnya yang tidak mengetahui peta dan letak geografis negara-negara penting di dunia semakin membuktikan bahwa Amerika tidak pernah berada pada posisi yang benar sebagai "pemimpin" dunia.

Jika dahulu Presiden George "Dubya" Bush, Jr tidak mengetahui letak negara Pakistan, negara sekutu utama di Asia Selatan, capres Romney kali ini tidak mengetahui letak negara Iran dan Syria, 2 negara yang kini menjadi perhatian utama Amerika. Romney juga tidak mengerti bahwa Iran memiliki pantai sepanjang 2.000 km serta tidak berbatasan langsung dengan Syria melainkan dengan Irak.

Saya pernah menyaksikan sebuah acara "reality show" di MTV yang menguji pengetahuan peta masyarakat Amerika. Dalam acara itu ditampilkan seorang "host" berdiri di pinggir jalan yang ramai. Ia menggelar peta Amerika berukuran besar dan meminta orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya satu per-satu untuk menunjukkan negara bagian Utah. Dari ratusan orang yang berkeliling dan berlalu-lalang di sekitar, tidak satupun yang bisa menunjukkan dengan tepat posisi yang dimaksud hingga acara berakhir.

Saya (blogger) sudah mengetahui posisi peta ibukota-ibukota negara bagian Amerika ketika masih duduk di bangku SMP.

Bagi seorang penasihat keamanan Amerika, sangat mudah membohongi Romney atau presiden-presiden Amerima lainnya tentang posisi negara-negara di dunia. Misal menunjuk Iran dengan Kazakhstan, atau Brazil dengan Australia. Sebagaimana kata Gordon Duff, kolumnis asal Amerika di "Press TV", orang-orang Amerika memang tidak pintar tentang geografi, matematika, teknik, termasuk dalam bahasa.

"F... you, mother f....r!"

Saya tidak perlu menyebutkan kelemahan Presiden Obama yang hingga saat ini tidak bisa menunjukkan surat kelahirannya yang otentik, dan yang kepemimpinannya telah membuat beban hutang rakyat Amerika naik beberapa kali lipat sementara pada saat yang sama menggelontorkan ratusan miliar dolar (ribuan triliun rupiah) bailout kepada segerombolan investor dan bankir tamak.

Pit Romney juga salah kaprah memahami pernyataan Presiden Iran: "Sejarah akan menghapuskan zionisme dari butiran-butiran pasir waktu" dengan "Iran akan membom Israel". Ia bahkan berniat akan menyeret Iran ke mahkamah internasional karena dianggap melakukan "pembersihan etnis". Padahal Amerika telah mengundurkan diri dari mahkamah internasional karena takut para pemimpin mereka sendiri yang bakal menghadapi pengadilan perang.

Baru-baru ini institusi-institusi inteligen Amerika mendapatkan laporan dari Mossad yang menyebutkan bahwa "suatu pengiriman besar senjata-senjara berat" tengah bergerak dari Iran menuju Syria melalui jalan raya. Dua jalur disebutkan laporan tersebut sebagai jalur pengiriman senjata. Yang pertama melalui Baghdad menembus "jalur hijau" yaitu kawasan dengan pengawalan superketat tempat berkantornya kantor-kantor pemerintah, markas militer dan perwakilan negara-negara asing. Yang kedua melalui Mosul dimana Israel memiliki basis di sana.

Anehnya adalah meski melalui jalan raya ratusan kilometer dan menembus kota-kota penting dengan penjagaan superketat, laporan itu tidak didukung oleh fakta jelas seperti foto. Dengan lusinan drone dan masih leluasa mengelilingi udara Irak serta satelit-satelit canggihnya, baik Israel maupun Amerika mestinya dengan mudah akan mendeteksi "kiriman" tersebut. Atau setidaknya saat memasuki "green zone". Meski demikian inteligen Amerika memilih untuk "meloloskan" laporan itu untuk dikirimkan ke parlemen dan presiden Amerika.

Laporan mentah seperti itu, sama seperti laporan tentang senjata pemusnah massal Irak yang telah membodohi Presiden George "Dubya" Bush hingga memutuskan menyerang Irak, yang akan membodohi Romney kelak jika terpilih menjadi presiden, untuk menyerang Iran dan menduduki kembali Irak.



REF:
"Death knells for US colonial adventurism in Mideast"; Gordon Duff; Press TV; 25 Oktober 2012

AFGHANISTAN SALAHKAN AMERIKA

(SOAL INSIDEN-INSIDEN "GREEN ON BLUE ATTACK")


Hubungan antara pemerintah Afghanistan dan negara-negara koalisi pimpinan Amerika semakin memburuk akibat insiden-insiden serangan aparat keamanan Afghanistan terhadap personil militer Amerika dan koalisi internasional (green on blue attack) yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Hubungan itu semakin memburuk saja setelah para pejabat kedua belah pihak saling berselisih pendapat tentang insiden tersebut.

Mendagri Afghanistan hari Jum'at lalu (26/10) membantah keras tuduhan barat bahwa terjadinya insiden-insiden "green on blue attack" adalah karena kelemahan pihak berwenang Afghanistan yang telah memungkinkan terjadinya penyusupan oleh kelompok-kelompok militan. Sebaliknya ia menuduh personil militer Amerika dan sekutunya tidak menghormati rakyat Afghanistan dan tradisi serta nilai-nilai Islami.

Sehari sebelumnya 2 personil militer Amerika tewas dalam insiden "green on blue attack" yang terjadi di provinsi Uruzgan. Pada hari yang sama seorang personil militer Australia juga tewas akibat insiden serupa.


Pada bulan-bulan terakhir terjadi peningkatan signifikan insiden "green on blue attack" di Afghanistan. Lebih dari 50 personil militer Amerika dan sekutunya tewas sepanjang tahun ini akibat insiden-insiden itu.

Bulan lalu ketegangan antara pemerintah Amerika dan Afghanistan mencapai puncaknya dengan melibatkan langsung Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan Menhan Amerika Leon Panetta. Membalas kecaman Karzai atas kebijakan Amerika, Panetta menuduh pemerintahan Afghanistan sebagai pihak yang "tidak tahu terima kasih".



REF:
"Green-on-blue attacks not infiltrator job: Afghan Interior Ministry"; Press TV; 26 Oktober 2012

Saturday, October 27, 2012

KUDETA GAGAL OPOSISI LEBANON

Sulit untuk tidak mengatakan apa yang terjadi hari Minggu lalu (21/10) di Lebanon sebagai suatu upaya kudeta, meski media-media massa terafiliasi zionis berupaya menutup-nutupinya dengan menyebutnya sebagai kerusuhan-kerusuhan biasa, menyusul tewasnya kepala inteligen Lebanon (Internal Security Force Informatioan Branch) akibat serangan bom tgl 19 Oktober lalu.

Diawali dengan pidato berapi-api tokoh oposisi mengutuk regim Syria dan menuntut perdana menteri Lebanon Najib Miqati mengundurkan diri, termasuk pidato mantan perdana menteri Fuad Siniora, massa pendukung oposisi (blok politik pro-Amerika/Israel/Saudi) yang mengikuti pemakaman Wissam al-Hasan hari Minggu (21/10) yang sebagian di antaranya bersenjata api dan sebagian lainnya melambai-lambaikan bendera pemberontak Syria, menyerang kantor perdana menteri di Istana Grand Serail dan berusaha mendudukinya. Hanya karena kegigihan para pengawal istana serta bantuan militer yang kemudian datang, upaya pendudukan itu berhasil digagalkan.

Serentak dengan upaya merebut kantor perdana menteri, di berbagai tempat di ibukota Beirut, kota terbesar kedua Tripoli, dan berbagai kota lain, milisi bersenjata oposisi menutup jalan-jalan, mendirikan pos-pos pemeriksaan, menyerang penduduk sipil dan aparat keamanan hingga merebut fasilitas-fasilitas negara termasuk fasilitas militer. 

Namun petualangan berbahaya itu hanya berlangsung singkat. Sikap tegas militer, dukungan masyarakat internasional terhadap pemerintah, hingga kecaman keras Grand Mufti Lebanon (di luar kesiapan pendukung-pendukung pemerintah mempertahankan pemerintahan), dan terlebih lagi, kurangnya dukungan publik terhadap aksi kudeta tersebut, merontokkan plot jahat itu. Dan kini para pelaku kudeta itu hanya bisa berharap-harap cemas, aparat keamanan tidak akan mencokoknya dan menjebloskannya ke penjara.

Namun lebih dari itu, kudeta gagal itu telah menghancurkan kredibilitas organisasi dan kelompok-kelompok pendukung oposisi dan para pemimpinnya. Fuad Siniora dan Saad Hariri misalnya, telah membuktikan dirinya sebagai manusia-manusia munafik sejati. Ketika masih menjabat perdana menteri dan oposisi melakukan aksi duduk di depan istana (tidak melakukan serangan), Siniora berkata, "Jika ada perbedaan pendapat, mari kita berbicara di atas meja. Perubahan tidak bisa dilakukan melalui aksi jalanan." Namun kemudian ketika tidak lagi menjadi perdana menteri dan berubah menjadi oposisi, ia berkata

Bisa dikatakan kudeta tersebut sebagai upaya "bunuh diri" mengingat secara matematika pun kudeta itu sudah bisa diperkirakan gagal. Selain tentara yang masih setia kepada konstitusi, pemerintah juga memiliki pendukung yang lebih kuat dari oposisi, yaitu Hizbollah dan kelompok "Perlawanan" anti-Israel. Namun setidaknya dengan kudeta itu oposisi berharap bisa meneruskan momentum pemberontakan Syria yang tengah mandek untuk bergerak kembali. Apalagi kalau bisa menggantikan pemerintahan yang relatif anti-Amerika menjadi pemerintahan baru yang lebih mengakomodasi kepentingan Amerika.



ANTITESA KUDETA 2008

Bisa dikatakan kudeta hari Minggu lalu sebagai antitesanya kudeta tahun 2008 yang dilakukan blok "Perlawanan" anti-Israel yang dipimpin Hizbollah terhadap pemerintah yang kala itu dipegang oleh PM Fuad Siniora, baik dari pelaku kudeta dan yang dikudeta yang berkebalikan dengan kudeta hari Minggu lalu, juga hasil yang didapatkan dari kudeta itu.

Kudeta tahun 2008 dilatar belakangi oleh perseteruan politik antara kubu pemerintahan PM Fuad Siniora melawan oposisi yang dipimpin Hizbollah terkait beberapa isu sentitif, yang mengalami kebuntuan. Pada bulan Oktober 2006 PBB mengirim surat tentang pembentukan pengadilan internasional untuk kasus pembunuhan mantan perdana menteri Rafiq Hariri ke pemerintah Lebanon untuk disetujui.

Merasa pengadilan tersebut sebagai suatu plot zionisme internasional untuk menghancurkan blok "Perlawanan" anti-Israel, Hizbollah mengancam akan melakukan aksi-aksi demonstrasi besar-besaran jika pemerintah tidak mengakomodasi tuntutan oposisi bagi terbentuknya "pemerintahan kesatuan nasional" dimana oposisi mendapatkan 1/3 kursi kabinet yang secara efektif konstitusional menjadikan oposisi memiliki hak veto atas semua keputusan pemerintah. Dengan hak itu oposisi bisa memaksa pemerintah menolak pembentukan pengadilan internasional.

Karena tuntutan itu diabaikan pemerintah, maka pada bulan November 6 orang menteri yang berasal dari kelompok Shiah mengundurkan diri dari kabinet, menjadikan pemerintahan secara konstitusi menjadi ilegal karena tidak diwakili oleh salah satu sekte besar di Lebanon, yaitu Shiah. Namun Fuad Siniora dan kabinetnya yang tersisa tidak bergeming untuk menyetujui pembentukan pengadilan internasional, bahkan setelah Presiden Emile Lahoud (dari kelompok Kristen) dan parlemen yang diketuai Nabih Berry (dari kelompok Shiah) menolaknya.

Karena tuntutannya tidak dipenuhi, maka mulai tgl 1 Desember 2006
Hizbollah dan pendukung-pendukungnya (kelompok Amal-Shiah, Free Patriotic Movement-Kristen, Marada-Kristen, Syrian Socialist Party-sekuler, dan partai-partai kecil lain) menggelar aksi demonstrasi besar-besaran yang diikuti dengan aksi duduk di depan kantor perdana menteri. Aksi duduk ini berlangsung selama 17 bulan.

Menurut pengamat politik internasional Seymour Hersh semua ketegangan tersebut disebabkan oleh kebijakan Amerika yang ingin melemahkan Hizbollah dan blok "Perlawanan" dengan bantuan Saudi yang ingin memperkuat kelompok Sunni sebagai pengimbang kemajuan kelompok Shiah. Borzou Daragahi, kepala biro Los Angeles Times di Beirut, menulis bahwa pemerintah Saudi pernah mendesak kelompok Suni Lebanon membentuk milisi bersenjata dengan kedok "penjaga keamanan" yang diberi nama "Secure Plus". As'ad AbuKhalil, profesor politik di California State University at Stansilaus, menyatakan bahwa Amerika ingin mempersenjatai milisi Sunni untuk memicu pertikaian Syiah-Sunni. Adapun Pepe Escobar kontributor Asia Times menulis bahwa Amerika telah menggelontorkan dana senilai $60 juta kepada Internal Security Forces, semacam kepolisian federal yang menjadi alat kepentingan kelompok Sunni.

Namun meski pemerintahan menjadi tidak efektif karena baik perdana menteri maupun menteri-menterinya terkurung dalam Grand Serail, Siniora tidak bergeming. Ia bahkan melakukan serangan balik: menuduh Hizbollah hendak melakukan serangan teroris, memecat kepala keamanan bandara internasional Beirut yang dianggap pro-Hizbollah dan terakhir bermaksud mengambil alih jaringan telekomunikasi milik Hizbollah yang telah berjasa mengantar Hizbollah mengalahkan Israel.

Sehari setelah pemerintah berusaha mengambil alih jaringan telekomunikasi Hizbollah dan setelah Hizbollah menyatakan tindakan pemerintan sebagai aksi perang, pada tgl 7 Mei 2008 Hizbollah bertindak cepat: dibantu milisi-milisi sekutunya menyerang posisi strategis kubu pemerintah termasuk menduduki kantor-kantor media massa pendukung pemerintah, serta mengepung Grand Serail dan rumah pribadi dua tokoh pendukung pemerintah, Walid Jumblat (pimpinan kelompok Druze) dan Saad Hariri (pemimpin kelompok Sunni). Ribuan milisi pendukung pemerintah yang telah dipersiapkan untuk perang ternyata tidak berdaya menghadapi Hizbollah. Dalam hitungan jam, posisi-posisi strategis kubu pendukung pemerintah jatuh dan ratusan milisi pro pemerintah ditawan.

Yang menarik adalah sikap militer (secara tradisi memiliki kedekatan dengan Syria dan dipimpin oleh panglima dari kelompok Kristen) yang mengambil posisi netral meski Siniora telah memerintahkan militer untuk mengeksekusi keputusan-keputusan pemerintah dan melucuti senjata Hizbollah.

Akhirnya setelah menyadari telah kalah, Siniora pun membatalkan keputusan-keputusannya. Tidak hanya itu, melalui Perjanjian Doha yang difasilitasi Liga Arab, Siniora setuju membentuk kabinet persatuan Lebanon dengan memberikan 1/3 kursinya kepada Hizbollah dan sekutu-sekutunya. Aksi demonstrasi dan duduk di depan Grand Serail pun dihentikan. Kudeta 2008 berakhir dengan kemenangan gemilang Hizbollah dan sekali lagi memberi pukulan telak bagi proyek zionisme di Timur Tengah.



Sumber: wikipedia dan almanar.com.lb

Wednesday, October 24, 2012

SKANDAL JIMMY SAVILE DAN KEBOBROKAN ELIT INGGRIS

Selama ini publik Inggris, dan juga publik dunia, hanya bisa berandai-andai tentang kejahatan konspirasi kalangan elit Inggris. Keterlibatan elit penguasa dengan organisasi-organisasi rahasia, kehidupan glamor dan kebejatan moral mereka, serta kebohongan-kebohongan publik yang terurai satu per-satu membuat publik mulai merasa muak dengan struktur sosial politik negerinya yang dikuasai elit korup.

Saya beri sebagian contoh kecil saja. "Pembunuhan" Lady Diana di Perancis, kebohongan perdana menteri Tony Blair tentang senjata pemusnah massal Irak besarta intrik-intrik jahat yang melingkupinya termasuk pembunuhan seorang pakar senjata biologi Inggris, kehidupan maksiat pangeran Henry dan kaum elit Inggris yang terbongkar ke publik, pemboman London 7/7 yang semakin terbuka ke publik sebagai operasi inteligen Inggris sendiri dan masih banyak lagi.

Namun semua itu tidak se-menggemparkan kasus yang satu ini: terbongkarnya praktik pelecehan seksual oleh Jimmy Savile dan keterlibatan media terbesar Inggris BBC di dalamnya.

Jimmy Savile dianggap sebagai ikon industri hiburan Inggris yang menjadi "host" beberapa acara televisi terkenal seperti "Jim’ll Fix It" dan "Top of the Pops". Karier cemerlangnya selama beberapa dekade di dunia pertelevisian telah mengantarkannya menjadi bagian dari kelompok elit Inggris dengan berbagai gelar dan penghargaan seperti "Officer of the Order of the British Empire", "Cross of Merit of the Order" dan "Freeman of the Borough of Scarborough". Ia bahkan mendapat gelar bangsawan langsung dari Ratu Inggris dan gelar ksatria dari Paus Jean-Paul II sebagai "Knight Commander of the Order of Saint Gregory the Great".

Namun kini, setahun setelah kematiannya, keborokan-keborokannya yang mengguncangkan masyarakat Inggris, terbongkar oleh media-media massa Inggris sendiri: ia telah melakukan pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap sejumlah besar wanita dewasa dan anak-anak sepanjang kariernya, serta menerror dan memanipulasi korban-korbannya setelah itu, tanpa tersentuh hukum sedikitpun.
Kini bagaikan kucing yang meloncat dari karung, berbagai pengakuan mengejutkan keluar dari berbagai pihak tentang kejahatan Savile, sebagian dari korban-korbannya. Beberapa pengakuan itu di antaranya: Savile melakukan sebagian besar dari kejahatan seksualnya di belakang panggung pertunjukan, salah seorang korbannya masih berusia 9 tahun, ia memiliki ruang khusus di sebuah rumah sakit dimana ia melakukan kejahatan seksual terhadap para pasien, serta acara-acara penggelangan dana di rumah sakit anak-anak yang digunakannya sebagai sarana melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak yang sedang sakit.

Dan yang tidak kurang mengejutkan adalah fakta bahwa "kegilaan-kegilaan" itu telah lama diketahui oleh aparat keamanan dan juga BBC, media yang mempekerjakannya. Saat Savile melakukan kejahatan-kehatannya itu di depan mata, BBC menutup mata dan polisi menerima suapnya dan kemudian mengabaikannya.

Mengapa manusia bejat seperti ia mendapatkan kekebalan hukum, keistimewaan dan penghormatan yang begitu besar? Jawabnya sangat mudah: karena ia adalah bagian dari "elit penguasa" yang sama-sama bejatnya. Ia adalah bagian dari kelompok elit yang meliputi Pangeran Henry, Selvio Barlescuni, atau Dominique Strauss Kahn, Direktur IMF yang ditangkap polisi New York karena memperkosa pegawai hotel namun kemudian dibebaskan begitu saja dan kasusnya menguap. Ia adalah bagian dari kemaksiatan dunia hiburan yang dipenuhi dengan orang-orang dengan kelainan seksual ekstrim, yang dilindungi oleh elit penguasa yang sama bejatnya.

Kalau kemudian kasus-kasus Jimmy Saviles terbongkar, alasannya hanya dua: pertama ia telah meninggal sehingga tidak akan membalas dendam dengan membongkar kebejatan seluruh jaringan. Kedua, kejahatan-kejahatan kelompok elit itu telah demikian ekstrim dan massif hingga para anggotanya jenuh dan membocorkannya ke publik. Seperti ketel uap yang sangat panas yang harus dibuka katupnya agar sebagian udara panas di dalam ketel keluar dan mencegah ketel meledak.

Namun karena sudah terlalu banyak udara panas yang keluar yang ditandai dengan banyak kasus-kasus kejahatan elit penguasa yang terbongkar, masyarakat di luar ketel pun merasa kepanasan. Maka masyarakat memutuskan menghancurkan ketel itu sekalian.

“Top of the Pops” adalah program hiburan musik televisi yang telah bertahan selama 20 tahun. Sedangkan "Jim Will Fix It,” (Jim adalah panggilan Jimmy Savile sendiri) adalah program televisi untuk "membantu" anak-anak meraih impiannya di dunia hiburan. Ia juga dikenal sebagai aktifis sosial yang telah mengumpulkan donasi hingga $64 million untuk yayasan sosialnya. Disebut-sebut ia telah mendonasikan 90% kekayaannya untuk kegiatan sosial.

Savile meninggal tahun lalu pada usia 84 tahun setelah berkarier selama 50 tahun di dunia hiburan televisi. Namun tiba-tiba saja, terutama bulan Oktober ini kejahatan-kejahatannya terbongkar satu demi satu di media massa. Kejahatan-kejahatan itu sebagian besar terjadi saat Savile tengah dalam puncak popularitasnya. Polisi menyatakan telah menerima 340 pengaduan dengan 12 di antaranya telah dicatat resmi. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.

Publik Inggris memang mengenal Savile sebagai tokoh yang "eksentrik", namun tidak mengira ia begitu bejat moralnya. Publik juga mengetahui Savile pernah terlibat dalam beberapa kasus kejahatan seksual, namun polisi tidak pernah memprosesnya hingga ke pengadilan.

Skandal ini bermula dari satu film dokumenter yang ditayangkan oleh saingan BBC tempat Savile bekerja, yaitu ITV tahun lalu, yang melaporkan setidaknya terdapat 10 orang wanita yang mengaku telah menjadi korban Savile, dimana tempat kejadian perkaranya adalah di kantor BBC. Tidak lama kemudian muncul kabar bahwa program berita investigasi BBC, "Newsnight" pernah mengadakan penyelidikan atas dugaan kejahatan Savile setahun sebelumnya, namun siarannya dibatalkan dengan alasan "tidak sesuai standar BBC". Desas-desus merebak bahwa Savile dan para eksekutif BBC mencekal acara tersebut meski produser "Newsnight" menolak tuduhan itu.

Dalam kasus lain seorang mantan produser BBC memaparkan kepada koran Inggris The Sun bahwa dirinya pernah melihat Savile tengah melakukan pelecehan terhadap anak perempuan yang "masih sangat muda" pada tahun 1970-an. Produser tersebut telah melaporkan kejadian itu kepada pimpinan BBC, namun ia diperintahkan untuk tutup mulut.

"Semua orang tahu apa yang terjadi. Termasuk para pejabat tertinggi BBC," kata produser tersebut kepada "The Sun".

Namun kasus Savile ini juga membongkar kebejatan generasi lama tokoh-tokoh industri hiburan Inggris pada tahun 1960-an dan 1970-an. John Peel, rekan Savile yang juga seorang DJ radio di BBC yang tidak kalah masyurnya dibanding Savile terbongkar kasusnya baru-baru ini telah menghamili seorang gadis berumur 14 tahun pada tahun 1960-an. Menurut koran Inggris lainnya, The Guardian, Peel kini tengah menjalani penyidikan polisi. BBC mengatakan jika dakwaan itu benar, akan mempertimbangkan kembali rencananya mengabadikan nama Peel pada sebuah gedung barunya. 

Sejak mencuatnya kasus kebejatannya, nama Savile kini telah hancur lebur. Bahkan keluarganya sendiri telah memerintahkan pembongkaran makam Savile hingga kini makam itu sama sekali tidak bertanda. Namun berbeda dengan publik Inggris. Muak dengan segala kebejatan moral, kemunafikan dan kejahatan-kejahatan elit-elit Inggris BBC juga terlibat dalam konspirasi "senjata pemusnah massal" Saddam Hussein), sangat boleh jadi hanya menunggu waktu untuk meledakkan kemarahannya dan menghancurkan struktur kekuasaan Inggris. Apalagi dengan krisis ekonomi yang melanda Inggris dan negara-negera Eropa saat ini.

Dan bahkan setelah kasusnya meledak, hingga saat ini BBC dan media-media mapan Inggris masih terus melakukan "kebohongan publik" tentang kasus Savile. Ketika pertama kali terungkap tahun lalu, Savile diketahui lebih menyukai "bocah laki-laki" daripada "bocah perempuan". Namun kini media-media massa menyembunyikan fakta ini dan terus-menerus menyebutkan korban kejahatan Savile adalah "bocah perempuan". Tidak lain karena mereka khawatir menyebutkan "bocah laki-laki" sebagai korban Savile akan memberikan kesan buruk tentang "homoseksual" yang mereka promosikan secara sistematis sebagai suatu "kebaikan". Alih-alih menganggap homoseksual sebagai suatu "kebajatan moral" dan "kejahatan" media-media massa mempromosikan homoseksual sebagai "suatu pilihan hidup" atau bahkan "gaya hidup alternatif".

Dan BBC telah menjadi lokomotif kampanye pro-homoseksualisme. Memberitakan Savile sebagai seorang homoseks tentu akan menghancurkan semua upaya yang telah dilakukan untuk mengkampanyekan homoseksual.

Masyarakat modern tidak terancam oleh "terorisme" sebagaimana media-media massa gembar-gemborkan, melainkan oleh kejahatan-kejahatan yang ditebarkan oleh media-media massa.



Ref:
"Jimmy Savile Scandal Has the Potential to Spiral Beyond Control"; thetruthseeker.co.uk; 22 Oktober 2012

"Jimmy Savile: A Prime Example of an Entertainment Industry Abuser Protected by the Elite"; Vigilant Citizen; vigilantcitizen.com; 15 Oktober 2012

Tuesday, October 23, 2012

KONDISI SEBENARNYA DI SYRIA

"Saya akan memberi saran kepada Presiden untuk menolak gencatan senjata karena alasan-alasan berikut:

Pertama, hal itu tidak menghargai jasa ratusan teman-teman kami di militer yang telah mengorbankan nyawanya demi menjaga keamanan negeri ini. Bagi saya hal ini seperti sebuah  pengkhianatan atas kemajuan yang tengah kami alami setelah berbulan-bulan terlibat pertempuran. Kami ingin menghabisi teroris-teroris asing itu dan rakyat percaya dengan kami. Kami tengah berada dalam posisi militer terkuat saat ini karena pengorbanan teman-teman kami.

Kedua, suatu gencatan senjata, meski hanya 96 jam, akan memungkinkan musuh-musuh beristirahat dan memperkuat diri, mendapatkan lebih banyak suplai senjata berat yang disediakan negara-negara Arab Teluk dengan restu Amerika yang telah menyediakan "senjata-senjata tidak mematikan" seperti alat penglihat malam hari dan perlengkapan-perlengkapan sejenisnya. Sebagai anggota militer saya yakinkan Anda bahwa dalam banyak situasi "senjata-senjata tidak mematikan" semacam itu lebih mematikan daripada satu peti senjata api.

Mengapa kami harus memberi mereka hadiah semacam itu (gencatan senjata)? Apakah Anda pikir al Qaida dan teroris-teroris Afrika Utara dan Arab itu akan melakukan ibadah pada Idhul Adha? Apakah Anda pikir mereka akan sholat I'd dan kemudian menyembelih kambing dan onta untuk dibagikan kepada rakyat miskin? Atau berdo'a kepada Tuhan dan memohon ampun? Tidak teman, saya yakinkan Anda mereka tidak akan melakukannya. Mereka akan menggunakan gencatans senjata untuk memulihkan diri dan memperpanjang kekacauan dan terorisme. Presiden kami sangat bijak dan mengetahui ini semua.

Kami akan mengalahkan proyek zionisme yang bermaksud hendak menghancurkan "Perlawanan" anti-Israel ini, namun kami tidak bisa melakukannya dengan menghentikan momentum kemenangan yang tengah berada di pihak kami. Kami telah meraih banyak kemajuan di medan perang yang tidak akan Anda lihat di media-media massa seperti "al Jazeera", "al-Arabiya" (juga TVOne; blogger), namun itulah yang sebenarnya terjadi. Kami akan mengajak Anda melihat sendiri jika Anda mau. Mungkin ada beberapa komandan militer yang menyukai gencatan senjata, namun sebagian besar setuju dengan pandangan saya. Saya yakin Presiden akan menuai banyak kritikan dari rakyat dan dari para komandan militer jika mengabaikan pandangan kami ini.

Saya harap tidak akan ada gencatans senjata di hari Idhul Adha kecuali masyarakat internasional bisa menjamin tidak ada aktifitas-aktifitas militer yang bisa mendapatkan keuntungan darinya. Masalahnya adalah, kepercayaan adalah masalah terbesar yang kami hadapi. Siapa yang bisa menjamin itu semua?

Kami beri Anda satu contoh. Antara kota Homs dan Damascus terdapat delapan pos penjagaan, jadi jalan raya antara keduanya relatif aman. Pemberontak punya kebiasaan menggunakan teror dan taktik "serang dan lari". Mereka merancang suatu serangan terhadap suatu pos penjagaan yang kemudian disiarkan ke media-media massa barat untuk mendapatkan gambaran bahwa mereka meraih kemajuan. Kemudian setelah pasukan kami datang, mereka pun melarikan diri. Ini adalah semacam perang psikologis, namun dalam peperangan perang hal itu adalah sesuatu yang penting. Tujuan mereka adalah untuk mendapatkan dukungan dari luar sekaligus melemahkan mental rakyat, tentara dan pemimpin-pemimpin kami. Mereka pada akhirnya akan kalah, namun gencatan senjata akan memperpanjang nafas mereka
."



KETERANGAN:
Di atas adalah pernyataan seorang perwira militer Syria kepada Franklin Lamb tentang ide gencatan senjata Idhul Adha yang digagas oleh utusan khusus PBB-Liga Arab di Syria, Lakhdar Brahimi.

Franklin Lamb adalah seorang jurnalis dan profesor hukum internasional Amerika yang kini menetap di Lebanon. Penulis buku "Israel’s 1982 War in Lebanon, International Legal Responsibility for the Sabra-Shatila Massacre, The Price We Pay" dan "The Case for Palestinian Civil Rights in Lebanon". Bersama putrinya kini menjadi sukarelawan di "Palestine Civil Rights Campaign and the Sabra-Shatila Foundation" dan menjadi kolumnis aktif di "Almanar" dan "Press TV".


Sumber: "Syria on the ground vs. Syria on Western airwaves"; Franklin Lamb; Press TV; 22 Oktober 2012


Monday, October 22, 2012

ERDOGAN PUN AKHIRNYA MENYERAH

PM Turki Erdogan dikabarkan telah menyetujui penyelesaian krisis Syria tanpa harus menjatuhkan pemerintahan Bashar al Assad sebagaimana selama ini ia dan mitra-mitra barat dan Arab-nya tuntut. Persetujuan itu dihasilkan dalam pembicaraan antara Erdogan dengan Presiden Iran Ahmadinejad di sela-sela pertemuan Economic Cooperation Organization di Baku, Selasa (16/10). Kabar tersebut muncul dari laporan harian Lebanon "Al Akhbar", Sabtu (20/10). Menurut "Al Akhbar" keputusan Erdogan bukan disebabkan oleh "kecintaan" Erdogan pada Bashar, melainkan karena "tidak ada pilihan lain".

Menurut laporan itu Erdogan akan mengumumkan usulan penyelesaian krisis Syria yang disepakatinya itu segera setelah pelaksanaan pemilu di Amerika.

Latar belakang keputusan Erdogan adalah fakta bahwa pemberontak Syria yang didukungnya selama hampir 2 tahun bersama barat dan beberapa negara Arab, gagal menjalankan misinya menjungkalkan Bashar al Assad. Selain itu dukungan Rusia, Cina dan Iran terhadap Bashar juga manjadi pertimbangan utama. Namun pemicu terjadinya titik balik pada kebijakan politik Erdogan itu adalah "muncul"-nya Irak yang tiba-tiba saja "mendeklarasikan diri" sebagai sekutu Syria yang serius.

Sebagaimana diberitakan dalam blog ini beberapa waktu lalu, dalam kunjungannya di Rusia minggu lalu PM Irak Nour Maliki mengecam keras sikap Turki atas Syria sebagai sikap yang "berlebihan". Ditambah kesepakatan kerjasama militer Irak dan Rusia yang ditandai dengan penjualan senjata Rusia kepada Irak dengan nilai transaksi miliaran dolar, serta pembiaran Irak atas penerbangan misi pengiriman senjata Iran kepada regim Bashar al Assad melalui udara Irak mengindikasikan Irak telah bergabung dengan blok Iran-Syria-Rusia. Ditambah lagi dengan sikap teguhnya Rusia dalam mendukung Bashar al Assad.
Dalam pertemuan dengan pejabat Uni Eropa menlu Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa "Bashar al Assad tidak akan pergi!"

Menurut laporan itu perubahan sikap Erdogan merupakan keberhasilan diplomasi Iran.



"EXIT STRATEGY" YANG AMAN BAGI TURKI

Meski belum mendapat konfirmasi langsung dari pejabat Iran dan Turki, keputusan Erdogan tersebut di atas dianggap sebagai cara aman Turki untuk keluar dari krisis Syria tanpa banyak kehilangan muka.

"Seluruh rencana mereka mengalami kegagalan dan mereka mengalami jalan buntu dalam petualangan militernya di Syria, sehingga mereka berusaha mencari jalan keluar yang tidak mencoreng muka mereka dari bencana yang mereka ciptakan sendiri," demikian pernyataan ketua Komisi Keamanan dan Politik Luar Negeri parlemen Iran, Alaeddin Boroujerdi, Sabtu (20/10). Pernyataan tersebut seolah mengkonfirmasi laporan dari "Al Akhbar".

Menurut Aleeddin, Erdogan telah salah perhitungan atas strateginya di Syria. Sumber-sumber diplomatik dan inteligen menyebutkan, Erdogan terbujuk oleh rayuan presiden Barack Obama untuk turut melibatkan diri dalam petualangan di Syria bersama Saudi dan Qatar. Obama menjanjikan Bashar al Assad tidak akan bertahan lebih dari 6 bulan, dan setelahnya Erdogan akan dielu-elukan sebagai pahlawan. Namun seiring berjalannya waktu, dukungan Amerika dan NATO ternyata melemah dan Bashar al Assad tetap kukuh berkuasa. Erdogan pun tidak ingin menanggung beban kesalahan petualangan di Syria sendirian. Apalagi jika Turki sampai terlibat dalam peperangan melawan Syria, ia akan dicap sebagai orang "maniak perang" dan menjalani sisa hidupnya sebagai penjahat perang.

Menurut "Al Akhbar" dengan mengutip seorang pejabat Iran yang tidak disebut namanya, "Turki khawatir bahwa pada akhirnya ia akan berdiri sendirian dalam peperangan, khususnya jika terjadi peperangan antara Turki melawan Syria. Baik Amerika maupun NATO tidak akan memberikan dukungan sepenuhnya kepada Turki."

Masih menurut laporan tersebut, Erdogan secara realistis mengakui bahwa proposal Iran atas penyelesaian krisis Syria adalah yang terbaik. Tidak saja didukung Rusia dan Cina, proposal Iran juga didukung oleh Mesir. Proposal itu mengusulkan perundingan antara pihak-pihak yang terlibat pertikaian di Syria dengan mengecualikan kelompok-kelompok bersenjata.

Akhirnya dalam pertemuan di Baku itu disebut-sebut Erdogan mengusulkan kepada Ahmadinejad untuk membentuk komisi bersama yang akan menjadi broker perundingan perdamaian di Syria. Komisi itu terdiri dari tiga negara, yaitu Iran, Turki dan Rusia, atau Iran, Turki dan Mesir.



REF:
"Turkey Agrees on Syrian Solution that Assad Is Part of"; almanar.com.lb; 21 Oktober 2012
"Turkey seeking face-saving exit out of Syria quagmire: Iranian MP", Press TV; 21 Oktober 2012

PEMBOMAN LEBANON DAN AGENDA ZIONISME

Tidak lama setelah terjadinya serangan bom yang menewaskan kepala inteligen Lebanon Brigjend Wissam al-Hassan dan 9 orang lainnya, Jum'at sore lalu (19/10), terjadi dua hal yang menarik. Tanpa menunggu waktu lama, apalagi investigasi aparat keamanan yang bahkan belum dimulai, dua kubu yang berseteru di Lebanon, melancarkan tuduhannya. Yang menarik adalah tuduhan itu saling bertolak belakang. Jika Hizbollah dari "kelompok perlawanan" yang anti-Amerika/Israel/Saudi menuduh Israel sebagai pelaku pemboman, kubu oposisi yang pro-Amerika/Israel/Saudi menuduh Syria sebagai pelakunya.

Hizbollah beralasan bahwa sang kepala inteligen telah berhasil menggulung jaringan mata-mata Israel di Lebanon sehingga Israel menjadikannya target sasaran. Sedangkan kubu oposisi beralasan sang kepala inteligen berhasil menggulung jaringan teror yang didukung Syria, sehingga Syria membalas dengan membunuhnya. Oposisi menunjuk keberhasilan inteligen Lebanon menangkap Michel Samaha, tokoh politisi yang dikenal dekat dengan Presiden Syria Bashar al Assad, yang dituduh tengah merancang plot serangan teror di Lebanon atas perintah Bashar.


Media massa barat, yang juga diikuti oleh media-media nasional Indonesia, tentu saja hanya memuat tuduhan pihak  oposisi daripada Hizbollah.

Sebenarnya kedua tuduhan tersebut sangat lemah. Keberhasilan Lebanon menggulung jaringan mata-mata Israel bukanlah karena pekerjaan dinas inteligen Lebanon (Internal Security Force) yang dikenal korup dan menjadi kepanjangan tangan kelompok oposisi. Keberhasilan itu adalah karena pekerjaan Hizbollah dan inteligen tentara. Tuduhan Hizbollah tidak lain karena mereka melihat hanya Israellah target yang paling tepat untuk disalahkan terlepas tuduhan itu valid ataupun tidak.
Adapun tuduhan oposisi terhadap Syria sama tidak masuk akalnya. Bashar al Assad tidak mempunyai waktu apalagi kepentingan untuk merusak hubungannya dengan Lebanon pada saat dirinya kecapaian menghadapi pemberontakan. Samaha yang menjadi "pintu masuk" tuduhan terhadap Syria adalah figur yang kontroversial dan dianggap sebagai "agen ganda". Ia memang dekat dengan Bashar al Assad, namun pada saat yang sama juga akrab dengan inteligen Perancis yang memusuhi Bashar. Ia adalah penerima medali kehormatan pemerintah Perancis. Setidaknya itulah yang ditulis oleh Robert Fisk, wartawan senior Inggris dengan spesialisasi Timur Tengah dalam salah satu artikelnya di "The Independence" beberapa waktu lalu. Apalagi, sebagaimana telah disebutkan, Internal Security Force adalah kepanjangan tangan kelompok oposisi terutama Saad Hariri, mantan perdana menteri yang kini menetap sementara di Perancis sambil mengorganisir gerakan oposisi Lebanon.

Michael Aoun, mantan Presiden, mantan panglima angkatan besenjata dan tokoh Kristen yang bergabung dalam kubu "perlawanan" bersama Hizbollah, pernah menuduh Internal Security Force sebagai "gerombolan bandit bersenjata". Institusi inilah yang bertanggungjawab atas penahanan illegal atas empat jendral pro-Syria paska tewasnya Rafiq Hariri, mantan perdana menteri yang dibom oleh pembom misterius tahun 2005. Selama 6 tahun keempat jendral itu menjalani penahanan tanpa proses pengadilan. Ketika kemudian dibebaskan setelah dinyatakan tidak terbukti terlibat pembunuhan Hariri, mereka tidak mendapatkan kembali hak-haknya semula.

Dari respons yang dilakukan oleh kubu oposisi atas tewasnya pimpinan Internal Security Force seperti tuduhan yang tanpa dasar dan mobilisasi massa besar-besaran dengan tujuan politik tertentu, kita diingatkan kembali kepada apa yang terjadi paska tewasnya Rafiq Hariri. Tanpa melalui proses penyidikan, orang-orang yang sama yang kini menjadi tokoh-tokoh oposisi menuduh Syria sebagai pelaku pemboman. Pada saat yang sama mereka menuntut penarikan pasukan Syria dari Lebanon yang berdasarkan mandat Liga Arab dan permintaan pemerintah Lebanon sendiri berada di Lebanon untuk mencegah perang sipil dan menahan invasi Israel atas Lebanon. Tentu saja itu semua adalah agendanya zionisme internasional. Terbukti hanya setahun setelah pasukan Syria hengkang dari Lebanon, Israel menyerbu Lebanon tahun 2006. Beruntung Lebanon memiliki Hizbollah yang berhasil memukul mundur Israel sehingga Lebanon tidak menjadi Palestina II yang diduduki Israel.

Kini agenda zionisme yang sama menumpang kasus pemboman kepala Internal Security Force. Selain memberikan tekanan baru pada Presiden Bashar al Assad setelah mengendornya tekanan pemberontak yang kelelahan, oposisi juga menuntut pengunduran perdana menteri Najib Miqati yang tidak lain adalah tokoh yang didukung Hizbollah dan kelompok "perlawanan". Jika Miqati mundur, maka terbuka peluang tokoh oposisi untuk menduduki posisi perdana menteri. Jika perlu Saad Hariri kembali memimpin Lebanon.

Jadi kesimpulan saya (blogger), serangan bom itu, lagi-lagi hasil karya inteligen Israel/CIA demi menjalankan agenda mereka menguasai Lebanon dan menghancurkan musuh-musuh Israel.

Sunday, October 21, 2012

UCAPAN TERIMA KASIH

Sebelumnya saya sampaikan bahwa blog ini terus mengalami peningkatan pengunjung. Jika tiga bulan lalu hit bulanan adalah 62.000-an, dua bulan lalu meningkat menjadi 66.000-an, dan pada bulan terakhir ini jumlahnya telah meningkat mencapai angka 72.000-an atau dengan hit harian rata-rata mencapai 2.400-an.

Perlu juga saya sampaikan bahwa selama penayangan "iklan" donasi untuk blog ini yang telah berjalan hampir 1 bulan, telah terkumpul donasi sebesar Rp 1.130.000 yang dikirimkan oleh 12 orang donatur.

Di satu sisi saya merasa agak kecewa karena dari seribu lebih pengunjung harian blog ini hanya satu lusin orang saja yang terketuk hatinya untuk membantu keberadaan blog ini. Namun saya cukup berbesar hati karena masih ada orang yang peduli dengan blog ini. Seperti sudah pernah saya katakan, meski hanya ada 1 orang pengunjung yang setiap hari datang ke blog ini, saya akan terus menulis. Saya baru berhenti jika sudah tidak ada lagi pengunjung yang datang.

Saya ucapkan terima kasih kepada para donatur. Kepedulian Anda telah membantu semangat saya untuk terus menulis dan meningkatkan kualitas blog ini. Tidak lupa saya mohon kritik dan sarannya selalu. Dan bagi para pengunjung yang ingin mendonasikan dukungannya, saya memberi kesempatan yang tidak terbatas.


Wassalam,
Blogger,


Cahyono Adi



Saturday, October 20, 2012

UNI EROPA KORUP, BANTAH CEKAL MEDIA IRAN

Uni Eropa membantah telah memerintahkan pencekalan terhadap media-media online Iran. Bantahan tersebut menanggapi pernyataan 2 perusahaan provider satelit "Eutelsat" dan "Arqiva". Namun bantahan tidak mengubah kecurigaan sebagian masyarakat dunia bahwa Uni Eropa benar-benar telah melakukan pencekalan, terutama tidak adanya upaya hukum terhadap provider satelit yang telah menuduh mereka.

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan kepada salah satu media Iran yang dicekal, Press TV, Rabu (17/10), bahwa pencekalan terhadap media-media massa Iran tidak ada kaitannya dengan Uni Eropa.

"Saya katakan kepada Anda bahwa keputusan itu adalah keputusan "Eutelsat" dan "Arqiva" dan Anda harus menanyakan sendiri kepada mereka. Ini adalah keputusan mereka," kata Maja Kocijancic, jubir sekjen Uni Eropa Catherine Ashton, kepada Press TV.

Menurut Maja mengatakan bahwa Uni Eropa telah menerapkan sanksi baru terhadap Iran namun hanya mencakup bidang keuangan, energi, perdagangan dan transporatasi, tidak termasuk telekomunikasi.

Pernyataan tersebut berseberangan dengan pernyataan "Eutelsat" dan "Arqiva" kepada Press TV bahwa keputusan mereka menghentikan kontrak dengan Press TV adalah akibat adanya tekanan dari KOmisi Uni Eropa.
Eutelsat telah menghentikan siaran beberapa media online Iran termasuk Press TV, al-Alam, Jam-e-Jam 1 dan 2, Sahar 1 dan 2, Islamic Republic of Iran News Network, Quran TV, dan al-Kawthar. Penutupan itu merupakan puncak dari serangkaian kampanye untuk menghentikan siaran-siaran media massa Iran dari jangkauan rakyat Eropa. Beberapa waktu lalu misalnya, otoritas penyiaran Inggris menutup siaran Press TV di Inggris, namun dibatalkan oleh pengadilan Inggris.

Apakah pernyataan pejabat Uni Eropa yang benar tentang pencekalan media-media Iran, atau keterangan "Eutelsat" yang benar, tangan-tangan zionis internasional berada di balik itu semua. Dan klaim Eropa sebagai
basisnya demokrasi dunia yang menjamin kebebasan pers, kini terbantahkan dengan telak.

Ref:
"EU denies ordering satellite companies to take Iran channels off air";  Press TV; 17 Oktober 2012

PEMBERONTAK SYRIA TAK CUKUP KEKUATAN

Dengan gagah berani TVOne masih mempertahankan program acara "Laporan dari Timur Tengah" yang sangat jauh dari prinsip jurnalisme yang jujur, adil dan netral. Acara ini sama sekali tidak "cover both side" dengan hanya mengutip keterangan dari pihak-pihak anti-pemerintah tanpa sedikit pun memberikan porsi kepada pihak pemerintah. Acara ini juga hanya menampilkan narasumber yang itu-itu saja yang miskin perspektif. Dan siaran Sabtu dinihari tadi (29/10) kembali memberikan laporan yang bias.

Menurut siaran itu "Parlemen Lebanon menuduh Syria sebagai pelaku pemboman di Beirut yang terjadi hari Jum'at (19/10)". Bagi yang memahami politik Lebanon berita itu sungguh menggelikan. Baik pemerintahan maupun parlemen Lebanon kini dikuasai oleh blok politik yang pro-Syria dan anti-Israel/Amerika, yang tentu akan sangat sulit mengeluarkan pernyataan resmi seperti itu bahkan seandainya Syria benar-benar menyerang Lebanon.

Saya beri contoh "kedekatan" Lebanon dengan Syria. Ketika beberapa waktu lalu terjadi insiden tembak-menembak di perbatasan Lebanon-Syria, Presiden Lebanon Michel Suleiman memerintahkan menlu Lebanon untuk mengajukan protes kepada Syria. Sang menlu menolak dengan mengatakan bahwa "sesama teman tidak akan saling memarahi". Ketika sebagian rakyat Lebanon melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menentang Syria paska terbunuhnya mantan PM Rafiq Hariri tahun 2005, Hizbollah dan sebagian rakyat Lebanon lainnya mengadakan demonstrasi besar-besaran mendukung Syria. Ketika pemberontak Syria menculik seorang warga Lebanon pendukung pemerintah Syria, milisi Lebanon pendukung Syria balik membalas menculik anggota pemberontak Syria yang berada di Lebanon. Dan di perbatasan Lebanon-Syria terdapat ribuan milisi Syria keturunan Lebanon yang mengangkat senjata mendukung pemerintah Syria.
Dan kini kubu pro Syria-lah yang menguasai pemerintahan dan parlemen. Apalagi ketua Parlemen Lebanon adalah tokoh pro-Syria, yaitu Nabih Berri, tentu berita tentang "parlemen Lebanon menuduh Syria" sangat jauh dari kenyataan. Berita yang benar tentu saja adalah "seorang anggota parlemen Lebanon dari kubu oposisi menuduh Syria". Namun TVOne telah menebarkan propaganda zionismenya.

Tidak seperti TVOne yang selalu menampilkan pemberontak Syria sebagai pihak yang unggul dan benar, saya selalu memberikan analisis yang realistis, yaitu pemberontak adalah pihak yang inferior dan teroris yang harus disalahkan atas krisis kemanusiaan yang terjadi di Syria. Dari awal tujuan mereka hanya membuat kekacauan di Syria untuk memberi alasan dilakukannya intervensi NATO. Dan ketika NATO tidak kunjung melakukan intervensi karena ditentang Rusia dan Cina, pelan namun pasti mereka mati kelelahan.

Sebuah analisis inteligen yang dilakukan pemerintah Amerika baru-baru ini menyebutkan bahwa kekuatan pemberontak Syria jauh dari cukup untuk memenangkan peperangan. Dari harapan pemerintah Amerika bahwa kekuatan pemberontak mencapai 70 ribu personil, perhitungan terakhir menunjukkan jumlahnya hanya sekitar 30 ribu, 10% di antaranya adalah anggota kelompok-kelompok teroris yang terafiliasi dengan Al Qaida. Jumlah itu dianggap jauh dari memadai untuk mengalahkan pasukan pemerintah Syria.

Beberapa waktu lalu wartawan senior Inggris anti Syria, Rober Fisk, menulis dalam satu artikel di harian "The Independence" bahwa pemerintah Syria yang memiliki 4 ribu tank dan puluhan ribu tentara tidak mungkin kalah melawan pemberontak. Pernyataan itu "matching" dengan analisis inteligen Amerika yang bocor ke publik melalui situs berita online Israel, DEBKAFile.

Para pejabat Amerika dan barat mencoba mengabaikan analisis terakhir ini karena bertentangan dengan kalkulasi mereka bahwa Bashar al Assad tidak akan sanggup bertahan lebih dari 6 bulan. Kini para analis militer Amerika mengakui bahwa keseimbangan militer lebih berat ke kubu Bashar al Assad. Perubahan keseimbangan itu, menurut analis itu,  selain bantuan senjata Iran dan Rusia, terutama karena kehadiran personil-personil militer Iran dari satuan elit Brigade Al Quds yang berhasil membentuk pasukan milisi Alawi pro-Bashar al Assad yang berkekuatan mencapai 70.000 personil.

Namun demikian Amerika tidak merubah sikapnya atas perkembangan di Syria dengan menolak intervensi langsung. Padahal sekutu-sekutu NATO dan negara-negara Arab Saudi dan Qatar sudah tiddsak sabar untuk melakukan intervensi. Turki bahkan telah mengerahkan personil militernya di perbatasan Syria dan memprovokasi perang. Tampak jelas bahwa Amerika tidak ingin mengalami bencana yang lebih hebat dari perang Irak dan Afghanistan.



Ref:
"New W. intelligence: Syrian rebels don’t have the numbers to win"; DEBKAfile; 15 Oktober 2012


Friday, October 19, 2012

IRAN KLAIM DRONE MALANG MELINTANG DI UDARA ISRAEL

Belum hilang keterkejutan Israel atas penerobosan pesawat tanpa awak (drone) buatan Iran yang dioperasikan Hizbollah baru-baru ini, Israel dikejutkan lagi dengan klaim Iran bahwa drone buatannya telah lama malang melintang di udara Israel tanpa terdeteksi. Klaim tersebut disampaikan oleh seorang pejabat militer Iran yang tidak disebutkan namanya sebagaimana dikutip oleh kantor berita Amerika Associated Press tgl 16 Oktober lalu.

Pejabat tersebut menyatakan, Selasa (16/10), bahwa drone buatan Iran telah berkali-kali melakukan misi pengintaian di udara Israel tanpa terdeteksi selama beberapa tahun setelah Perang Lebanon tahun 2006. Pernyataan tersebut tidak menjelaskan secara detil penerbangan-penerbangan rahasia tersebut, termasuk penjelasan apakah drone-drone tersebut sama dengan milik Hizbollah.

“Pesaawt drone yang tertembak di Israel minggu lalu bukanlah yang pertama dan bukan drone terakhir yang akan terbang di udara Israel," kata pejabat tersebut.

Israel tentu saja membantah pernyataan tersebut dengan menyebut insiden penerobosan drone Hizbollah baru-baru ini adalah yang pertama terjadi. Israel mengklaim telah mendeteksi drone Hizbollah tersebut, namun membiarkannya karena dianggap tidak berbahaya dan baru ditembak jatuh setelah terbang terlalu jauh di daerah tak berpenghuni.
Pada hari Selasa (16/10) jubir kemenlu Iran Rahmin Mehmanparast memaparkan beberapa kemajuan terbaru di bidang militer Iran, termasuk drone-drone pembom siluman jarak jauh dan rudal-rudal yang mampu menjangkau Israel.

"Secara mendasar, kemungkinan suatu perang terjadi saat negara-negara tidak memiliki kekuatan untuk mempertahankandiri. Namun saat negara-negara menjadi kuat, kemungkinan terjadinya serangan militer berkurang," kata Mehmanparast kepada wartawan.

Penerobosan Drone Hizbollah minggu lalu terjadi hanya sebulan setelah Iran meluncurkan drone jarak jauhnya yang disebut-sebut sebagai kunci strategis tambahan Iran yang memiliki kemampuan melakukan misi mata-mata jarak jauh sekaligus misi tempur baik pemboman maupun penembakan rudal-rudal. Drone tersebut, diberi nama "Shahed-129", memiliki daya jelajah hingga 2000 km atau dua kali jarak Iran-Israel dan mampu menjangkau Eropa Timur. Drone ini mampu terbang non-stop selama 24 jam penuh. Namun masih belum jelas apakah drone tersebut memiliki kemampuan sebagaimana drone canggih Amerika yang dirampas Iran di udara, akhir tahun lalu, RQ-170 Sentinel. Iran mengklaim telah memiliki semua data tantang RQ-170 dan siap memproduksi replikanya secara massal.



DRONE ISRAEL TERJEREMBAB DI TEPI BARAT


Bagi saya berita ini sama menyenangkannya dengan berita tentang terjerembabnya PM Australia Julia Gillard dalam suatu upacara kenegaraan di India baru-baru ini, Jangan keburu sinis dengan sikap "tidak simpatik" saya. Julia adalah "putri kesayangan" yahudi internasional yang sukses menata karier karena kesetiaanya kepada "penguasa belakang layar" yang dibuktikannya dengan pilihan hidupnya menjadi lesbong dan secara terbuka mengaku sebagai seorang atheis. Berita yang saya maksud adalah terjerembabnya pesawat tanpa awak (drone) Israel di Tepi Barat pada tgl 17 Oktober 2012.

Bertolak belakang dengan kesuksesan Hizbollah mengirimkan drone siluman buatan Iran ke wilayah Israel dan mengacak-acak lokasi-lokasi strategis Israel, sebuah drone Israel jatuh terjerembab di dekat kota Nablus, Tepi Barat, karena kesalahan teknis. Israel kini tengah mengadakan penyidikan atas insiden tersebut.

Jatuhnya drone Israel tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya pada awal tahun ini sebuah drone "Eitan" jatuh di dekat kota Gedera. Penyidikan yang kemudian dilakukan mengindikasikan kejatuhan tersebut akibat kesalahan manusia sekaligus juga kesalahan teknis. Insiden tersebut merugikan Israel sebesar $5 juta.

Paska penerobosan drone Hizbollah Israel juga mengalami "bencana besar" yang ditandai dengan perintah untuk meng-grounded-kan semua pesawat militer Israel tgl 14 Oktober lalu. Perintah tersebut dikeluarkan setelah terjadi insiden "nyaris" tabrakan antara 2 pesawat militer Israel dalam suatu operasi.

Pada bulan Juli 2010 sebuah pesawat tempur Israel jatuh di Romania dalam sebuah latihan tempur bersama. Empat pilot Israel, dua mekanik dan seorang perwira penghubung Rumania tewas dalam insiden tersebut.



Ref:
"Iran claims ‘dozens’ of its drones reached Israel"; Ali Akbar Dareini; Associated Press; 16 Oktober 2012
"Israeli drone crashes in West Bank"; Press TV; 18 Oktober 2012

RAKYAT ARAB ANGGAP ISRAEL MUSUH UTAMA, PEMERINTAH SAUDI SEBALIKNYA

Masyarakat Arab menganggap Israel sebagai musuh utama. Namun sebaliknya pemerintah Arab Saudi menghapuskan Israel dari daftar musuh negara.

Sebuah pooling yang baru-baru ini diadakan oleh lembaga kajian politik yang berbasis di Qatar, "Arab Center for Research and Political Studies", menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Arab menganggap Israel sebagai musuh utama mengalahkan negara-negara musuh lainnya. Pooling yang digelar sejak 15 Juli hingga 10 September dan dirilis hasilnya tgl 8 Oktober lalu menyebutkan dari 16.173 responden yang tinggal di 12 negara Arab sebanyak 35% di antaranya memandang Israel sebagai musuh utama, disusul kemudian dengan Amerika (14%) dan negara tetangga Arab (12%).

Selain itu sebanyak 10% responden menganggap negara-negara Turki, Perancis dan Spanyol sebagai ancaman utama. Selain itu sebanyak 29% responden menyatakan tidak mengetahui negara mana yang merupakan ancaman utama.
Pooling tersebut membuktikan bahwa upaya negara-negara barat untuk menggambarkan Iran sebagai musuh utama negara-negara ARab mengalami kegagalan.



SAUDI HAPUS ISRAEL DARI DAFTAR ANCAMAN


Sementara itu sebuah situs berita ARab, "Nahrain Net" baru-baru ini mengungkapkan bahwa pemerintah Saudi Wahabiah telah mencabut Israel dari daftar musuh negara. Selain mencabut Israel dari daftar ancaman, pemerintah Saudi juga memerintahkan media-media massa negara tersebut untuk tidak mempublikasikan artikel tentang bahaya Israel bagi kawasan Timur Tengah.

Menurut para pemerhati, departemen informasi Saudi telah menginstruksikan media-media massa di negara tersebut untuk memusatkan perhatian ke Iran dan mempropagandakan Tehran sebagai musuh pertama Saudi Wahabiah dan negara-negara sekitar Teluk Persia sekutu Barat, bukan Israel.


Ref:
"Most Arabs view Israel as main regional threat: Poll"; Press TV; 17 Oktober 2012

Wednesday, October 17, 2012

KONSPIRASI JAHAT YAHUDI DI UJUNG TANDUK

"Saya tidak mengerti mengapa mereka terus melakukan hal-hal sepele yang tidak mempengaruhi kekuasaan mereka dan justru membahayakan mereka di masa mendatang?"

Begitulah pertanyaan yang diajukan Philip Marlowe alias "Incogman" dalam blognya, incogman.net melalui artikelnya yang berjudul "The Scorpion and The Frog" yang dipostingkan tgl 10 Oktober lalu.

Incogman lalu memberi beberapa contoh seperti upaya orang-orang yahudi melarang simbol-simbol ke-Kristen-an seperti salib ditampilkan di tempat-tempat publik termasuk di sekolah-sekolah dan universitas negeri di negara-negara Eropa dan Amerika yang justru mayoritas penduduknya beragama Kristen. Pada saat yang sama mereka justru mendirikan "menorah" (simbol yahudi berupa tempat lilin enam tangkai) raksasa di depan tempat-tempat publik, kantor-kantor pemerintah hingga kantor presiden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika.

Selanjutnya Incogman mencontohkan bagaiman Alan Shatter, menhan Irlandia yang yahudi, melarang (untuk pertama kalinya) partisipasi angkatan perang Irlandia dalam upacara-upacara keagamaan Katholik yang selama beratus-ratus tahun sudah menjadi tradisi. Sebaliknya Shatter mengubah kantornya menjadi semacam museum "holocoust" atau sinagog yahudi.

Saya (blogger) mempunyai contoh lain: sebuah media massa yahudi Amerika yang sudah berani berkata lantang: "Kami yahudi memang berkuasa, lalu mau apa?"

Seandainya orang-orang yahudi itu duduk saja dengan tenang dan berkuasa di belakang layar, mungkin saja mereka akan tetap menguasai dunia selama seribu tahun lagi. Namun dengan provokasi-provokasi yang mereka lakukan itu, posisi mereka sebenarnya tengah berada di "ujung tanduk".

Oh ya, bagi orang-orang "liberal idiot", "useful idiot", "binatang ternak" atau istilah-istilah idiot lainnya yang sering digunakan orang yahudi kepada orang-orang non-yahudi yang tidak menyadari kekuasaan yahudi, silahkan simak fakta berikut: hampir seluruh negara di dunia kecuali Iran, Syria, Libya (di bawah Khadaffi) dan sebagian kecil negara lainnya, terjerat dalam hutang yang luar biasa besar kepada lembaga-lembaga keuangan internasional yang notabene dimiliki orang-orang yahudi. Indonesia berhutang Rp2.000 triliun-an, Amerika 150.000 triliun, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis dan negara-negara maju lainnya sekian ribu triliun, dan negara-negara berkembang sekian ratus ribu triliun.

Anda bayangkan betapa besar kekayaan para pemilik uang yang memberikan hutang-hutang itu dan penghasilan mereka berupa bunga yang mengalir bagaikan air bah. Rakyat Indonesia harus merogoh kocek Rp 100 triliun-an setiap tahun untuk membayar bunga hutangnya, Amerika sekian ribu triliun, dan negara-negara lainnya dengan nilai tidak terhingga. Bill Gates? Kekayaannya bagaikan setetes air di dalam kolam dibanding orang-orang yahudi pemilik industri perbankan itu.

Itu hanya satu dari sebagian aspek kekuasaan yahudi. Dengan kekayaan yang tak terkira itu tentu saja mereka juga menguasai segala aspek kehidupan di dunia: politik, sosial dan budaya dll.

Ya, dengan segala kekayaan dan kekuasaan itu semestinya mereka, orang-orang yahudi mestinya merasa puas dan hidup dengan tenang. Lalu mengapa mereka justru melakukan hal-hal yang bisa membangkitkan kesadaran masyarakat dunia tentang kejahatan mereka dan akhirnya memukul balik mereka sebagaimana telah dilakukan oleh ummat-ummat manusia terdahulu?

Menurut Gilad Atzmon, orang-orang yahudi secara kolektif menderita semacam "sindrom ketakutan yang nikmat" yang diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka menikmati penantian kedatangan saat di mana masyarakat non-yahudi di sekeliling mereka berbaris memburu mereka seperti orang memburu hewan buruan. Keadaan ini seperti yang telah diramalkan oleh Rosulullah Muhammad S.A.W yang mengatakan bahwa dunia tidak akan kiamat sebelum orang-orang Islam dan umat-umat lain memburu orang-orang yahudi hingga ke balik pepohonan dan bebatuan.

Orang-orang yahudi itu memang telah mempersiapkan "hari pengadilan" ketika umat manusia memburu mereka. Di Israel mereka telah menanami pohon-pohon gorgot yang mereka yakini akan memberi perlindungan bagi mereka dari kejaran orang-orang. Israel telah menumpuk senjata nuklir untuk pertahanan terakhir mereka. Mereka juga telah membentuk pemerintahan-pemerintahan "negara polisi" yang dikuasai oleh birokrat dan militer antek yahudi seperti Uni Eropa, Amerika, dan negara-negara barat pada umumnya, yang dengan penuh semangat akan menangkap dan memenjarakan orang-orang yang berfikir kritis tentang konspirasi yahudi. Dalam tingkat yang lebih rendah, pemerintahan liberal pro-yahudi juga telah terbentuk di sebagian besar negara-negara dunia termasuk Indonesia. Dan kini mereka tengah berusaha "membereskan" Syria setelah sebelumnya Libya telah mereka kuasai, untuk selanjutanya Iran akan menjadi sasaran akhir.

Sejalan dengan itu semua orang-orang yahudi penguasa dunia belakang layar yang tidak lain adalah para penyembah "dajjal" juga mempersiapkan kedatangan "dajjal" dari persembunyiannya. Bagi "dajjal" menguasai umat manusia secara fisik dengan bentuk kehadirannya secara fisik, merupakan obsesi utamanya sebagai bentuk manifestasi permusuhan iblis (dajjal adalah iblis dalam bentuk fisik) yang diproklamirkannya di hadapan Tuhan setelah penciptaan manusia pertama Adam dan Hawa. Untuk itu manusia harus dibiasakan dengan segala simbol-simbol "dajjal" seperti "mata satu" dan tanda "tanduk setan" yang diacung-acungkan Jokowi dan pendukung-pendukungnya. Lihatlah bagaimana mereka tidak pernah keberatan dituduh sebagai penganut dajjal, tidak pernah protes dan media massa tidak pernah mempertanyakan asal mula tanda "tanduk setan" yang diacung-acungkan Jokowi. Saat ini mereka memang belum siap terjadi konfrontasi terbuka dengan umat Islam Indonesia sebagaimana terjadi kala umat Islam dan militer membantai PKI. Namun mereka tengah mempersiapkannya. Lihat pula bagaimana diam-diam menhan Purnomo Yusgiantoro (menteri yang tidak pernah membuat prestasi monumental namun selalu menduduki jabatan strategis dari presiden satu ke presiden lainnya) dan sebagian elit penguasa negeri ini berusaha menjalinkan hubungan Indonesia dengan Israel. (Baru-baru ini beberapa pengurus teras partai Nasional Demokrat menghadiri HUT Israel di Singapura).

Artikel ini untuk mengingatkan pembaca bahwa kini "hari pengadilan" itu telah dekat. Waktu itu bisa jadi dalam hitungan dekade, namun juga dalam hitungan tahun. Dibandingkan usia peradaban manusia, waktu 1 dekade atau 1 abad termasuk masa penghabisan.

Pernahkah Anda mendengar hadits Rosulullah bahwa salah satu tanda menjelang hari kiamat adalah "Damaskus akan mengalahkan Konstantinopel (Istanbul)"? Kini Turki (Istanbul) tengah besiap-siap untuk berperang melawan Syria (Damaskus).