Tuesday, October 2, 2012

AMERIKA TOLAK INTERVENSI, SAUDI TOLAK DAMAI

Angin benar-benar mulai menjauh dari para pemberontak. Amerika, kekuatan utama penopang gerakan oposisi Syria mulai berfikir realistis. Jika selama ini para pejabat Amerika selalu menuntut pengunduran diri presiden Bashar al Assad dan bahkan Presiden Amerika Barrack Obama pun telah menjamin kejatuhan Assad yang "tidak lama lagi", mereka mulai "menurunkan nada" tuntutan.

Bahkan menhan Amerika Leon Panetta baru-baru ini menampik kemungkinan Amerika melakukan intervensi langsung, justru setelah sekutu dekatnya Arab Saudi dan Qatar menyerukan dilakukannya intervensi atas Syria setelah selama berbulan-bulan upaya menyingkirkan Bashar al Assad dari kekuasaan, mengalami kegagalan total.

"Seruan Emir Qatar untuk dilakukannya intervensi militer terhadap Syria tidak akan mengubah keyakinan saya bahwa hal itu akan menjadi kesalahan yang serius," kata Panetta kepada wartawan di Pentagon, Jumat (28/9), menanggapi seruan Emir Qatar. Seruan Emir Qatar disampaikannya dalam sidang umum PBB, 2 hari sebelumnya.

Menurut Panetta, jika "masyarakat internasional" memutuskan untuk melakukan intervensi, Amerika akan mendukungnya. Namun jika Amerika yang melakukannya secara sepihak, maka hal itu hanya akan menjadi kesalahan fatal.


SAUDI TOLAK DAMAI

Saudi Arabia tidak menginginkan solusi damai atas Syria dan lebih memilih dilakukannya intervensi asing untuk mendukung kelompok-kelompok teroris di Syria. Hal ini disampaikan oleh mantan dubes Iran untuk Yordania, Mohammad Irani dalam wawancaranya dengan kantor berita Iran "IRNA", Minggu (30/9).

"Saudi Arabia sangat tidak menginginkan ditemukannya solusi politik atas krisis Syria dan menginginkan masalah ini diselesaikan melalui intervensi militer dan keberadaan kekuatan asing untuk mendukung pemberontak bersenjata," kata Irani.

Irani merujuk pada diboikotnya "Pertemuan 4 Negara" di Kairo, 17 September 2012 oleh Saudi Arabia. "Pertemuan 4 Negara" adalah proposal yang diajukan oleh Presiden Mesir Mohammad Morsi dalam pertemuan OKI di Mekkah pertengahan Agustus lalu tentang pembentukan kelompok 4 negara Islam yang ditugaskan menyelesaikan krisis Syria. Keempat negara itu adalah Mesir, Iran, Turki dan Saudi.

Sejumlah diplomat Iran menyebutkan kemungkinan lain penolakan Saudi atas proposal tersebut, yaitu keengganan Saudi menyertakan Iran dalam penyelesaian masalah di Syria. Kecuali Saudi, ketiga negara dengan antusias menyetujui proposal itu. Bahkan tiga menlu dari ketiga negara telah mengadakan pertemuan di Kairo belum lama ini.



Ref:
"Panetta: Unilateral U.S. Military Intervention in Syria Big Mistake"; almanar.com.lb; 28 September 2012 

"Saudi Arabia not supporting political solution in Syria: Ex-Iran envoy"; Press TV; 30 September 2012

No comments:

Post a Comment