Sunday, August 5, 2012

KASUS RHOMA IRAMA, "TEST CASE" UNTUK UMAT ISLAM INDONESIA

Salah satu kesuksesan besar yahudi, yang kemudian menjadi dasar dalam upayanya menguasai dunia adalah memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari masyarakat, alias memunculkan faham sekularisme.

Mereka menyadari benar bahwa ajaran agama-agama adalah penghalang besar bagi upaya mereka menguasai dunia. Selain tradisi agama-agama Islam dan Kristen mengutuk mereka dan memarginalisasikan mereka, orang-orang yang terikat pada satu identitas etnis, kebangsaan, dan terlebih lagi agama, menjadi penghalang bagi mereka untuk berkuasa.

Itulah sebabnya sekularisme menjadi senjata andalan mereka yang paling ampuh. Sepengetahuan saya (blogger) keberhasilan pertama kampanye sekularisme ini adalah dalam Revolusi Perancis. Dan selanjutnya paham ini telah membalikkan keyakinan manusia di sebagian besar belahan dunia sepanjang sejarah, dari percaya pada agama sebagai solusi persoalan dunia sehari-hari, menjadi duri yang harus dijauhkan.

Namun, berkat kebesaran Allah, Islam tidak bisa ditaklukkan sepenuhnya oleh yahudi dengan senjata sekularisme itu. Di berbagai belahan dunia orang-orang Islam masih melakukan perlawanan. Iran bahkan menjadi Islam yang secara legal formal menjadi musuh yahudi (Israel) dengan salah satu landasan idiologisnye membebaskan Palestina dari penjajahan yahudi (meski secara sosial politik Iran melindungi komunitas minoritas yahudi di negaranya). Komunitas Islam pula yang selama ini menjadi penghalang upaya dominasi yahudi dalam tataran sosial, seperti upaya mereka menyebarkan kemaksiatan. Contoh nyatanya adalah keberhasilan umat Islam mengganjal kedatangan Lady Gaga.

Tentu saja yahudi tidak akan pernah berhenti berusaha menghancurkan kekuatan Islam yang masih tersisa dalam tataran sosial (mereka sudah menguasai tataran ekonomi dan politik), dan salah satu upaya itu tampak dalam kasus Rhoma Irama dengan Panwaslu.

Apa yang dilakukan Rhoma Irama merupakan hal biasa dalam dunia dakwah Islam. Mengingatkan umat Islam untuk memilih pemimpin seiman merupakan kewajiban agama bagi para pendakwah. Demikian keyakinan seluruh umat Islam. Namun orang-orang yahudi, dengan menggunakan Panwaslu sebagai tangan (saya sudah katakan, yahudi sudah menguasai tataran politik nasional), berupaya menghancurkan keyakinan itu dengan menyeret Rhoma Irama ke dalam ranah hukum.

Yang ingin saya sampaikan adalah mengingatkan kepada seluruh umat Islam Indonesia untuk mewaspadi gerakan penghancuran Islam seperti yang tengah dilakukan Panwaslu. Jika upaya "kriminalisasi" terhadap Rhoma Irama ini berhasil, dampaknya adalah muncul ketakutan bagi para pendakwah, ulama, kyai, guru untuk menyampaikan kebenaran. Dan pada akhirnya penghancuran Islam di Indonesia semakin sempurna.

No comments:

Post a Comment