Friday, August 31, 2012

Sampang, Tajul Muluk, dan NU yang Membeku

Tajul Muluk, penganut mazhab Syiah di Sampang yang telah dikriminalisasi karena keyakinannya adalah contoh orang kecil yang tertindas. Dan saya tidak bisa mendamaikan kemarahan dan kesedihan saya yang mendalam atas nasibnya, tanpa menuliskannya. Bagi saya, Tajul Muluk adalah pantulan diri saya sendiri. Saya melihat diri saya pada dirinya dan nasibnya.

Simpati saya kepadanya datang dari rasa kemanusiaan yang wajar, sedemikian wajarnya sehingga saya merasa perlu untuk mengurai penindasan yang dialaminya dengan alasan-alasan yang wajar dan mudah, mengabaikan kerumitan teknis hukum dan dalil pasal-pasal.

Semata-mata agar orang tahu, tanpa perdebatan soal prosedur hukum dan pengadilan tiga per empat yang kerap begitu palsu, keadilan dan ketidakadilan bukanlah perkara yang rumit untuk dipahami bahkan bagi orang kebanyakan. Dan hakim atau pengadilan sering kali gagal melihat konteks-konteks sosial secara utuh sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari bangunan kesimpulan hukum.
Tajul Muluk awalnya adalah seorang santri, kemudian seorang ustad yang memimpin madrasah milik orangtuanya. Sebagaimana orangtuanya, dia menetap dan menghabiskan umurnya yang mendekati 40 tahun, sebagai warga kampung di Dusun Nangkernang, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

Selama itu, dia tak pernah terlibat kejahatan, perbuatan asusila, atau kebejatan moral yang meresahkan masyarakat. Bahkan sebaliknya, dia adalah seorang ustad yang pintar, peduli, dan secara tak terelakkan menjadi panutan di kampungnya.

Ditunjang dengan bahasa Arab yang cukup baik, bekal ilmu agama yang luas, dan kepribadian yang lembut terutama terhadap warga miskin di sekitarnya, keberadaan Tajul adalah ‘perbedaan mencolok’ bagi praktik keberagamaan yang semakin simbolis dan cenderung membeku di Sampang.

Dengan sadar saya menulis bahwa telah begitu lama tumbuh sejumlah kiai gadungan yang mengaku NU atau lebih tepatnya pedagang agama dengan simbol-simbol NU yang telah menjadikan agama dan tradisi NU yang mulia itu sebagai barang dagangan di Sampang.

Sebagian para pengaku kiai NU di Sampang itu mencekik umat bahkan yang miskin dengan tarif saat perayaan mauludan Kanjeng Nabi dan ritual-ritual tradisi NU lainnya yang sangat dihormati di Sampang.

Sehabis ritual-ritual itu, sudah umum diketahui begitu banyak warga di Sampang sering harus berutang karena tradisi menanggap kiai berceramah dari pintu ke pintu. Status dan kadar ke-NU-an perlahan-lahan dibangun di atas hubungan-hubungan selebritas agama yang menyusahkan daripada membebaskan.

Kiai-kiai NU ini tentu saja tak benar-benar layak disebut kiai kecuali karena simbol-simbol di tubuhnya. Mereka mempromosikan Islam NU yang materialistis dengan menjual tarif dan tak lagi mau berkunjung ceramah ke tempat orang-orang miskin yang jamak ada di sana. Anda tak perlu mengerahkan daya selidik yang serius untuk mengetahui realitas seperti itu.

Kiai atau tokoh agama itu kini juga lebih banyak menjual proposal agama dengan Pemda ketimbang memperjuangkan masalah sosial dan kepentingan umat yang cukup mengkhawatirkan di sana.

Jika saja pikiran orang di Sampang dibiarkan bebas tanpa membutakan diri dengan simbol dan dogma, keprihatinan-keprihatinan mendalam terhadap kebekuan beragama itu sebenarnya tidak asing di benak warga Sampang. Mereka merasakan belenggu-belenggu itu lebih banyak dari mengatakannya.

“Tetapi kok Kiai itu (Tajul) berbeda?”

“Kalau begitu, mending saya jadi Syiah saja atau Muhammadiyah. Tak perlu harus berutang!”

Perlahan-lahan, sepak terjang keberagamaan Tajul Muluk, anak seorang kiai terpandang di Sampang, yang ramah terhadap orang miskin dan lebih mempesona dalam berdakwah, secara serius mengusik kemapanan kiai-kiai pecinta materi yang ada di Sampang, khususnya di Kecamatan Omben. Tajul Muluk adalah anti-tesa, sebuah Islam protes kepada kebekuan beragama yang menguat di sana.

Perang pengaruh yang mulanya bersifat personal telah beralih secara cepat menjadi sentimen identitas mazhab bahwa kami NU sementara Tajul Muluk itu Syiah dan (karenanya) sesat.

Tentu saja sentimen primordial yang meruncing itu adalah dalih untuk membungkus alasan sesuangguhnya yang jauh lebih primordial dan memalukan: kecemburuan, ketakutan akan hilangnya pamor dan panggung dakwah para kiai. Hal-hal yang cepat atau lambat, dengan atau tanpa Tajul Muluk, sebenarnya pasti akan terjadi di Sampang.

Tajul Muluk kemudian diolah dalam desas-desus dan fitnah klise yang standar dan mengada-ada tentang Syiah sehingga kemudian Tajul tersihir sebagai musuh masyarakat. Para kiai yang kemapanannya terusik itu mendapatkan angin pembenaran lebih dahsyat lagi oleh kelompok wahabi/takfiri bernama al-Bayyinat, yang juga mendaku diri sebagai kader NU yang anehnya terang-terangan memiliki agenda organisasi dan tercermin dalam ceramah kebencian mereka yang sistematis untuk menyesatkan dan memerang Syiah, khususnya di Jawa Timur.

Persekutuan jahat itu pun makin menjadi-jadi dengan melibatkan politik daerah di Sampang yang dimainkan oleh Bupati Sampang Noer Tjahja. Bupati ini melihat peluang menjadikan kasus Tajul Muluk sebagai kasus populis yang bisa digunakannya mendulang simpati massa fanatik NU untuk memilihnya sebagai bupati untuk kali kedua. Semenjak itu, bupati ini secara aktif mengeraskan dan memobilisasi pidato kebencian terhadap Tajul Muluk dan paham Syiah.

Tajul Muluk akhirnya terusir dari rumah, kampung halamannya dan dari pengikut dan santrinya yang berjumlah lebih dari 350 orang. Tapi itu rupanya tidak cukup. Jauh di pengungsian, Tajul mendengar, rumah dirinya, madrasah, mushalla, koperasi, rumah ibunya, dll telah dibakar massa.

Kebakaran itu berbuntut pengungsian ratusan warga pengikut Syiah dan kemudian penderitaan yang tidak terputus sampai sekarang, misalnya: penjarahan harta benda, pemecatan buruh- buruh karena tak mau keluar dari ajaran Syiah, dan lain sebagainya.

Alih-alih aktor penyuruh dan pelaku pembakaran ditangkap, dan hukum ditegakkan, yang terjadi Tajul Muluk yang sebenarnya adalah korban justru dikriminalisasi dan dihukum karena dianggap melakukan penodaan agama. Tak ada rehabilitasi rumah korban, pergantian hak-hak warga yang dirampas atau bahkan sekadar permintaan maaf.

Warga Syiah dan Tajul Muluk telah dipersekusi hak-haknya secara perlahan-lahan yang menyakitkan. Dalam penderitaan dan kemiskinan, anak istri Tajul Muluk, dan pengikutnya, menjalani penindasan hidup di depan negara yang hanya bersedia menjadi penonton.

Tanpa basa-basi saya ingin mengatakan, NU yang toleran, yang katanya memiliki prinsip kemanusiaan dan keindonesiaan yang solid terbukti hanya ilusi di Sampang.

NU boleh bersilat lidah, bahwa itu adalah oknum, tapi tampaknya apa yang disebut oknum-oknum itu telah cukup menguasai kancah politik organisasi NU di Jawa Timur, dan mungkin di daerah lain dalam waktu cepat, begitu cepatnya sehingga tak bisa dibayangkan oleh tokoh-tokoh ideologis NU sendiri.

Pada saat itu, mungkin NU bahkan akan pula segera disesatkan dan dikafirkan oleh rayap takfiri yang menempel di rumahnya sendiri.




Dari: Hertasning Ichlas; beritasatu.com; Kamis, 16 Agustus 2012

Thursday, August 30, 2012

HUBUNGAN KOTOR INGGRIS DAN DIKTATOR-DIKTATOR ARAB (2)

Inggris juga menerapkan metode lain untuk berkuasa sebagaimana telah dilakukan di tempat-tempat lain, yaitu mengeksploitir perbedaan di dalam masyarakat. Di Bahrain Inggris sengaja menciptakan sentimen Shiah-Sunni dengan memberikan dukungan tanpa batas pada penguasa Sunni di atas penderitaan rakyat yang Shiah.

Untuk memperkuat "kebijakan" dikotomi Shiah-Sunni ini Inggris sengaja mendatangkan pekerja-pekerja Sunni dari berbagai negara untuk mengisi jabatan di lembaga-lembaga publik maupun perusahaan-perusahaan besar di Bahrain, dan terutama adalah jabatan-jabatan di kemiliteran. Rekayasa sosial ini dimaksudkan untuk memperkuat kekuataan regim pro-Inggris sekaligus memperkuat sentimen Suni-Shiah yang setiap saat bisa dimanfaatkan untuk kepentingan Inggris.

Namun meski puluhan ribu warganegara asing dari negara-negara mayoritas Sunni seperti Syria, Jordania, Yaman, Saudi Arabia dan Pakistan masuk ke Bahrain untuk mendapatkan kewarganegaraan serta jabatan, secara demogratis warganegara Bahrain masih didominasi oleh orang-orang Shiah. Namun tetap saja isu seputar orang-orang Sunni asing yang menjadi warganegara Bahrain telah menjadi sebuah isu yang sensitif.

Sejak meletusnya kerusuhan di Bahrain yang dipicu oleh revolusi di Tunisia dan Mesir, regim al Khalifa telah berulangkali melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap warganya sendiri dengan menggunakan bantuan pasukan Saudi Arabia dan negara-negara Teluk lainnya. Belasan orang telah tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka dan cacat. Dalam satu episode kerusuhan yang paling biadab, pasukan dari Saudi Arabia menyerbu sebuah rumah sakit dan memukuli serta mengusir para demonstran yang tengah dirawat.

Ribuan orang telah mengalami penyiksaan, termasuk wanita dan anak-anak. Beberapa di antaranya bahkan tewas di ruang tahanan akibat penyiksaan aparat keamanan, sebuah fenomena yang hanya terjadi di masa lalu di negara-negara beradab.
Regim al Khalifa tidak mungkin bisa bertahan tanpa dukungan Inggris, juga Amerika dan regim-regim diktator Arab lainnya. Di tengah-tengah aksi kerusuhan yang terus melanda Bahrain, Inggris dan Amerika terus membanjiri aparat keamanan Bahrain dengan senjata "shotgun" (senjata laras panjang untuk pertempuran jarak dekat, mengeluarkan peluru yang memecah dan menyemprotkan butiran logam kecil) dan gas air mata. Senjata-senjata itu digunakan untuk menyerbu rumah-rumah penduduk dan tahun lalu telah menewaskan 40 warga sipil. Markas besar Armada V Amerika di Bahrain adalah simbol paling teguh yang menunjukkan dukungan barat terhadap regim al Khalifa.

Bulan November tahun lalu sebuah komisi penyidik internasional yang dipimpin pengacara Mesir Cherif Bassiouni menyimpulkan bahwa pemerintah Bahrain telah melakukan aksi-aksi brutal secara sistematik terhadap warga sipil. Komisi meminta pemerintah untuk melepaskan semua tahanan politik serta para aktifis HAM yang ditahan. Namun dengan cuek regim Al Khalifa mengabaikan tuntutan itu dan terus saja melakukan aksi-aksi biadabnya. Sementara itu baik Inggris maupun Amerika diam seribu bahasa atas semua kebiadaban itu. Sebaliknya mereka terus saja membanjiri Bahrain dengan senjata. Awal tahun ini saja Amerika telah mengirimkan senjata-senjatanya senilai $53 juta.

Inggris dan Amerika serta media massa mapan mereka mencoba menyembunyikan fakta dan menyebut regim al Khalifa tengah mencoba mengimplementasikan reformasi dan menggelar dialog nasional. Mereka mengabaikan fakta bahwa rakyat Bahrain tidak ingin lagi diperintah oleh regim pembunuh dan penindas seperti keluarga al Khalifa dan menginginkan pemerintahan yang dipilih oleh rakyat sendiri. Sebuah tuntutan demokrasi yang paling mendasar.

Tahun lalu, sebulan setelah laporan komisi penyidik internasional dirilis, Raja Hamad al Khalifa juga datang ke Inggris menemui David Cameron. Sebagai balasan Cameron mengirim seorang perwira polisi senior John Yates untuk "melatih" aparat keamanan Bahrain menghormati nilai-nilai HAM. Yates bergabung dengan utusan Amerika yang telah lebih dahulu dikirim, John Timoney. Namun pada dasarnya mereka tidak jauh berbeda dengan Henderson, hanya mungkin sedikit lebih "santun".

Gambaran lebih besar dari semua itu adalah bahwa Bahrain merupakan bagian integral dari panguasa-penguasa diktator Sunni Arab pelayan kepentingan Inggris dan Amerika. Sebagaimana penguasa Bahrain, penguasa-penguasa Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman dan adalah regim-regim bentukan Inggris, berasal dari kalangan Arab badui primitif yang didudukkan di singgasana untuk menjamin minyak terus mengalir ke barat. Untuk itu semua para penguasa itu rela menindas rakyatnya sendiri.

Paska munculnya gerakan "Arab Spring" penguasa-penguasa itu bahkan memainkan peran yang lebih menonjol lagi bagi kepentingan barat: menjadi sponsor pemberontakan-pemberontakan bersenjata di negara-negara Arab untuk mendudukkan pemimpin-pemimpin baru yang lebih pro-barat. Mereka telah berhasil melakukannya di Libya dan kini tengah mengimplementasikannya di Syria dengan target terakhirnya Iran.

Hanya beberapa hari sebelum Cameron bertemu Raja Hamad al-Khalifa di London, seorang bocah berumur 16 tahun bernama Husam Al Haddad, ditembak punggungnya dan dipukuli hingga tewas oleh pasukan pembunuh al Khalifa dalam sebuah aksi demonstrasi damai di Manama. Pada saat hampir bersamaan polisi Saudi menangkap, menembak, dan memenjarakan seorang ulama Shiah yang sudah renta dengan tuduhan mengobarkan pemberontakan.


DI SAUDI, MEMBERITAKAN KEMISKINAN ADALAH TINDAK KEJAHATAN

Selain melarang para wanita mengendarai mobil, banyak hal-hal aneh yang terjadi di Saudi Arabia. Misalnya ulama-ulama setempat melarang wanita naik taksi yang dikendarai sopir laki-laki bukan muhrim, kecuali sang supir terlebih dahulu menetek pada si wanita. Hal aneh lainnya, dan kali ini dianggap sebagai kejahatana serius, adalah membicarakan tentang kemiskinan di negerinya orang-orang wahabi itu.

Beberapa waktu lalu dua orang blogger muda Saudi dipenjara hanya gara-gara meng-upload video kemiskinan rakyat Saudi di distrik Al Jaradiya di pinggiran kota Riyadh.

Firas Buqna dan Hussam Al-Darwish meng-upload videonya di situs "YouTube" tgl 10 Oktober tahun lalu. Seri kelima dari rangkaian video yang di-upload mereka diberi judul "Kita Telah Dibodohi" dengan menampilkan gambar kondisi masyarakat miskin di Al Jaradiya.

Dalam video tersebut Buqna terkejut dengan kondisi kemiskinan masyarakat di kawasan itu dimana ia melihat anak-anak berjalan telanjang kaki tanpa alas apapun. Ia mendapati seorang kepala keluarga dengan 20 anaknya harus hidup dengan penghasilan 660 dolar. seorang kepala keluarga lain yang diwawancarainya mengaku berpenghasilan 1.300 dolar untuk menghidupi 2 istri dan 11 anak.
Buqna dan Al-Darwish mengkritik gaya hidup mewah orang-orang Saudi mengingat bahwa 89% dari seluruh penduduk Saudi hidup dalam status berhutang. Mereka juga mengkritik anomali pada pemerintahan Saudi yang telah menyumbangkan 56 miliar dolar ke negara-negara lain (para pemberontak Syria, pemberontak Libya, teroris Al Qaida, JI, dan orang-orang salafi di seluruh dunia adalah para penerima dana tersebut) sementara 22% rakyat Saudi hidup dalam kemiskinan. Data lain menyebut angkanya bahkan mencapai 30%.

Akibat video tersebut kedua keduanya didatangi aparat keamanan Saudi, enam hari setelah mereka meng-upload videonya. Mereka ditangkap dan diinterogasi di ruang tahanan. Dua minggu kemudian mereka dibebaskan, namun aparat keamanan menolak menjelaskan alasan penangkapan mereka.

Pemerintah Saudi baru mengakui adanya kemiskinan di negerinya tahun 2002 setelah mendapatkan banyak kritikan dari masyarakat. Saat itu Ali al-Namia, sang menteri sosial mengunjungi kawasan al Shamishi di ibukota Riyadh. Selanjutnya ia melaporkan "temuan ajaib"-nya itu ke putra mahkota Abdullah, (kini raja Saudi). Pertemuan keduanya disiarkan oleh televisi-televisi lokal dan disebut sebagai bentuk kepedulian kerajaan kepaada rakyatnya. Selanjutnya kerajaan membentuk dana bantuan kemanusiaan untuk rakyat miskin.

Namun kemiskinan tetap saja terjadi, bahkan semakin berkembang. Kemiskinan di Riyadh sebagaimana diunggah di youtube oleh kedua orang blogger tersebut di atas, belum seberapa dibandingkan dengan kemiskinan di bagian timur negeri Saudi. Sebuah anomali yang tragis mengingat kawasan itu adalah penghasil minyak terbesar Saudi. Itulah sebabnya akhir-akhir ini wilayah ini sering dilanda aksi-aksi demonstrasi menuntut reformasi.

Selain kemiskinan, Saudi ternyata juga dilanda penyakit korupsi yang cukup parah sehingga Transparency International menempatkannya pada peringkat 50  "Corruption Perception Index".

Banyak yang berfikir bahwa penangkapan kedua blogger di atas disebabkan tindakan mereka telah mengolok-olok kebiasaan raja Saudi saat bertemu "mitra"-nya. "Kami baik-baik saja, semoga demikian juga dengan Anda," adalah kata-kata yang sering diucapkan sang raja.

Video tersebut seolah menggambarkan video lainnya yang menggambarkan orang-orang kaya Saudi dengan gaya hidupnya. "Kami baik-baik saja, semoga demikian juga dengan Anda," kata raja dan orang-orang kaya itu. Tiba-tiba muncul orang miskin dari al Jaradiya yang berujar, "Kami tidak baik-baik saja!".


Wednesday, August 29, 2012

IRAN RAIH KEMENANGAN DIPLOMATIK SEBELUM KTT NON-BLOK DIMULAI

KTT Non-Blok ke-16 yang digelar di Teheran, Iran, baru akan dimulai tgl 30 Agustus hingga 31 Agustus ini. Namun bahkan sebelum "event" akbar ini digelar Iran telah berhasil meraih kemenangan diplomatik. Ini ditunjukkan dengan komentar-komentar positif dan dukungan terhadap peran Iran dalam percaturan politik internasional oleh para peserta KTT.

Menlu Senegal Alioune Badara Cissé misalnya, mengatakan bahwa peran Iran dalam dunia Islam serta berbagai upayanya menegakkan perdamaian di antara negara-negara Islam, tidak dapat dibantah. Seraya memuji antusiasme para peserta KTT yang digelar di Iran menunjukkan besarnya pengaruh Iran di mata dunia Islam dan negara-negara non-blok.

Sementara itu menlu Nigeria Mohammed Bazoum saat tiba di Teheran guna mengikuti KTT, kemarin (28/8) menyatakan harapannya bahwa KTT Non-Blok ke 16 kali ini akan dapat menyelesaikan berbagai perbedaan di antar negara. Hal senada diungkapkan menlu Eritrea Osman Saleh Mohammad setibanya di Teheran kemarin. Menurutnya KTT Non-Blok merupakan peluang besar bagi negara-negara anggota untuk menyelesaikan berbagai masalah internasional yang dihadapi.
Di sisi lain Antoine Gambi, menlu Republik Afrika Tengah menggambarkan penyelenggaraan KTT Non-Blok di Iran merupakan bentuk keberhasilan besar Iran dalam dunia politik internasional.

KTT Non-Blok yang akan dibuka oleh pemimpin tertinggi Iran Sayyed Ali Khamenei dan dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon tgl 30 Agustus akan dihadiri oleh perwakilan dari 100 anggota Non-Blok. Sebagian dari negera peserta dipimpin langsung oleh kepala pemerintahan dan kepala negara. Delegasi Indonesia sendiri akan dipimpin oleh Wapres Boediono.

Setelah upacara pembukaan, agenda KTT adalah pertemuan ahli dimana Iran secara resmi akan dikukuhkan sebagai ketua bergilir gerakan Non-Blok selama 3 tahun hingga KTT berikutnya. Dubes Mesir untuk PBB akan bertindak sebagai penyerah jabatan ketua bergilir kepada Iran. Mesir adalah tuan rumah KTT Non-Blok ke-15. Sebelum KTT dibuka, terlebih dahulu diadakan pertemuan menteri luar negeri negara-negara peserta yang berlangsung selama 2 hari.

Gerakan Non-Blok adalah sebuah organisasi internasional terbesar setelah PBB dengan jumlah anggota mencapai 120 negara.



MESIR ANTUSIAS TINGKATKAN HUBUNGAN DENGAN IRAN

Kemenangan politik Iran juga tercermin dari antusiasme Mesir, negara Arab terbesar dan salah satu pelopor berdirinya gerakan Non-Blok bersama Indonesia, untuk meningkatkan hubungannya dengan Iran. Jika hal ini benar, persatuan Mesir dan Iran akan mengubah perimbangan kekuatan politik di kawasan Timur Tengah secar signifikan.

Adalah asisten menlu Mesir untuk hubungan ekonomi dan hubungan internasional Ramzy Ezzeldin mengungkapkan antusiasme Mesir tersebut. Menurutnya kedudukan Iran sebagai ketua bergilir gerakan Non-Blok menjadikan Iran sebagai "pemain penting" dalam kestabilan politik di kawasan Timur Tengah, dan karenanya Mesir sangat antusias untuk meningkatkan hubungannya dengan Iran ke titik tertinggi.

"Kami sangat senang bahwa kami menyerahkan kepemimpinan Gerakan Non-Blok ke Iran. Ini terjadi saat kondisi di kawasan dan di seluruh dunia jauh lebih sensitif dan lebih penting daripada kondisi di masa lalu," kata Ramzy kepada media Iran Fars News Agency, Senin (27/8).
   
"Mesir dengan kondisi terbarunya saat ini ingin menjalin hubungan terbaik dengan seluruh negara di dunia termasuk Iran, berdasarkan prinsip saling menghargai dan tidak campur tangan dalam urusan internal masing-masing negara," tambahnya. 

Keterangan Ramzy diperkuat oleh pernyataan resmi dari istana kepresidenan Mesir. Menurut pernyataan jubir kepresidenan Mesir Yasser Ali, Jum'at (24/8), Presiden Mesir Mohammad Mursi akan hadir dalam KTT Non-Blok dan akan bertemu dengan para pejabat Iran untuk membicarakan berbagai isu politik di kawasan Timur Tengah serta peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Di antara pejabat yang akan ditemui Mursi adalah Presiden Ahmadinejad dan masalah yang dibicarakan adalah krisis Syria.

Dalam pernyataannya Ali mengatakan bahwa, "Iran adalah pemain penting dalam masalah Syria."

Kunjungan Mursi ke Iran adalah kunjungan pertama kepala negara Mesir sejak terjadinya Revolusi Iran tahun 1979. Para ahli melihat kunjungan tersebut menunjukkan pesan politik bahwa Mesir telah terbebas dari ketundukannya pada Amerika dan Israel.

"During Hosni Mubarak's leadership all the decisions and policies in both areas of domestic and foreign policy were made through coordination with the US and the Zionist regime, but the conditions have now changed in Egypt and the era of the ruling of the Egyptian regimes which were allies and loyal to the West has ended," kata anggota parlemen Mesir Sabri Amer, Minggu (26/8).



Ref:
"Iran's role in Muslim world, undeniable: Senegal"; Press TV, 28 Agustus 2012

"Egypt Diplomat: Cairo Eager to Have Highest Level of Ties with Tehran"; almanar.com.lb; 27 Agustus 2012

Tuesday, August 28, 2012

HUBUNGAN KOTOR INGGRIS DAN DIKTATOR-DIKTATOR ARAB

Sudah lama saya sebenarnya ingin mengupas banyak tentang sejarah kelam raja-raja tiran Arab. Apalagi dengan adanya krisis Syria dimana dua penguasa Arab, Saudi dan Qatar memainkan peran antagonis yang menyesakkan dada siapapun yang mencintai kebenaran dengan bantuan mereka terhadap para pemberontak. Dan alhamdulillah, obsesi saya terbantukan oleh munculnya sebuah artikel menarik yang ditulis oleh Finian Cunningham, wartawan senior independen Inggris berjudul "Britain’s barbaric ‘special relationship’ with Arab dictators" yang muncul di situs favorit saya, thetruthseeker.co.uk tgl 27 Agustus lalu. Tulisan berikut ini merupakan ringkasan dari artikel tersebut.

Foto-foto di media massa yang memperlihatkan perdana menteri Inggris David Cameron menyambut hangat raja Bahrain Hamad Khalifa di kantor Cameron di Downing Street 10 minggu lalu, menimbulkan pesan yang menyayat hati masyarakat, terutama Inggris, yang menganggap Inggris sebagai kampiun demokrasi dan perlindungan HAM.

Cameron yang lebih tegap dan tinggi dengan jas dan dasinya yang "modern" menjabat tangan Hamad khalifa dengan pakaian jaman pertengahannya, sangat tepat menggambarkan hubungan Inggris dengan negara-negara Arab bekas jajahannya sebagai hubungan "patron-client" alias tuan dan pelayannya.
Betapa berbudayanya, pemimpin Inggris mengundang seorang raja badui berbincang-bincang di tempat yang menjadi simbol demokrasi dan kebudayaan, membicarakan hal-hal yang tidak begitu penting melainkan hal-hal tentang kepentingan Inggris.

Dalam agenda pertemuan tersebut, menurut media-media liberal Inggris seperti "Guardian", David Cameron menyinggung masalah HAM yang kini tengah menjadi sorotan dunia di Bahrain. Namun hal yang lebih utama gagal disinggung-singgung oleh media massa, yaitu hubungan bisnis antara kedua negara.

Seperti biasa, Inggris berhasil memainkan perannya sebagai negara yang mengedepankan hubungan bisnis sekaligus pejuang demokrasi dan HAM. Dan seperti biasa, sang "client" diberi kesempatan untuk mempertahankan diri dari tuduhan pelanggar HAM dengan dalih "memiliki prinsip dan nilai-nilai moral sendiri" yang "agak berbeda" dengan nilai-nilai barat.

Usai pertemuan, menlu Bahrain Shaikh Khalid Al Khalifa yang tidak lain saudara kandung sang raja, sebagaimana semua jabatan strategis lainnya di kerajaan yang dipegang oleh saudara dan kerabat raja, mengatakan bahwa agenda utama pertemuan adalah membicarakan "stabilitas kawasan". Stabilitas di sini tentu bukan berarti kestabilan kepentingan rakyat di kawasan melainkan kepentingan bisnis negara-negara barat dan kestabilan politik penguasa diktator Arab di kawasan itu.

Jujur saja, Inggris tidak pernah peduli dengan masalah HAM dan demokrasi di Bahrain dan juga di manapun di dunia. Sebaliknya Inggris-lah salah satu negara yang paling banyak melanggar HAM dan demokrasi di dunia. Di masa lalu saat Inggris menjadi negara terbesar dan terkuat di dunia, ia adalah juara pelanggaran HAM dan demokrasi. Kini ia menempati posisi runner-up di bawah Amerika.

Dinasti al-Khalifa yang kini menguasai Bahrain, sebagaimana juga dinasti-dinasti Arab lainnya, 200 tahun yang lalu diangkat oleh Inggris menjadi penguasa untuk mendukung kepentingan Inggris. Mereka semuanya pada awalnya hanyalah orang-orang suku badui terbelakang yang tidak mengerti baca tulis, namun sangat berguna bagi Inggris dalam mempertahankan kekuasaannya. Dengan kebodohannya itu mereka tidak segan-segan melakukan hal-hal di luar nalar kemanusiaan. Para orang-orang tua di Bahrain masih bisa mengingat dengan jelas bagimana dahulu raja mengirimkan preman dan tukang pukul untuk memunguti pajak dari rakyat-rakyat miskin. Sesekali terdengar kabar seorang bangsawan menculik wanita cantik dari kalangan jelata untuk dijadikan gundik.

Kekejian seperti itu mungkin tidak pernah lagi terdengar saat ini, namun bentuk-bentuk kekejian lain yang lebih "canggih" menggantikannya. Kerajaan memanipulasi kekuasaan melalui pemilu "main-main" dan menguasai semua sumber ekonomi terutama minyak, dan hanya menyisakan sedikit untuk rakyatnya. Dan sementara sebagian besar rakyat Bahrain hidup dalam kemiskinan, diskriminasi pekerjaan serta pengangguran, raja dan keluarganya hidup dalam istana mewah yang dibangun di atas tanah gusuran, memperkaya diri dengan bisnis kotor dan praktik-praktik korupsi dengan perusahaan-perusahaan, perbankan dan industri minyak asing.

Rakyat Bahrain telah berulangkali memprotes ketidak adilan ini. Mereka menginginkan pemerintah yang dipilih oleh mereka sendiri dan bekerja untuk kepentingan rakyat. Ini adalah tuntutan demokrasi dan HAM yang mendasar,

Selama beberapa dekade rakyat asli Bahrain yang mayoritas beragama Shiah, berulangkali menyampaikan penolakannya atas regim korup Al-Khalifa yang Sunni yang dilindungi oleh Inggris dengan kekuatan militernya. Pada tahun 1950-an hingga 1960-an tentara Inggris yang ditempatkan di negeri ini sering melakukan penembakan terhadap para demonstran.

Saat Inggris memberikan hadiah kemerdekaan kepada Bahrain tahun 1971, Inggris meninggalkan Bahrain dari pintu depan, namun diam-diam kembali melalui pintu belakang. Aparat keamanan Baharain misalnya, sampai saat ini masih dipimpin oleh perwira inteligen Inggris. Dan dengan itu semua polisi Bahrain berhasil menjadi salah satu polisi paling brutal di dunia. Salah satu intel Inggris yang menjadi pemimpin polisi Bahrain adalah Kolonel Ian Henderson antara tahun 1968 hingga 1998. Selama kepemimpinannya itulah ribuan rakyat Bahrain ditahan dan disiksa, sebagian bahkan melalui tangan Henderson sendiri.

Inggris juga menerapkan metode lain untuk berkuasa sebagaimana telah dilakukan di tempat-tempat lain, yaitu mengeksploitir perbedaan di dalam masyarakat. Di Bahrain Inggris sengaja menciptakan sentimen Shiah-Sunni dengan memberikan dukungan tanpa batas pada penguasa Sunni di atas penderitaan rakyat yang Shiah.

Untuk memperkuat "kebijakan" dikotomi Shiah-Sunni ini Inggris sengaja mendatangkan pekerja-pekerja Sunni dari berbagai negara untuk mengisi jabatan di lembaga-lembaga publik maupun perusahaan-perusahaan besar di Bahrain.



(bersambung)

ASSAD: SYRIA AKAN KALAHKAN KONSPIRASI ASING

Robert Fisk, wartawan senior Inggris anti-Syria, dalam tulisan terakhirnya di media "Independent" mengakui bahwa Syria dengan kekuatan militer yang dimilikinya tidak mungkin kalah melawan pemberontak. Pernyataan tersebut seolah mengkonfirmasi pernyataan Presiden Bashar al Assad bahwa Syria pada akhirnya akan mengalahkan konspirasi asing yang kini tengah melanda Syria.

"Rakyat Syria tidak akan membiarkan konspirasi asing itu meraih tujuannya dan akan mengalahkannya dengan pengorbanan apapun," kata Bashar dalam pertemuannya dengan ketua komisi pertahanan dan keamanan parlemen Iran, Alaeddin Boroujerdi, di Damaskus, Minggu (26/8).

"Betapapun kerasnya upaya yang dilakukan negara-negara barat dan sekutu-sekutu regionalnya di Timur Tengah untuk mengubah sikap Syria, Damaskus akan tetap mempertahankan strategi perlawanannya (terhadap Israel dan Amerika) dan mempertahankan hak-haknya sebagai negara berdaulat," tambah Assad.

Syria di bawah kepemimpinan Bashar al Assad memang telah menjadi unsur strategis blok perlawanan anti-Israel/Amerika di Timur Tengah yang ditulangpunggungi oleh Iran. Bisa dikatakan Syria kini menjadi negara Arab berdaulat satu-satunya yang berani melawan Israel/Amerika (Iran seperti halnya Turki, berdasar budaya dan bahasanya tidak termasuk bangsa Arab). Selama ini blok perlawanan ini diperkuat oleh Hizbollah dan kelompok-kelompok perlawanan Lebanon serta HAMAS Palestina. Namun yang terakhir ini telah menjauh dari blok perlawanan setelah munculnya kekuasaan "Persaudaraan Muslim" di Mesir dan negara-negara Arab lain paska revolusi "Arab Spring".
Sementara itu Boroujerdi dalam pertemuan tersebut kembali menekankan dukungan "tanpa batas" Iran terhadap Syria dalam mengatasi semua masalah yang kini dihadapi.



SOLUSI MILITER BARAT MENGALAMI KEGAGALAN

Alaeddin Boroujerdi dalam pernyataan pers yang diadakan di kedubes Iran di Damaskus, usai pertemuan dengan Presiden Bashar al Assad, menyatakan bahwa "solusi militer" yang telah diterapkan negara-negara barat dan sekutu-sekutu regionalnya atas Syria telah mengalami kegagalan. Oleh karenanya "solusi perundingan diplomasi" yang akan dibahas dalam KTT Non-Blok di Iran akhir bulan ini merupakan peluang emas bagi penyelesaian krisis di Syria.

“Dengan pendekatan baru itu, KTT Non-Blok di Teheran, dengan mempertimbangkan tujuan-tujuan pokok gerakan ini, merupakan kesempatan emas untuk menyelesaikan krisis Syria melalui jalur-jalur diplomasi," kata Alaeddin Boroujerdi dalam pernyataan persnya di Damaskus.

Alaeddin Boroujerdi selanjutnya berharap bahwa Turki sebagai salah satu kekuatana regional yang berpengaruh, akan memperlunak sikap politiknya terhadap Syria. Menurutnya ia telah bertemu dan berbicara dengan para pemimpin Turki dalam kunjungan terakhirnya ke negeri itu.

Boroujerdi juga meminta semua pihak untuk memberi kesempatan pemerintah Syria mengimplementasikan langkah-langkah reformasinya. "Kami percaya dengan program-program reformasi yang telah dilakukan pemerintah Syria, termasuk UU kebebasan pers, UU parpol serta UU pemilu. Fakta bahwa lebih dari 50% rakyat Syria telah berpartisipasi dalam referendum konstitusi baru Syria menunjukkan dukungan rakyat Syria terhadap langkah-langkah reformasi itu.

Boroujerdi kembali menekankan penolakannya terhadap segala bentuk intervensi asing terhadap Syria seraya mengkritik beberapa negara yang tidak demokratis yang justru mendesak demokratisasi di Syria. Tanpa menunjuk hidung, maksudnya tentu saja adalah negara-negara kerajaan absolut Arab badui seperti Saudi dan Qatar yang masih melarang wanita mengendarai mobil sementara di Syria salah seorang penasihat senior presiden adalah seorang wanita.

Boroujerdi bertolak ke Syria hari Sabtu (25/8) bersama rombongan anggota parlemen Iran dari komisi pertahanan dan keamanan. Selain dengan presiden, ia juga bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi Syria lainnya seperti menlu Walid al-Muallem dan Wapres Farouq al-Sharaa. Pertemuan Boroujerdi dengan Farouq al-Sharaa sekaligus membantah rumor yang dikembangkan pers barat tentang pembelotan Farouq.



Sumber:
"Assad vows Syria will defeat 'foreign conspiracy'"; Press TV; 26 Agustus 2012

"Military solution to Syrian crisis has reached deadlock: Iran MP"; Press TV, 27 Agustus 2012

Monday, August 27, 2012

BILA IRAN MENERTAWAKAN AMERIKA

Siapa yang tertawa senang atas terjadinya tabrakan kapal perang destroyer Amerika USS Porter dengan kapal tanker Jepang awal bulan ini di Selat Hormuz? Tentu saja Iran. Dalam bayangan saya para pemimpin Iran menertawakan Amerika sembari berkata: "Lihatlah, belum apa-apa saja kapal Amerika bertabrakan. Apalagi jika kami telah mengerahkan kekuatan kami menutup Selat Hormuz."

Masih beruntung tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Juga tidak ada kebocoran minyak yang mencemari laut. Namun dipastikan jutaan dolar harus dikeluarkan Amerika untuk memperbaiki kapalnya yang rusak parah.

Selat Hormuz adalah jalur laut yang sempit namun memiliki arti strategis luar biasa besar. Melalui jalur inilah sekitar 20 hingga 30 persen produksi minyak dunia dipasarkan. Secara administratif jalur laut ini dimiliki oleh Oman dan Iran, meski hukum laut internasional membebaskan semua kapal untuk melintasinya.

Selama beberapa bulan terakhir Iran telah mengeluarkan ancaman untuk menutup jalur laut ini jika diserang Amerika dan atau Israel. Jika ini terjadi maka dipastikan harga minyak dunia akan melambung tinggi, dan ujung-ujungnya hanya memberi keuntungan besar bagi Iran sebagai salah satu produsen minyak utama dunia. Dengan harga yang lebih tinggi, Iran cukup menjual sedikit minyak untuk membiayai anggaran belanjanya.
Sejauh perhitungan Iran, yang Amerika gagal untuk memahaminya, semua sanksi terhadap Iran hanya menguntungkan Iran, bukan menghancurkannya.

Saat ini untuk menjaga kepentingannya di kawasan Teluk Parsi, Amerika telah mengerahkan 4 kapal induk dari 2 armadanya, Armada V dan VI. Mereka adalah USS Lincoln, USS Enterprise, USS Eisenhower dan USS John Stennis. Semuanya, kecuali USS Enterprise yang paling tua, adalah kapal induk kelas Nimitz yang memuat 90 pesawat tempur di geladaknya. Mereka masih dibantu oleh kapal induk Charles de Gaulle milik Perancis. Semua itu masih diperkuat lagi dengan kapal-kapal perang yang lebih kecil baik milik Amerika, Perancis maupun Inggris. Namun semakin banyak Amerika dan sekutunya mengerahkan kekuatannya di Teluk Parsi, semakin tertawa Iran dibuatnya.

Iran telah memiliki kekuatan militer yang diyakini bisa menandingi kekuatan laut Amerika dan sekutunya di Teluk Parsia: dengan artileri pantainya, dengan rudal-rudal anti-kapalnya, dengan kapal selamnya, dengan helikopter dan pesawat torpedonya, dengan pesawat tanpa awaknya, dengan ranjau-ranjau pintarnya, dengan pasukan kataknya, dan yang paling menakutkan Amerika adalah ribuan speedboat berpeluru kendali yang berhasil dikembangkannya. Iran mengklaim tengah memproduksi 20 ribu speedboat berpeluru kendali.

Amerika boleh bangga dengan sistem pertahanan laut Aegisnya, namun serangan sporadis Iran dipastikan akan menimbulkan kehancuran bagi armada laut Amerika dan sekutunya.

Di sisi lain angkatan laut barat kurang familier dengan perairan Selat Hormuz yang merupakan bagian dari kawasan Teluk Parsia. Bagian tersempit selat ini hanya selebar 21 mil laut, dan hanya beberapa mil saja dari jarak selebar itu yang bisa dilalui kapal-kapal besar. Selat ini terbagi dalam 3 zona pelayaran dengan bagian tengahnya selebar 2 mil laut menjadi jalur cadangan jika terjadi kebuntuan di salah satu jalurnya akibat berbagai hal. Masing-masing zona memiliki 2 jalur selebar 1 mil laut untuk dilalui kapal dari 2 arah berlawanan.

Iran menyadari betul, semakin banyak kapal menumpuk di jalur itu, semakin besar kemungkinan terjadinya tabrakan. Apalagi jika kapal-kapal itu adalah kapal perang yang berlayar tanpa tujuan tetap, yang berhenti dan melakukan pengawasan, tabrakan akan semakin sering terjadi. Iran masih ingat betul bagaimana beberapa tahun lalu sebuah kapal selam nuklir Amerika, USS Hartford, menabrak kapal pendarat amfibi seukuran kapal induk, USS New Orleans. Sebuah tabrakan yang serius yang membuat kapten kedua kapal dipecat dari jabatannya dan Amerika harus kehilangan $105 juta untuk memperbaiki kerusakan kapal-kapalnya.

Iran memainkan ketegangan di Teluk Parsia dengan cerdik. Saat ketegangan meningkat setelah ancaman-ancaman Iran dan Amerika tergopoh-gopoh menambah kehadiran kapal-kapal perangnya, harga minyak pun melonjak, dan Iran mendapat keuntungan darinya.

Bahkan jika Iran tidak benar-benar menutup Selat Hormuz, ia masih bisa menangguk keuntungan darinya. Iran cukup menebarkan ranjau laut stok lama, atau membuang bangkai kapalnya, toh di perairan sendiri, sudah cukup untuk membuat jalur laut Selat Hormuz terganggu, harga minyak melambung tinggi dan Iran pun mendapatkan durian runtuhnya.

Amerika harus menyadari bahwa Iran adalah jawaranya permainan strategi, karena permainan catur adalah temuan mereka.



Ref:
"Iran banking on American straits strategy"; Micah Halpern; The Australian; 25 Agustus 2012

ISLANDIA TIDAK MEMBERI BAILOUT, MELAINKAN MEMENJARAKAN PARA BANKIR

Berbeda dengan negara-negara neo-liberal yang mengalami krisis finansial, bangsa Islandia tidak memberi talangan pada bank-bank sekaligus memutihkan kejahatan keuangan yang dilakukan bank-bank dengan membebankan semua kerugiannya kepada rakyat. Bangsa Islandia memaksa pemerintah yang tidak kompeten untuk mundur, menasionalisasi perbankan dan memenjarakan para bankirnya, dan selanjutnya membuat konstitusi baru untuk membentuk sistem keuangan dan ekonomi yang lebih stabil dan pro-rakyat.

Itulah yang sebenarnya terjadi di Islandia. Semua tanpa sorotan media massa internasional karena tentu saja dianggap membahayakan sistem keuangan dan ekonomi global yang selama ini berlaku. Apa jadinya jika rakyat Amerika, Eropa, Indonesia dan negara-negara neo-liberal lainnya mengambil langkah serupa? Untuk Indonesia setidaknya kasus Bank Century tidak akan pernah terjadi.

Dan inilah fakta-fakta tentang apa yang terjadi di Islandia.
Th 2008 terjadi krisis keuangan. Bank terbesar dinasionalisasi. Mata uang Krona didevaluasi dan perdagangan saham dihentikan. Rakyat marah dan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di depan gedung parlemen menuntut pembubaran pemerintah yang diikuti dengan pengunduran diri perdana menteri dan seluruh jajaran kabinetnya.

Negara dalam keadaan genting. Sebuah undang-undang ditetapkan untuk membayar kembali hutang negara kepada Inggris dan Belanda senilai 3,5 miliar Euro yang akan dibayarkan secara bulanan selama 15 tahun dengan bunga 5,5%.

Th 2010 rakyat yang memendam kemarahan karena penyelesaian hutang yang tidak adil kembali melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menuntut dilakukannya referendum. Presiden menyerukan diadakannya sidang umum parlemen untuk menentukan referendum. Bulan Maret 2010 parlemen dengan suara 93% menyetujui dilakukannya referendum sekaligus menolak pembayaran hutang. Pemerintah memulai penyidikan terhadap orang-orang yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya krisis keuangan. Beberapa bankir ditangkap dan sebagian tersangka lainnya melarikan diri ke luar negeri.

Akhirnya sebuah panitia dibentuk untuk membuat konstitusi baru. Panitia terdiri dari 25 orang ahli yang tidak terkait dengan partai politik. Hasil kerja panitia disahkan oleh parlemen menjadi konstitusi baru pada bulan Februari 2011 sebagai hadiah bagi rakyat Islandia.

Rakyat Islandia telah memberi contoh paling "indah" dalam dunia politik modern. Sudahkan media massa memberitakannya?



Sumber:
"Icelanders Didn’t Bail Out The Bankers – They Prosecuted Them And Created Something New"; Before It’s News; 11 April 2012

Saturday, August 25, 2012

Pussy Riot, Gereja dan Rusia

Rusia saat ini tengah menghadapi sebuah "cobaan" berat, yang lagi-lagi dilakukan oleh orang-orang yahudi, dalam rangka menghancurkan kekuatan sebuah bangsa besar yang tengah bangkit.

Adalah kasus "Pussy Riot" yang menjadi cobaan itu. "Pussy Riot", atau disingkat saja PR, adalah sebuah kelompok aktifis wanita yang baru muncul beberapa tahun terakhir yang aktifitasnya adalah menolak kekuasaan Presiden Vladimir Putin dan Gereja Katholik Rusia. Kelompok ini menarik perhatian pers asing, meski tidak dipedulikan rakyat Rusia, karena aksi-aksinya yang sangat kontroversial. Dan perhatian itu semakin besar seiring berlangsungnya pengadilan terhadap 3 orang aktifis PR dengan tuduhan melakukan kegiatan "penyebaran kebencian".

Aksi kontroversial? Saya jelaskan sedikit saja. Mereka pernah mencuri beberapa potong ayam beku dari supermarket, memperlakukannya seperti "dildo" (alat kelamin tiruan dari karet) sembari memvideokannya, dan kemudian menyebarkan video tersebut ke dunia maya. Aksi lainnya adalah melakukan pesta seks di dalam gereja dan kemudian menyebarkannya di dunia maya.

Awalnya kelompok ini mengarahkan aktifitasnya pada aksi-aksi menentang kekuasaan Vladimir Putin. Namun setelah aksi-aksi mereka tidak membuahkan hasil dan Putin tetap menjadi idola rakyat Rusia, mereka mengarahkan perhatiannya pada Gereja. Dua kali mereka melakukan aksi bejat mereka di gereja Elochovsky Cathedral di Moskow. Polisi hanya mengusir mereka pergi dan tidak menangkap mereka. Aksi selanjutnya dilakukan di gereja St Savior Cathedral (yang dihancurkan oleh Lazar Kaganovich tahun 1930-an dan dibangun kembali tahun 1990. Kaganovich adalah pemimpin pertama polisi rahasia Uni Sovyet yang bertanggungjawab atas tewasnya jutaan rakyat Rusia). Lagi-lagi polisi hanya mengusir mereka pergi. Namun polisi terpaksa menangkap mereka setelah video kebejatan mereka di gereja di-"upload" di dunia maya. Dan akhirnya pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman 2 tahun penjara.
Inilah pertama kalinya sebuah tindakan penyebaran kebencian atau "hate crime" ditimpakan kepada aktifis anti-gereja, dan itu mengejutkan banyak orang. Selama ini tuduhan seperti itu selalu ditimpakan pada orang-orang yang mengekspresikan kebenciannya pada simbol-simbol yahudi, Israel, gay dan lesbian, tidak lain karena memang kejahatan yang satu ini memang sengaja dikampanyekan oleh orang-orang yahudi untuk melindungi kepentingan mereka dan antek-anteknya.

Padahal kalangan yahudi internasional dengan dukungan media massa, selebriti seperti Madonna dan Gary Kasparov, hingga politisi Amerika, telah memberikan dukungan habis-habisan bagi PR. Namun rakyat Rusia rupanya telah memilih Gereja, sebagaimana Vladimir Putin, sebagai simbol nasionalisme terakhir mereka yang hancur setelah kekuasaan komunisme yahudi, dan kini tengah mekar kembali. Lebih dari itu, Gereja merupakan simbol spiritualisme rakyat Rusia, yang telah muak dengan semua faham materialisme yang telah menghancurkan mereka: komunisme, kapitalisme, neo-liberalisme ataupun isme-isme lainnya.

Paska runtuhnya komunisme, gereja kembali muncul sebagai kekuatan sosial yang penting, meski gereja menjauhi dunia politik. Gereja-gereja dibangun di mana-mana dan katedral-katedral kuno yang hancur oleh komunisme, dibangun kembali. Dan seiring menguatnya pengaruh mereka, gereja mulai menyerukan keberpihakannya pada rakyat kecil. Mantan tokoh komunis Gennadi Zuganov, pun berubah menjadi aktifis gereja yang disegani. Ekonom dan ilmuan terkenal Michael Khazin bahkan memprediksikan masa depan Rusia berada di tangan gereja.

"Gereja Rusia merupakan ancaman bagi kalangan elit dan harapan bagi dunia," tulis Michael Khazin.

Ya kalangan elit memang terancam dengan keberadaan institusi gereja yang kuat sebagaimana pendahulu mereka menganggap gereja sebagai batu penghalang kekuasaan mereka hingga mereka mengobarkan Revolusi Perancis, Revolusi Bolshevik, dan revolusi-revolusi lainnya dengan tujuan merebut kekuasaan dengan menghancurkan gereja. Ingat slogan mereka yang sebenarnya dahulu, bukan "kebebasan, persamaan dan persaudaraan" melainkan "gantung paus terakhir dengan usus raja terakhir". Dan para elit itu adalah para  oligarch (kapitalis yahudi Rusia), raja-raja media massa, bankir, aktifis sosial, cendikiawan dan kalangan kelas menengah pro-barat yang lebih menyukai Rusia tetap terpecah belah.

Seorang aktifis anti-Putin dan anti-gereja, Viktor Shenderovich, mengatakan dengan terus terang bahwa ia "menyukai jika para pendeta dibantai sebagaimana mereka dibantai oleh regim komunisme". Tokoh lainnya, Igor Eidman, bahkan menganggap gereja sebagai "hama yang harus diberantas".

Adapun organiser "Pussy Riot" adalah Marat Gelman, seorang (lagi-lagi) yahudi Rusia. Ia adalah kolektor benda-benda seni yang pernah mengorganisir acara penghancuran simbol-simbol agama kristen dan mengubah gereja sebagai tempat maksiat.

Berbeda dengan Rusia, "masyarakat" barat telah siap untuk menyambut para personil "Pussy Riot" yang dipenjara usai menjalani hukumannya. Madonna telah merancang konser dunia bersama mereka dan Gedung Putih telah mempersiapkan tempat untuk pameran foto-foto "erotis" mereka. Kelompok aktifis perempuan yang lebih dahulu eksis, "FEMEN" sampai dibuat iri pada mereka. Sebagai tandingan "FEMEN" melakukan aksi mencopot salib dari kuburan para korban komunisme. Dalam aksi lainnya, beberapa aktifis "FEMEN" dengan bertelanjang dada menyerang dan memaki-maki pemimpin tertinggi gereja Rusia. Persaingan itu sepertinya hanya dibatasi oleh langit saja.

Dalam hal ini saya sangat heran dengan sikap toleransi masyarakat barat yang luar biasa besar, yang justru memberi peluang bagi yahudi untuk berkuasa secara massif. Saya ingat bagaimana Voltaire, salah seorang provokator Revolusi Perancis tahun 1879, dalam karya-karya sastranya selalu melecehkan kehormatan gereja. Ia menggambarkan Sri Paus sebagai tukang zinah yang memiliki gundik dan anak haram di mana-mana. Di jaman Eropa masih sangat konservatif saja Voltaire bisa bebas melakukan tindakan pelecehan terhadap simbol-simbol agama Kristen. Tidak heran jika umat Kristen modern diam seribu bahasa saat Israel membombardir gereja suci Nativity tempat kelahiran Yesus Kristus.

Hal berbeda tentu terjadi dengan umat Islam. Saat Salman Rushdie mengolok-olok Nabi Muhammad, fatwa hukuman mati pemimpin spiritual Iran langsung menimpa dirinya yang membuatnya harus hidup dalam persembunyian sepanjang sisa hidupnya. Atau saat Ariel Sharon menginjakkan sepatunya di Majidil Aqsa, rakyat Palestina langsung mengobarkan gerakan intifada yang membuat Israel dan Palestina dilanda api kerusuhan. Dan berbeda dengan orang-orang komunis yahudi yang membantai jutaan rakyat kristen Rusia, umat Islam Indonesia justru membantai orang-orang komunis PKI.



Sumber:
"Pussy Riot – Secret History"; Israel Shamir; thetruthseeker.co.uk; 22 Agustus 2012

KTT NON-BLOK BUKTI IRAN TIDAK TERKUCILKAN

Penunjukan Iran sebagai tuan rumah KTT Non-Blok sekaligus ketua bergilir gerakan Non-Blok membuktikan bahwa Iran tidak bisa dikucilkan oleh Amerika dan sekutu-sekutunya. Hal itu disampaikan oleh ulama terkemuka Iran Hojjatoleslam Kazem Seddiqi terkait rencana diadakannya KTT Non-Blok di Teheran, Iran.

"Keberhasilan Iran menjadi tuan rumah KTT Non-Blok merupakan titik balik kegagalan kekuatan arogan dunia yang senjatanya sudah usang dan klaim-klaimnya tidak berdasar," kata Seddiqi dalam pidato khutbah Jum'at di Teheran, kemarin.

KTT ke-16 Non-Block ini akan dibuka oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Sayyed Ali Khamenei dan dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki Moon.  KTT akan berlangsung tgl 26-31 Agustus mendatang dan diikuti oleh lebih dari 50 kepala negara dan pemerintahan negara-negara Non-Blok. Sebagai tuan ruman, Iran sekaligus akan menduduki jabatan ketua bergilir organisasi beranggotakan 120 negara ini.
Hojjatoleslam Seddiqi menambahkan bahwa kekuatan arogan dunia (maksudnya adalah Amerika dan sekutu-sekutunya) tidak lama lagi bakal terpecah belah setelah upayanya mengisolir Iran mengalami kegagalan.

"Segala pengkhianatan dan kekejaman telah dilakukan mereka, namun Iran tetap tumbuh mekar ke seluruh penjuru dunia," katanya seraya menambahkan bahwa Iran merupakan negara "role model" yang telah menarik perhatian seluruh masyarakat dunia.



NY TIMES: KEHADIRAN SEKJEN PBB, PUKULAN BAGI AMERIKA DAN ISRAEL

Hal senada dikemukakan oleh media massa paling berpengaruh Amerika, New York Times, dalam editorialnya baru-baru ini. Menurut New York Times (NYT), kehadiran Sekjen PBB pada KTT Non-Blok di Iran merupakan pukulan telak bagi Amerika dan Israel dalam upayanya mengisolasi Iran dari pergaulan dunia.

"Kampanye yang dilancarkan Amerika dan Israel terhadap Iran tidak terlalu terdengar gemanya di kancah internasional," tulis NYT Rabu (22/8).

Menurut NYT kehadiran Sekjen PBB dalam KTT Non-Blok di Iran telah "memperkuat perlawanan Iran atas pengaruh negara-negara barat di Timur Tengah yang mulai meredup".

"120 negara anggota Non-Blok merepresentasikan blok terbesar dalam Sidang Umum PBB yang beranggotakan 193 negara," tulis NYT.

Keputusan Ban Ki Moon menghadiri sidang Non-Blok di Iran merupakan tamparan keras bagi Amerika dan Israel yang telah melakukan upaya intensif untuk mencegah partisipasi Ban dalam event tersebut. Awal bulan ini misalnya, PM Israel Benjamin Netanyahu telah menemui Ban secara langsung dan membujuknya untuk tidak menghadiri KTT Non-Blok di Iran.

Sebelumnya Iran juga dipandang sebagai pemenang  dalam kancah persaingan diplomasi internasional melawan Amerika dengan keberhasilannya menyelenggarakan konperensi internasional tentang Syria yang diikuti oleh lebih dari 30 negara.



Sumber:
"NAM summit a turning point proving Iran not isolated"; Press TV, 24 Agustus 2012

"NY Times: UN chief to attend NAM in blow to US, Israel"; Press TV, 24 Agustus 2012

BBC SENSOR VIDEO KEKEJIAN PEMBERONTAK SYRIA

Kantor berita terbesar Inggris, "BBC", baru-baru ini mepublikasikan video aktifitas pemberontak Syria yang tentu saja digambarkan sangat baik. Dalam satu video digambarkan para pemberontak merebut sebuah apartemen milik seorang perwira polisi Syria. Video menunjukkan perlakuan terhadap keluarga sang perwira. "Lihat betapa baiknya kondisi mereka!" kata seorang pemberontak sementara pemberontak lainnya menikmati kolam renang milik keluarga sang perwira polisi.

Dalam video lainnya tampak seorang tawanan pemberontak yang mereka klaim adalah anggota milisi pro-pemerintah. Pemberontak mengulurkan sebungkus rokok dan selanjutnya memasukkannya ke dalam mobil pick up dan menyuruhnya pergi melintasi pos penjagaan tentara Syria. Yang tidak diketahui tawanan tersebut adalah ternyata ia tengah diumpankan sebagai pelaku serangan bom bunuh diri.

"Apa yang ia tidak ketahui ialah bahwa pick up itu telah diisi dengan 300 kilogram bom," kata narator video tersebut.

Namun kemudian para pemberontak tampak kecewa karena pengendali jarak jauh yang digunakan untuk meledakkan bom, ngadat. Selanjutnya narator mengakui bahwa memaksa seorang tawanan untuk menjadi pelaku bom bunuh diri adalah sebuah kejahatan.

Reporter New York Times yang mengabadikan peristiwa itu mengklaim tidak mengetahui rencana para pemberontak. New York Times sendiri mempublikasikan video yang lebih lama dan memberinya judul "Singa-Singa Tauhid", merujuk pada sikap "santun" para pemberontak.
Namun setelah menyadari bahwa video tersebut memberi gambaran buruk bagi para pejuang tauhid itu (para pemimpin dan wartawan BBC serta New York Times pasti tidak mengerti makna "tauhid"), dalam hitungan jam BBC menyensor video tersebut dengan klaim bahwa video tersebut telah melanggar "copyright". Tentu saja klaim tersebut hanya klaim kosong karena video tersebut tidak di-"upload" oleh pihak ketiga, melainkan oleh "BBC" sendiri, juga "New York Times".

Ini adalah yang ke sekian kalinya media-media barat berusaha memanipulasi informasi untuk keuntungan pemberontak, yang selalu mereka gambarkan sebagai para pejuang kebebasan, kemerdekaan hingga "tauhid". Sementara fakta sebenarnya mereka adalah para teroris dan bandit bayaran serta orang-orang bodoh yang terhalusinasi sebagai pejuang "tauhid". Dengan gelontoran uang dan senjata yang telah dikeluarkan para pemerintah barat bagi pemberontak, yang semuanya dibiayai oleh uang rakyat, tentu tidak menguntungkan untuk membuka kedok sebenarnya siapa para pemberontak Syria.

Pada bulan Mei lalu BBC memuat foto yang diklaimnya sebagai korban "Pembantaian Houla" yang oleh BBC disebut sebagai tindakan kejam pemerintah Syria. Selain fakta bahwa pembantaian tersebut ternyata dilakukan oleh pemberontak, foto tersebut juga menyesatkan karena ternyata adalah foto korban pembantaian massal yang dilakukan regim Saddam Hussein di Irak yang diambil gambarnya tahun 2003.

Fotografer asli foto tersebut, Marco Di Lauro, memposting komentarnya di akun "Facebook" miliknya. “Seseorang telah memanipulasi foto saya sebagai propaganda untuk menuduh pemerintah Syria sebagai pelaku pembantaian," tulisnya.



Sumber:
"BBC Censors Video Showing Syrian Rebels Forcing Prisoner to Become Suicide Bomber"; Paul Joseph Watson; thetruthseeker.co.uk; 23 Agustus 2012

IRAN ANCAM HANCURKAN PANGKALAN MILITER RAHASIA AMERIKA DI ISRAEL

Iran kembali memberikan peringatan keras terkait rencana serangan militer Amerika dan Israel terhadap fasilitas nuklir miliknya. Iran akan menghancurkan pangkalan-pangkalan militer rahasia Amerika di wilayah Palestina yang diduduki Israel dengan rudal-rudal jarak jauhnya.

"Amerika memiliki beberapa pangkalan militer rahasia di beberapa tempat di Palestina yang menjadi tempat penyimpanan senjata, bom-bom pintar, rudal dan perlangkapan militer lainnya. Juga terdapat fasilitas rumah sakit yang bisa menampung 500 pasien. Jika Israel menyerang Iran, maka pangkalan-pangkalan itu akan menjadi target rudal-rudal Iran," kata seorang diplomat senior Iran sebagaimana dikutip "Basij News", media resmi satuan milisi Basij Iran.

Menurut diplomat yang tidak disebutkan namanya itu salah satu pangkalan militer rahasia Amerika itu terdapat di kota Herzliya, lainnya berada di dekat Ben Gurion Airport. Selain itu juga terdapat fasilitas yang yang sama di pangkalan udara Israel di Ovda dan Nevatim. Menurut diplomat bersangkutan, nilai dari persenjataan Amerika di pangkalan-pangkalan militer tersebut melebihi $1 miliar.
“Pangkalan militer Amerika di wilayah pendudukan dianggap sebagai fasilitas rahasia, sebagian besar darinya berada di bawah tanah. Pangkalan-pangkalan militer itu disebut dengan kode "Base 51" untuk tempat penyimpanan senjata, "Base 53" untuk pangkalan yang berada di pangkalan udara Israel, dan "Base 54" untuk fasilitas rumah sakit yang berada dekat Tel Aviv. Sedangkan "Base 55" dan "56" adalah untuk pangkalan yang berisi cadangan amunisi dan perlengkapan perang," kata diplomat tersebut.

Diplomat tersebut juga menyebutkan sebuah pangkalan militer di Tepi Barat yang dibuat oleh perusahaan Jerman tempat penyimpanan senjata Amerika. Pangkalan tersebut diawasi oleh 150 tentara Amerika dan berada di bawah pengawalan ketat militer Israel.

Laporan "Basij News" mengindikasikan bahwa meski Amerika tidak terlibat aktif dalam penyerangan terhadap Iran, setiap serangan oleh Israel akan mengakibatkan pangkalan-pangkalan militer Amerika di Israel menjadi sasaran serangan balasan Iran.

Sementara itu penasihat militer pemimpin tertinggi Iran, Mayjend Rahim Safavi menggambarkan keberadaan orang-orang yahudi di Israel sebagai "sangat riskan". Kepada kantor berita "Fars News Agency" baru-baru ini ia mengatakan, "Para zionis hidup dalam kondisi dimana jika mereka menyerang Iran, maka sekitar 1 juta orang yahudi di Isael akan meninggalkan Israel dalam 1 atau 2 minggu saja. Orang-orang yahudi sangat riskan berada di sana."

Safavi yang merupakan mantan komandan Tentara Pengawal Revolusi minggu lalu mengatakan, "Semua tanda di kawasan Timur Tengah mengindikasikan kehancuran regim zionis dan hilangnya keberadaan mereka dari peta bumi."

Safevi mengingatkan bahwa Amerika telah menghabiskan trilunan dolar dalam perang 9 tahunnya di Irak dan telah kehilangan lebih dari 5 ribu prajuritnya, namun tetap gagal menguasai Irak. Demikian juga petualangan Amerika di Afghanistan yang mengalami kegagalan total.

"Dukungan Amerika terhadap Israel akan meningkatkan kebencian di kalangan umat Islam dan akan membuat Amerika harus membayar mahal.

"Allah sudah menjanjikan kemenangan umat Islam atas orang-orang kafir zionis," tambahnya.



Sumber:
"Iran Warns Secret U.S. Bases Will Be Hit"; Reza Kahlili; World Net Daily; 22 Agustus 2012

Friday, August 24, 2012

ISLAM "DARMOGANDHUL"

Selama "liburan" Lebaran kemarin saya banyak menghabiskan waktu dengan menyaksikan siaran televisi sebagai pengganti internet yang tidak bisa saya akses karena keterpencilan kampung istri saya tempat saya menghabiskan liburan.

Dalam salah satu acara yang disiarkan oleh sebuah televisi swasta yang mengedapankan acara-acara berita, ada sesuatu yang manarik perhatian saya dan oleh karenanya menjadi inspirasi penulisan artikel ini. Pas pada hari Raya Idhul Fitri 1433 H televisi ini menayangkan acara dialog dengan tema Hikmah Idhul Fitri. Acara ini tentu saja sangat cocok dengan momen hari raya, namun orang-orang yang dijadikan narasumber dalam acara tersebut membuat dahi saya berkerut. Sebagian besar narasumber adalah orang-orang Islam "Darmogandhul", istilah yang sengaja saya berikan pada orang-orang yang mengaku Islam namun berpandangan liberal. Bahkan sebagian lainnya beragama non-Islam meski sudah memiliki reputasi sebagai ilmuan. Hanya 1 atau 2 orang saja yang menurut saya benar-benar mencerminkan sosok Islam sejati, yaitu DR. Syafei Antonio.

Saya memang tidak sempat mengikuti acara itu sepenuhnya. Namun dari bagian terakhir itu saja saya sudah bisa mengambil kesimpulan: stasiun televisi itu tengah mengkampanyekan gerakan Islam Liberal. Semuanya "mathing" dengan kecurigaan saya selama ini bahwa televisi itu secara "de facto" dimiliki jaringan yahudi internasional. Televisi ini pernah mendapak Sandrina Malikiano, seorang host televisi senior gara-gara mengenakan jilbab. Kantor televisi ini juga dipenuhi dengan simbol-simbol "freemasonri".

Adapun orang-orang "darmogandhul" itu adalah orang-orang yang ter-"brainwashed" pikirannya oleh faham-faham yahudi: demokrasi, kebebasan, "free thingking". Mereka sangat suka melecehkan pemahaman-pemahaman tradisional Islam, simbol-simbol Islam, ulama-ulama dan tokoh-tokoh Islam. Di sisi lain, dengan pemahaman-pemahaman mereka yang "menyimpang" dari nilai-nilai tradisi Islam itu, mereka justru merasa sebagai orang yang paling sholeh.

Saya ambilkan contoh, salah seorang "darmogandhul" itu menafsirkan ayat al Qur'an yang memerintahkan berpuasa sebagai "sekiranya kamu bertaqwa", bertentangan dengan penafsiran yang semestinya "agar kamu bertaqwa". Tentu saja referensi "darmogandhul" itu dari sumber entah-berantah meski ia mengaku mendapat pengajaran dari "guru"-nya. Untunglah penafsiran keliru itu diluruskan oleh Dr. Syafei Antonio.

Saya ingin memberikan contoh lain pandangan liberalisme dalam Islam, yaitu pandangan mereka bahwa Al Qur'an tidak berbeda dengan buku-buku lainnya yang bias dari kebenaran. Mereka menuduh penyusunan Al Qur'an pertama kali oleh khalifah Usman bin Affan didasarkan pada motif politik, dan setelah penyusunan itu selesai, Usman memerintahkan pembakaran ribuan kitab-kitab asli Al Qur'an yang tidak sesuai dengan pandangan politik pemerintah.

Tentu saja pandangan mereka itu sama sekali tidak berdasar, melainkan prasangka-prasangka buruk yang dikembangkan oleh para orientalis yang membenci Islam. Tidak ada sumber-sumber dalam Islam, kitab-kitab sejarah dan hadits yang berpandangan seperti itu. Padahal itulah sumber-sumber sejarah paling valid karena ditulis oleh orang-orang yang paling mengerti sejarah Islam, yang hidupnya tidak terlampau jauh dari peristiwa sebenarnya. Kitab-kitab hadits "Shahih" dan "Sunan" misalnya, sebagaimana juga kitab sejarah Islam Ibnu Ishak, ditulis sekitar abad pertama dan kedua Hijriah (sekitar abad 8 dan 9 Masehi). Sedangkan buku-buku karangan orientalis paling awal ditulis sekitar abad 16 atau 17 masehi. Lalu darimana pandangan bahwa terdapat ribuan kitab al Qur'an asli yang dibakar kalau bukan dari prasangka buruk belaka?

Namun begitulah, meski sama sekali tidak berpandangan ilmiah, para penganut  "darmogandhul" itu merasa sebagai orang-orang yang paling cerdik dan pandai.

Akhirul kata, meski agak terlambat saya (blogger) mengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1433 H, Mohon Ma'af Lahir Bathin.



Catatan:
Istilah "darmogandhul" saya ambilkan dari judul buku kontroversial jaman orde lama yang ditulis dan diterbitkan oleh penulis dan penerbit Islam Liberal. Berjudul "Darmogandhul Gatoloco", buku ini dipenuhi dengan pelecehan terhadap nilai-nilai Islam dan para ulamanya. Penanggungjawab penerbitan buku ini, Sultan Takdir Alisyahbana, telah dijatuhi hukuman karena kasus ini. Bukunya pun telah dilarang oleh pemerintah. Namun diam-diam rupanya buku ini dicetak kembali dan telah beredar di toko-toko buku. Saya pernah melihat buku ini dipajang di toko buku Gramedia.

Friday, August 17, 2012

HARI AL QUDS SINGKIRKAN KERAK HITAM ZIONISME

Hari Al Quds (Jerussalem) akan menghilangkan "kerak hitam" zionisme yang telah merusak nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pidato Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam peringatan Hari Al Quds yang diadakan di Teheran, Jum'at kemarin (17/8). Jutaan orang berpartisipasi dalam hari peringatan solidaritas terhadap rakyat Palestina ini di berbagai penjuru negeri Iran. Peringatan serupa juga diadakan di  berbagai
penjuru dunia lainnya.

Hari Al Quds dideklarasikan pertama kali oleh pemimpin spiritual Iran Ayatolah Khomeini tahun 1977, atau tidak lama setelah berhasilnya Revolusi Iran menumbangkan pemerintahan diktator Shah Pahlevi. Hal ini
menunjukkan betapa besar perhatian Iran terhadap rakyat Palestina serta status kota suci Jerussalem yang diduduki oleh Israel. Hari Al Quds diperingati setiap hari Jum'at terakhir bulan Ramadhan.

Berikut adalah berita tentang Hari Al Quds yang diadakan di Iran yang saya copaskan dari kantor berita Iran "Press TV", kemarin.

=========

Quds Day will remove the Zionist black stain: Ahmadinejad

Today, countering the entity of Zionism and the fabricated Zionist regime safeguards rights of all human beings, defends human dignity and paves the way to save humankind from arrogance, poverty and misery.”
Iran's President Mahmoud Ahmadinejad

Iran's President Mahmoud Ahmadinejad says the International Quds Day is the day of unity among all human beings to remove the Zionist “black stain” from the human society.

“Today, countering the entity of Zionism and the fabricated Zionist regime safeguards rights of all human beings, defends human dignity and paves the way to save humankind from arrogance, poverty and misery,”
Ahmadinejad said in an address at the International Quds Day on Friday.

Most Western hegemonic powers maintain a joint commitment to protect the entity of the Israeli regime, he added.

The Iranian chief executive stated that the Israeli regime is a tool in the hands of Zionists to control the Middle East region and the entire world.

Millions of enthusiastic Iranian people held massive rallies in Tehran and more than 550 cities and towns on the International Quds Day in support of the Palestinian resistance against the Israeli regime. The participants carried placards and chanted slogans against the United States and Israel.

In 1979, Imam Khomeini, the late founder of the Islamic Republic, designated the last Friday of the lunar month of Ramadan as the International Quds Day, during which Muslims across the world hold rallies to show their solidarity with Palestinians.

PERANG "JARING LABA-LABA" BENT JBEIL

Setelah Israel menarik diri dari Lebanon Selatan bulan Mei 2000, setelah bertahun-tahun menderita akibat serangan gerilyawan Hizbollah, pemimpin Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah berpidato di kota Bent Jbeil, Lebanon Selatan. Di hadapan ribuan rakyat Lebanon yang bergembira paska hengkangnya Israel, Sayyed Nasrallah berkata:

"Setiap warga Lebanon yang ditahan di penjara Israel, Insya Allah, akan kembali kepada keluarganya. Barak (PM Israel kala itu, Ehud Barak) dan pemerintahannya tidak mempunyai pilihan: Saya sarankan kepadanya untuk hengkang dari daerah perkebunan Shebaa (wilayah Lebanon terakhir yang masih diduduki Israel)..... ia tidak mempunyai pilihan lain..... Saya katakan kepadanya: Isreal yang memiliki senjata nuklir dan angkatan udara paling kuat di kawasan ini adalah lebih rapuh dari jaring laba-laba."

Para pemimpin Israel tersinggung berat dengan julukan itu, "jaring laba-laba" yang rapuh. Selama puluhan tahun tentara Israel selalu membanggakan diri sebagai "tentara yang tak terkalahkan" dan kini diejek oleh Sayyed Nasrallah sebagai benda yang paling rapuh. Maka semua pemimpin Israel pun saat itu juga memimpikan untuk membalas ejekan tersebut.

Namun mengalahkan Hizbollah bukan pekerjaan mudah, apalagi dengan keberadaan 40.000 tentara Syria yang berada di Lebanon atas mandat Liga Arab untuk mencegah perang sipil berkecamuk lagi. Israel pun merancang langkah berikutnya sebelum menghancurkan Hizbollah dan mempermalukan Sayyed Nasrallah, yaitu pembunuhan mantan PM Lebanon, Rafiq Hariri, yang eksekusinya terjadi bulan Februari tahun 2005. Pembunuhan itu akan ditimpakan kesalahannya kepada Syria yang selanjutnya akan diikuti oleh aksi-aksi demonstrasi besar-besaran menuntut penarikan pasukan Syria.
Sebagaimana dipaparkan oleh Hizbollah, Israel telah melakukan kegiatan mata-mata yang intensif, termasuk memotret tempat-tempat yang bakal dilalui Hariri. Pada hari terjadinya serangan, pesawat-pesawat tak berawak Israel bahkan semakin intensif melakukan kegiatannya di atas kota Beirut. Hizbollah bahkan berhasil mendapatkan foto-foto hasil jepretan pesawat-pesawat tak berawak Israel.

Dan seperti direncanakan Isrel, Hariri pun tewas oleh ledakan bom. Meski Hizbollah dan kelompok-kelompok perlawanan anti-Israel mencoba mengorganisir aksi demonstrasi besar-besaran membela keberadaan tentara Syria, tuntutan penarikan tentara Syria dari Lebanon tidak terbendung. Ditambah lagi dengan munculnya desas-desus bahwa Amerika akan turut campur menyerang Syria. Maka Syria pun hengkang dari Lebanon, membuka pintu bagi dilakukannya rencana Israel mempermalukan Hizbollah. Namun Hizbollah telah mempersiapkan diri.

Dalam Perang Lebanon yang terjadi bulan Juli 2006, Isreal menggelar operasi khusus pendudukan terhadap kota Bent Jbeil, tempat Nasrallah berpidato menyebut Israel lebih lemah daripada jaring laba-laba. Operasi itu diberi nama "Operasi Jaring Besi", untuk mengolok-olok Nasrallah. Demi memastikan keberhasilan operasinya, Israel melibatkan 2 satuan militer paling elit-nya, Brigade Golani dan Brigade Terjungpayung.

Pentingnya operasi ini diungkapkan tidak kurang dari Kastaf Jendral Dan Halutz dan komandan operasi Gadi Eisenkot yang menyebut Bint Jbeil sebagai "simbol penting". Mereka bermimpi untuk memberikan kesempatan pada perdana menteri Israel berpidato di tempat yang sama dengan tempat dimana Nasrallah berpidato dahulu.

Menurut para analis militer, Bint Jbeil dan desa Aynata yang terdekat dipertahankan oleh 100-140 pejuang Hezbollah. Tugas mereka bukan untuk mempertahankan wilayah, melainkan hanya menghambat kemajuan tentara Israel dan menimbulkan kerugian besar pada mereka.

Pertempuran berlangsung antara tgl 24 Juli hingga 29 Juli. Pada hari pertama saja Israel sudah mengalami kerugian besar. Sebanyak 5 prajurit dari satuan Brigade Gilani mengalami luka-luka serius dan 2 tank Merkava dikirim untuk mengevakuasi mereka. Tank pertama mendapatkan tembakan rudal anti-tank Hizbollah yang mengakibatkan komandan peleton tewas dan 2 awak tank mengalami luka-luka. Tank kedua juga mengalami nasib yang sama. Kali ini bahkan komandan batalyon, seorang Letnan Kolonel, tewas.

Israel mencoba mengirimkan buldozer lapis baja untuk mengevakuasi korban, namun dipaksa mundur oleh tembakan rudal Hizbollah. Israel baru berhasil melakukan evakuasi setelah menembakkan bom-bom asap. Namun tidak kurang dari 13 prajurit elit Israel mengalami luka-luka dalam operasi evakuasi itu.

Pada hari itu Israel masih mencoba membohongi publik dengan mengklaim telah berhasil merebut Bint Jbeil. "Bint Jbeil sudah berada di tangan kami," kata Brigjen Gal Hirsch, komandan Divisi ke-91 tentara Israel, pada saat prajurit-prajuritnya kebingungan menghadapi pejuang Hizbollah yang muncul tiba-tiba dari segala arah.

Pertempuran sporadis pun terjadi beberapa hari selanjutnya. Dalam satu episode perang, satu regu tentara Brigade Golani terjebak dalam perangkap yang dipersiapkan oleh para pejuang Hizbollah, menewaskan sebagian prajurit dan melukai sebagian besar lainnya.

Maka pada tgl 29 Juli 2009 Israel menarik seluruh pasukannya dari Bint Jbeil dan mengakui kekalahan sekaligus mengkonfirmasi pernyataan Sayyed Nasrallah, Israel lebih rapuh dari jaring laba-laba. Tentara Israel yang pernah sesumbar sanggup mengalahkan Lebanon hanya dengan pasukan drumband, ternyata harus pulang kandang dengan rasa malu.

Dan pada akhirnya, cepat atau lambat, jaring laba-laba bernama Israel itu bakal terhapus dari peta bumi.

 

AOUN: KAMI TIDAK AKAN MENINGGALKAN "PERLAWANAN"

Seiring memanasnya situasi politik di Syria, blok "Perlawanan" Lebanon yang anti-Israel/Amerika/Perancis/Saudi menerima tekanan politik yang semakin menguat. Suara-suara tuntutan lawan-lawan politik mereka untuk melucuti persenjataan Hizbollah semakin keras akhir-akhir ini. Tekanan itu bahkan telah sampai pada ancaman serangan militer Israel terhadap Lebanon.

Sedemikian kerasnya tekanan itu hingga Walid Jumblatt, pemimpin kelompok Druze yang baru bergabung dengan blok ini (Jumblatt memang terkenal sebagai politisi Lebanon paling opportunis) tiba-tiba saja membuat pernyataan yang menyerang kepemilikan senjata oleh kelompok perlawanan. Padahal belum lama berselang ia menyatakan pembelaannya pada kepemilikan senjata kelompok "Perlawanan".

Isu kepemilikan senjata oleh Hizbollah dan kelompok perlawanan memang menjadi kartu as yang selalu digunakan oleh para penentang blok "Perlawanan" yang dimotori oleh Israel dan Amerika serta didukung oleh Saudi Wahabi dan kelompok-kelompok politik pendukung mereka di Lebanon seperti kelompok Sunni "Al Mustaqbal" yang dipimpin mantan PM Saad Hariri dan Fuad Siniora, kelompok Kristen "Lebanon Force" pimpinan Samir Geagea, serta kelompok Kristen Manorite pimpinan keluarga mantan Presiden Gemayel. Selama kepemimpinan Saad Hariri dan Fuad Siniora Walid Jumblatt bergabung dalam blok ini. Namun setelah pemerintahan dikuasai PM Najib Miqati yang didukung Hizbollah, Jumblatt pindah haluan.
Berbeda dengan Jumblatt, berbeda pula dengan Michael Aoun, jendral tua Kristen yang memiliki nasionalisme tinggi yang kini memimpin kelompok "Free Patriotic Movement", partai Kristen yang bergabung dengan kelompok "Perlawanan". Di tengah tekanan yang semakin kuat ini, Aoun tetap teguh dengan pilihan politiknya.

"Kami tidak akan berdiri menentang sekelompok rakyat Lebanon yang telah berkorban hingga berdarah-darah demi membela negeri, tanah air dan rakyat Lebanon," kata Michael Aoun dalam wawancaranya dengan kantor berita "Almanar" baru-baru ini. Ia merujuk pada kelompok "Perlawanan" yang dimotori oleh Hizbollah yang telah berjasa besar membebaskan sebagian besar wilayah Lebanon dari pendudukan Israel.

Menanggapi ancaman Israel yang akan menyerang Lebanon serta tekanan-tekanan politik dari dalam maupun luar negeri, Michael Aoun menekankan sikapnya yang akan tetap berdiri di samping Hizbollah dan kelompok-kelompok "Perlawanan" lainnya.

"Kami akan mengambil posisi dan sikap yang sama. Kami akan sesemangat waktu Perang Lebanon 2006 dalam membela kelompok "Perlawanan", karena inilah bagian dari hidup kami yang telah kami pilih," katanya.

Mengenai tuntutan perlucutan senjata Hizbollah yang dilancarkan lawan-lawan politiknya di Lebanon, Aoun menganggap hal itu sebagai "serangan untuk menghancurkan Lebanon demi kepentingan asing".

Akhirnya ia memberikan komentarnya tentang Sayyed Nasrallah: "Kepada Sayyed Nasrallah, saya katakan bahwa kita berada pada jalan yang sama hingga kemenangan berada di genggaman kita."

Sekedar catatan
: Michael Aoun juga memiliki keluarga yang sangat nasionalis. Beberapa waktu lalu seorang menantunya yang menjadi menteri energi Lebanon, mengusir dubes Israel di Cyprus karena memata-matai sebuah acara konperensi energi yang diselenggarakan di Cyprus.


Sumber: Almanar TV, 15 Agustus 2012

KABILAH LEBANON CULIK ANGGOTA PEMBERONTAK SYRIA

Krisis Syria telah merembet ke Lebanon, negara yang secara politis, sosial dan kultural sangat dekat hubungannya dengan Syria. Membalas aksi penculikan seorang warga Lebanon oleh pemberontak Syria, kabilah korban penculikan menyatakan telah menculik 20 anggota pemberontak Syria yang berada di Lebanon.

Kabilah Al-Miqdad yang berbasis di Lembah Bekaa, Lebanon, hari Rabu kemarin (15/8) mengumumkan telah menculik 20 orang anggota pasukan pemberontak Syria, "Free Syrian Army" yang berada di Lebanon. Aksi tersebut dilakukan sebagai balasan atas diculiknya seorang anggota kabilah, Hassan Miqdad, di Damaskus dua hari sebelumnya. Pemberontak Syria menuduh Miqdad sebagai anggota milisi Hizbollah yang dikirim untuk membantu pemerintah Syria, namun tuduhan itu dibantah oleh Hizbollah.

"Sayap militer keluarga kami telah menculik beberapa warga Syria. Kami tidak takut pada siapapun," kata Abu Ali al-Miqdad, jubir keluarga Al-Miqdad dalam konperensi pers, Rabu (15/8). Menurut Abu Ali, terdapat tidak kurang dari 20 anggota "Free Syrian Army" yang diculik di seluruh Lebanon. Menurutnya seluruh kabilah di Lembah Bekaa seperti kabilah Shamas, Zaiter, Nasreddine dan Dandash terlibat dalam aksi-aksi penculikan tersebut.
Tidak lama setelah pernyataan itu televisi "al-Mayadeen" menampilkan gambar para anggota "Free Syrian Army" yang diculik. Di antara mereka terdapat seorang perwira yang dalam kondisi terluka, juga seorang penyandang dana "Free Syrian Army".

Menurut laporan "al-Mayadeen", penyandang dana tersebut di atas telah mengakui bahwa ia tengah melakukan misi pemberian pasokan dana kepada pemberontak Syria. Uang itu sebagian besar berasal dari anggota parlemen anti-Syria Khaled Daher. Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa para pemberontak Syria yang ditahan telah mengakui sebagai pengirim senjata yang didistribusikan kepada kelompok-kelompok oposisi Syria.



KEBERADAAN TAWANAN PEZIARAH LEBANON SIMPANG SIUR

Sementara itu keberadaan peziarah Shiah Lebanon yang ditawan oleh pemberontak Syria sampai saat ini masih simpang siur, meski berbagai upaya telah dilakukan keluarga dan pemerintah Lebanon untuk menyelamatkan mereka.

Sementara itu sumber-sumber inteligen yang diperoleh media Lebanon "Al Manar", menyebutkan kondisi para tawanan dalam keadaan baik. Sebagian dari mereka berada di wilayah Turki. Pemerintah Lebanon sendiri, langsung melalui PM Najib Miqati, telah meminta bantuan pemerintah Turki untuk menyelamatkan mereka, namun sampai saat ini belum membawa hasil.

Beberapa waktu lalu beredar laporan di media-media massa bahwa sebagian dari tawanan telah tewas dalam pertempuran di Aleppo. Sebagian lainnya mengalami luka-luka dalam pertempuran itu dan telah dipindahkan ke Turki.

Atas beredarnya laporan-laporan itu PM Miqati telah menemui Presiden Turki Abdullah Gul untuk mendapatkan kejelasan. Namun tidak ada keterangan resmi yang diperoleh dalam pertemuan itu.



REF:
"Al-Miqdad Family Abducts “FSA” Members, Promises Hefty Catch"; almanar.com.lb; 15 Agustus 2012

"Conflicting Reports over Fate of Abducted Lebanese Pilgrims"; almanar.com.lb; 15 Agustus 2012

Thursday, August 16, 2012

GONCANG-GANCING BARU LEBANON TERKAIT SYRIA

Publik Lebanon saat ini tengah menunggu dengan harap-harap cemas atas kasus penahanan mantan menteri penerangan dan anggota parlemen Lebanon, Michel Samaha. Minggu lalu, satu regu aparat keamanan dari Dinas Keamanan Lebanon bersenjata lengkap menggerebek Samaha di kediamannya di daerah perbukitan Metn, memborgolnya bagaikan tersangka terorisme kelas berat, dan membawanya ke ruang interogasi di Beirut.

Tidak terlalu lama kemudian muncullah berita di media massa bahwa Samaha terlibat dalam sebuah plot untuk menciptakan kerusuhan sosial di Lebanon berupa pertikaian sektarian antara pengikut Shiah dan Sunni. Samaha disebutkan tengah merencanakan peledakan sebuah bom di wilayah Lebanon Utara yang berbatasan dengan Syria dan dihuni mayoritas orang-orang Sunni. Dalang di balik rencana itu, menurut media massa, adalah pemerintah Syria dan Samaha telah mendapatkan upah senilai 120.000 pound. Media-media massa, tentunya yang ber-afiliasi dengan blok oposisi yang pro  Amerika/Saudi/Israel/Perancis, menyebutkan penyidik memiliki bukti berupa video yang menunjukkan Samaha mengirimkan bahan peledak di sebuah tempat parkir bawah tanah. Media-media massa milik blok "perlawanan" yang pro-Syria/Iran tentu saja hanya menyinggung aspek hukum dan politik yang sangat kontroversil dalam kasus ini.
Tentu saja banyak hal yang sangat aneh dalam kasus ini: hasil penyidikan yang bocor ke publik yang sebagian besarnya tentang hal-hal yang kurang masuk akal, serta keberadaan Dinas Keamanan Lebanon yang publik Lebanon tahu sebagai kepanjangan tangan blok oposisi pro -Amerika/Saudi/Israel/Perancis, dan sudah barang tentu sosok Samaha sendiri. Mengawali kiprah politiknya sebagai aktifis milisi Kristen Ketaeb yang bertanggungjawab atas pembantaian pengungsi Palestina di Kamp Sabra dan Shatilla, Samaha akhirnya bergabung ke dalam blok politik pro-Syria. Bukan anggota biasa, karena Samaha, saking dekatnya dengan Syria, diangkat menjadi penasihat pribadi Presiden Assad. Namun yang tidak banyak diketahui orang adalah Samaha adalah penyandang pin "Legion d’Honneur", penghargaan yang diberikan kepada orang yang banyak membantu dinas inteligen Perancis. Perancis adalah negara yang memiliki pengaruh kuat di Lebanon, terutama di bidang sosial-budaya mengingat Perancis adalah negara yang pernah menjajah Lebanon.

Samaha adalah sosok sempurna dari seorang politisi oportunis. Bermain di 2 kaki, ia mengeruk keuntungan untuk diri sendiri dengan mengorbankan siapa pun yang menghalanginya. Dalam hal ini ia hanya bisa ditandingi oleh Walid Jumblatt, pemimpin kaum Druze Lebanon.

Ditambah aksi-aksi kerusuhan terhadap warga Syria di Beirut serta langkah Saudi Wahabia dan Qatar yang melarang warganya bepergian ke Lebanon, tampak jelas sebuah konspirasi untuk menyeret Lebanon dalam konflik berdarah sebagaimana di Syria. Siapa dalang dari semua ini? Tidak lain adalah pihak yang paling diuntungkan dengan hancur-leburnya negara-negara Arab, yaitu Israel. Sejauh ini Lebanon dan Syria adalah 2 negara Arab yang masih memberikan perlawanan gigih terhadap upaya hegemoni Israel dan penindasannya atas Palestina. Meski masih terdapat faksi-faksi kuat pendukung Amerika/Saudi/Israel, Hizbollah dan faksi-faksi pro-Syria/Iran Lebanon, bersama Iran dan Syria telah membentuk blok "Perlawanan" anti-Israel yang berulangkali menggagalkan konspirasi Amerika/Israel.

Qatar dan Saudi, sebagaimana juga Turki dan negara-negara Islam lainnya yang terlibat dalam konpirasi Amerika/Israel, boleh bersenang-senang sejenak melihat negara-negara tetangganya yang dibenci seperti Syria, Iran, dan Lebanon mengalami kehancuran. Namun ketahuilah, suatu saat mereka sendiri yang akan mengalami kehancuran, kecuali mereka sadar dan berbalik arah.



Ref:
"In the end, all Israel and her Western allies want to do is to break Iran – via Syria"; Robert Fisk; The Independent; 13 Agustus 2012

Tuesday, August 14, 2012

ISRAEL MENENTANG SERANGAN ATAS IRAN

Rupanya tidak hanya kalangan elit Israel saja yang berfikir bahwa rencana serangan militer atas Iran adalah tindakan "bodoh", masyarakat awam Israel-pun demikian. Terbukti dengan adanya aksi-aksi demonstrasi menentang rencana serangan atas Iran. Pada tgl 24 Maret lalu misalnya, terjadi aksi demonstrasi menentang perang di Tel Aviv. Dan aksi serupa terulang lagi hari Minggu lalu (12/8).

Membawa spanduk-spanduk berisi kecaman terhadap rencana serangan atas fasilitas nuklir Iran, ratusan demonstran berkumpul di depan rumah dinas Menhan Ehud Barak. Tidak hanya menentang rencana serangan, mereka bahkan menyerukan pengunduran diri Ehud Barak dan PM Benjamin Netanyahu.

Para demonstran menuduh pemerintah Israel telah bertindak ceroboh dan berusaha memaksakan peperangan dengan Iran. Menurut mereka tindakan tersebut akan membawa konsekwensi yang menyakitkan bagi Israel.

Sementara dalam rapat kabinet yang diadakan di Al Quds (Jerussalem) pada hari yang sama, PM Netanyahu mengatakan kepada para menterinya bahwa "semua ancaman di perbatasan tidak ada artinya dibandingkan ancaman dari jauh yang lebih besar cakupan dan ukurannya. Maka saya katakan lagi, Iran tidak boleh dibiarkan untuk memiliki senjata nuklir."
MANTAN PM EHUD OLMERT JUGA KECAM RENCANA SERANGAN

Kalau selama ini penolakan terhadap rencana serangan Israel atas Iran lebih banyak dilakukan oleh kalangan militer dan inteligen, baik para pensiunan maupun yang masih aktif, kali ini mantan PM Ehud Olmert bergabung dalam kelompok penentang serangan.

"Proyek nuklir Iran belum mencapai tingkat yang memaksa Israel untuk melakukan tindakan darurat dalam waktu dekat ini. Semua isu tentang "serangan yang tidak bisa dihindarkan" tampak tidak sesuai dengan kondisi keamanan yang sebenarnya. Saya menyarankan untuk mendengarkan pendapat dari orang-orang yang berkompeten (mengukur kondisi keamanan negara)," kata Olmert dalam sebuah konperensi di utara Israel, Minggu (12/8).

Minggu lalu pimpinan Partai Buruh Israel, Shelly Yechimovich mengatakan kepada para wartawan bahwa langkah-langkah pemerintah terkait masalah Iran adalah sangat mengkhawatirkan.

"Tentu saja pemerintah harus melakukan tindakan. Yaitu jika para pimpinan militer, baik mantan maupun yang masih aktif, mengekspresikan penolakannya terhadap rencana Netanyahu, tidak adanya perhatian terhadap rekomendasi mereka sama dengan tindakan tidak bertanggungjawab," kata Shelly.

Menurut Shelly, menganggap program nuklir Iran sebagai semata-mata ancaman terhadap Israel, adalah sebuah kekeliruan. Selain itu melibatkan diri ke dalam konflik bersama-sama dengan Amerika adalah juga sebuah kekeliruan.


KEHANCURAN EKONOMI

Sikap menolak rencana serangan militer terhadap Iran juga ditunjukkan oleh gubernur bank sentral Israel, Stanley Fischer. Menurut pejabat yang pernah mengkadali pemerintah Indonesia dalam Krisis Moneter tahun 1997 kala menjadi pejabat IMF ini, serangan terhadap Iran tidak hanya memicu krisis keamanan namun juga krisis ekonomi.

"Tugas utama setiap negara adalah menjaga keamanan nasionalnya. Adalah mudah untuk memahami bahwa dalam situasi perang yang meluas, keamanan akan sangat sulit untuk dikendalikan. Kita tengah menghadapi krisis besar yang dalam perspektif keamanan adalah sangat mengkhawatir," kata Fischer dalam wawancara dengan televisi "Channel 2 News" hari Jum'at (10/8).

Pemerintah Amerika dan Israel berulangkali mengancam Iran dengan serangan militer untuk menghentikan program nuklir Iran yang menurut kedua negara ditujukan untuk membuat senjata nuklir. Iran membantah tuduhan tersebut sebagai "tidak berdasar" dan bersikukuh program nuklirnya untuk tujuan damai sebagaimana negara anggota International Atomic Energy Agency. Para pejabat Iran juga mengancam akan melakukan aksi balasan setimpal pada setiap serangan yang dilancarkan Amerika dan Isreal.




Ref:
"Israelis protest against possible military strike on Iran"; almanar.com.lb; 13 Agustus 2012

"Iran war: Countdown to Israel doomsday"; Press TV; 13 Agustus 2012

IRAN LUNCURKAN ROKET PENGANGKUT SATELIT BARU

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Iran adalah negara yang paling pesat perkembangan ipteknya, sebagaimana diakui juga oleh sebuah media riset internasional beberapa waktu lalu. Sebagaimana sebuah negara maju, Iran telah mampu membuat roket pengangkut satelit, dan untuk ke sekian kalinya, Iran bakal meluncurkan roket pengangkut satelitnya ke ruang angkasa.

Kepala badan ruang angkasa Iran, Hamid Fazeli hari Minggu (12/8), mengumumkan Iran akan segera meluncurkan roket pengangkut satelit Simorgh. Roket ini direncanakan akan membawa kapsul yang berisi mahluk hidup sebagai percobaan sebelum dilakukannya peluncuran roket berawak manusia 2019. Menurut Fazeli roket pendorong satelit itu berbahan bakar padat dan akan diluncurkan akhir bulan Agustus 2012.

Iran meluncurkan satelit pertama buatan sendiri bernama Omid tahun 2009. Setahun kemudian Iran meluncurkan roket berawak mahluk hidup ke ruang angkasa dengan roket Kavoshgar-3 yang juga dibuat oleh Iran sendiri. Selanjutnya pada bulan Juni 2011 Iran berhasil menempatkan satelit pengamat Rasad yang berbobot 15 kg. Misi satelit itu adalah mengambil gambar bumi dari ruang angkasa dan mengirimkan kembali ke stasiun pengamat di bumi dengan menggunakan teknologi informasi telemetri.
Pada bulan Februari tahun ini Iran juga berhasil meluncurkan satelit buatan sendiri bernama Navid-e Elm-o Sanat yang ditujukan untuk membantu pengembangan sains dan industri. Informasi yang diperolah dari satelit ini bermanfaat untuk berbagai bidang industri dan riset.

Iran adalah salah satu dari 24 negara anggota "UN Committee on the Peaceful Uses of Outer Space" atau badan PBB tentang angkasa luar, yang dibentuk tahun 1959.



Sumber: almanar.com.lb; 13 Agustus 2012