Tuesday, July 31, 2012

SERANGAN BALASAN SYRIA/IRAN TEWASKAN PANGERAN BANDAR?

Kepala badan inteligen Saudi Arabia, Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud tewas akibat serangan bom yang melanda kantornya tgl 23 Juli lalu. Demikian laporan beberapa media online mancanegara seperti Voltaire Network (Perancis) dan DEBKAfile (Israel), Senin (30/7). Serangan tersebut sebelumnya telah menewaskan deputi Pangeran Bandar, yaitu Jendral Mashaal al-Qarni.

Baik serangan maupun kematian pemimpin tertinggi inteligen Saudi ini belum mendapatkan konfirmasi dari penguasa Saudi. Media-media barat juga menutup rapat-rapat kabar serangan tersebut. Namun media Iran, juga media-media independen ramai-ramai memberitakan kabar tersebut.

Menurut media online Perancis Voltaire Network (voltairenet.org), serangan terhadap kantor inteligen Saudi tersebut merupakan aksi balasan atas serangan bom yang menewaskan 4 pejabat tinggi keamanan Syria di Damaskus tgl 18 Juli 2012.

Voltaire Network benar. Bahkan serangan balasan itu bukan yang pertama. Sebelumnya dikabarkan konvoi menhan Israel Ehud Barak diserang roket yang ditembakkan dari Syria, namun tidak melukai Barak namun cukup untuk membuatnya "shock".

Sebagaimana diberitakan di media-media independen dan media-media massa Iran, sebuah serangan bom telah menghancurkan markas inteligen Arab Saudi di Riyadh, 23 Juli lalu, menewaskan orang kedua badan inteligen Saudi, Mashaal al-Qarni dan diduga kuat melukai parah dan kemudian menewaskan Pangeran Bandar bin Sultan, pimpinan tertinggi badan inteligen Saudi yang baru diangkat oleh Raja Saudi tgl 19 Juli lalu, atau selang sehari setelah serangan bom di Damaskus Syria yang menewaskan 4 pejabat tinggi keamanan Syria.


Kabar tentang serangan tersebut sama sekali tidak mendapat tempat di media-media "mapan" internasional. Pun pemerintah Saudi tidak memberikan komentarnya tentang peristiwa tersebut, tidak membantah dan juga tidak membenarkannya, meski faktanya Pangeran Bandar dan Al Qarni tidak pernah lagi muncul di hadapan publik setelah peristiwa serangan tersebut.

Adalah DEBKAfile, media online Isreal yang dikenal dekat dengan kalangan inteligen Israel dan barat, yang pertama kali melaporkan serangan bom tersebut tgl 26 Juli lalu, disusul oleh media-media massa Iran serta media-media independen internasional.

Pangeran Bandar, salah seorang pejabat tinggi Arab Saudi paling senior dan dikenal memiliki hubungan luas dengan para pemimpin barat, termasuk dua Presiden Bush senior dan junior. Ia juga pernah terlibat kasus suap terbesar sepanjang sejarah dengan menerima komisi senilai miliaran dolar dari perusahaan produsen senjata Inggris. Namun kasus ini menguap begitu saja.

Mantan dubes Saudi untuk Amerika, Pangeran Bandar adalah putra dari raja Saudi terdahulu. Ia diangkat sebagai kepala inteligen Saudi hanya sehari setelah serangan bom di Damaskus tgl 18 Juli, menambah jabatan strategis lainnya setelah sebelumnya menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional Saudi sejak tahun 2005. Kemungkinan pengangkatan itu sebagai balas jasa atas perannya dalam serangan di Damaskus, tidak heran jika ia menjadi sasaran paling dicari Syria dan sekutunya, Iran, untuk balas dendam. Bandar yang menjalin hubungan dekat dengan inteligen Israel juga diduga kuat berada di balik kematian pejabat-pejabat Palestina dan Hizbollah yang tewas melalui serangan terorisme.

Para analis inteligen meragukan Syria memiliki kemampuan untuk menembus sistem keamanan super ketat keluarga kerajaan Saudi. Namun Iran memiliki kemampuan tersebut. Antara tahun 2003-2004 Iran berhasil melakukan serangkaian serangan bom di Saudi Arabia dengan menggunakan Al Qaida sebagai operatornya. Salah seorang anggota Al Qaida yang menjalankan operasi tersebut adalah Saif al-Adal, yang kini menetap di Pakistan. Kemampuan Iran memperalat Al Qaida untuk menyerang Saudi merupakan kesuksesan besar inteligen Iran mengingat secara idiologis Al Qaida yang salafis dan binaan CIA-Saudi, memusuhi Iran yang Shiah.

Arti strategis Syria bagi Iran membuat Iran akan melakukan apapun untuk mempertahankan regim Bashar al Assad. Selain itu kemampuan Iran melakukan serangan ke jantung Saudi menjadi peringatan bahwa "tangan Iran cukup panjang untuk menghukum musuh-musuhnya". Pemboman Damaskus tgl 18 Juli telah memaksa konflik Syria melebar keluar.

Kabar tentang meninggalnya Pangeran Bandar akibat serangan yang melukainya muncul hari MInggu, 29 Juli lalu. Kabar ini menggema sangat keras meski tidak ada konfirmasi resmi, justru karena momentumnya yang sangat "tepat": pemboman Damaskus tgl 18 Juli, pengangkatan Pangeran Bandar sebagai kepala inteligen tgl 19 Juli, dan serangan bom Riyadh empat hari kemudian. Diamnya pemerintah Saudi semakin menambah kuat kabar kematian tersebut.



KOMANDAN-KOMANDAN PEMBERONTAK TEWAS DI ALEPPO


Sementara itu media massa Perancis, "Le Figaro", hari Senin (30/7) melaporkan bahwa sebagian besar komandan pemberontak di Aleppo telah tewas dalam pertempuran melawan pasukan pemerintah Syria di kota terbesar Syria tersebut.

Reporter Adrian Golms, yang memasuki Aleppo melalui perbatasan Turki melaporkan terjadinya perang hebat di kawasan Salah al-Din, Aleppo, yang menewaskan "sejumlah besar komandan pemberontak".

Menurut laporan tersebut para pemberontak, yang sebagiannya adalah sisa-sisa pasukan pemberontak yang terdesak di Damaskus dan Homs, berhasil merebut beberapa kawasan kota Aleppo meski gagal merebut sebagian kawasan lainnya dari pasukan keamanan Syria. Mereka juga gagal memaksa penduduk untuk membantu mereka menghadapi serangan militer Syria yang mengepung Aleppo.



Ref:
"Saudi silence on intelligence chief Bandar’s fate denotes panic"; DEBKAfile Special Report, 31 Juli 201

"Saudi spy chief Prince Bandar assassinated, report says"; Press TV; 31 Juli 2012

"Large Number of Armed Groups’ Leaders killed by Syrian Army in Aleppo"; almanar.com.lb; 31 Juli 2012

DOA KUMAIL

Doa Kumail adalah amalan kekasih Rosulullah Ali bin Abi Thalib yang diajarkan kepada sahabatnya, Kumail bin Ziyad, yang daripadanya kemudian muncul nama do'a ini. Do'a ini sangat istimewa karena diyakini sebagai do'a yang pernah diberikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Khidir yang kemudian juga diberikan kepada Nabi Muhammad S.A.W.W. Oleh Rosul kemudian do'a ini diberikan kepada Ali.

Diantara khasiat doa Kumail adalah untuk kemudahan rejeki dan ketenteraman hati. Doa Kumail sangat utama dibaca pada malam Jum’at, dan terlebih lagi pada bulan Ramadhan seperti sekarang. Maknanya sangat menyentuh hati, telah banyak membuat kesadaran baru bagi spiritual pembacanya yang menjiwai maknanya.

Terjemahannya sebagai berikut:




Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya


Ya Allah,  aku bermohon kepada-Mu, dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu
dengan kekuasaan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu
dan karenanya merunduk segala sesuatu, dan karenanya merendahkan segala sesuatu
dengan kemuliaan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu
dengan kekuatan-Mu yang tak tertahankan oleh segala sesuatu
dengan kebesaran-Mu yang memenuhi segala sesuatu
dengan kekuasaan-Mu yang mengatasi segala sesuatu
dengan wajah-Mu yang kekal setelah punah segala sesuatu
dengan asma-Mu yang memenuhi tonggak segala sesutu
dengan ilmu-Mu yang mencakup segala sesuatu
dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari segala sesuatu




Wahai Nur, wahai Yang Maha Suci!




Wahai Yang Awal dari segala yang awal!
Wahai Yang Akhir segala yang akhir!




Ya Allah,  ampunilah dosa-dosaku yang menuruntuhkan penjagaan.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang mendatangkan bencana.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merusak karunia
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang menahan doa
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merunkan bala’
Ya Allah,  ampunilah segala dosa yang telah kulakukan
dan segala kesalahan yang telah kukerjakan
Ya Allah, aku datang menghampiri-Mu dengan zikir-Mu,
aku memohon pertolongan-Mu dengan diri-Mu,
aku bermohom pada-Mu dengan kemurahan-Mu,
dekatkan daku keharibaan-Mu,
sempatkan daku untuk bersyukur pada-Mu,
bimbinglah daku untuk selalu mengingat-Mu.
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan permohonan hamba yang rendah,
hina dan ketakutan,
maafkan daku, sayangi daku,
dan jadikan daku ridha dan senang pada pemberian-Mu.
dan dalam segala keadaan tunduk kepada-Mu




Ya Allah, aku bermohon pada-Mu
dengan permohonan orang yang berat keperluannya
yang ketika kesulitan menyampaikan hajatnya pada-Mu
yang besar kedambaannya untuk meraih
apa yang ada di sisi-Mu




Ya Allah, mahabesar kekuasaan-Mu,
mahatinggi kedudukan-Mu,
selalu tersembunyi rencana-Mu, selalu tampak kuasa-Mu
selalu tegak kekuatan-Mu, selalu berlaku kodrat-Mu
tak mungkin lari dari pemerintahan-Mu




Ya Allah, tidak kudapatkan pengampunan bagi dosaku,
tiada penutup bagi kejelekanku,
tiada yang dapat menggantikan
amalku yang jelek dengan kebaikan,
melainkan Engkau, Tiada Tuhan kecuali Engkau
Mahasuci Engkau dengan segala puji-Mu




Telah aku aniaya diriku
telah berani aku melanggar, karena kebodohan,
tetapi aku tenteram,karena bersandar pada sebutan-Mu dan karunia-Mu padaku
Ya Allah, Pelindungku,
betapa banyak kejelekan telah Kaututupi,
betapa banyak malapetaka telah Kauatasi,
betapa banyak rintangan telah Kausingkirkan,
betapa banyak bencana telah Kautolakkan,
betapa banyak pujian baik yang tak layak bagiku telah Kausebarkan.




Ya Allah, besar sudah bencanaku,
berlebihan sudah kejelekan keadaanku,
rendah benar amal-amalku, berat benar belenggu (kemalasanku).
Angan-angan panjang telah menahan manfaat dari diriku,
dunia dengan tipuannya telah memperdayaku,
dan diriku (telah terpedaya) karena ulahnya, dan karena kelalainku.




Wahai Junjunganku,
aku bermohon pada-Mu dengan segala kekuasaan-Mu,
 jangan Kaututup doaku  karena kejelekan amal dan perangaiku



Syria, Medan Kekalahan Besar Israel/Amerika Selanjutnya

Syria bakal menjadi ladang kekalahan besar Israel/Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan Timur Tengah menyusul kekalahan mereka di Gaza (2009) dan Lebanon (2006). Demikian pernyataan seorang pejabat tinggi militer Iran.

Dalam wawancaranya dengan televisi Iran "Al Alam", Senin (30/7), Wakil Panglima AU Iran Brigjen Massoud Jazayeri mengatakan bahwa peperangan yang tengah terjadi di Syria merupakan proyek lanjutan dari Perang 22 Hari Gaza tahun 2008-2009 dan Perang 33 Hari Lebanon tahun 2006 dimana Israel/Amerika berupaya mendapatkan pijakan strategis yang lebih kukuh di kawasan Timur Tengah. Namun dalam 2 peperangan tersebut Israel/Amerika mengalami kekalahan telak. Dan Israel/Amerika bakal mengalami kekalahan yang lebih besar di Syria.

"Sebuah front besar yang dipimpin Amerika dan zionisme global, sekali lagi berusaha menjerumuskan kawasan ini sebagai medan perang demi meraih tujuan jangka panjang mereka," kata Jazayeri.


Dalam Perang 22 Hari Gaza akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2009 dunia menyaksikan HAMAS dan Jihad Islam yang didukung Iran, Hizbollah dan Syria berhasil memukul mundur pasukan Israel meski untuk itu harus ditebus dengan tewasnya 1.400 warga Palestina di Gaza, 300 di antaranya anak-anak.

Adapun dalam Perang 33 Hari di Lebanon tahun 2006, Hizbollah dan kelompok-kelompok perlawanan anti-Israel di Lebanon berhasil memukul mundur Israel dari Lebanon dengan menimbulkan korban besar di pihak militer Israel.

Dalam perspektif Syria saat ini, Jazayeri melihat sekutu-sekutu Israel yaitu Amerika bersama-sama Uni Eropa dan beberapa negara Arab menggalang kekuatan untuk menumbangkan pemerintahan Syria untuk digantikan dengan pemerintahan yang pro Israel/Amerika, namun pemerintah, rakyat dan tentara Syria sejauh ini "mampu mengendalikan keadaan".

"Ada kesungguhan pada pemerintah Syria untuk melancarkan serangan penuh terhadap musuh, karena tidak ada cara lain kecuali mengusir para teroris, musuh dan agresor dari bumi Syria," kata Jazayeri.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Syria memiliki teman-teman tidak hanya di dalam kawasan, namun juga luar kawasan. Namun sejauh ini teman-teman Syria masih yakin bahwa pemerintah Syria bisa mengatasi keadaan sendiri.

"Sejauh ini belum ada urgensi bagi teman-teman dan sekutu Syria untuk masuk ke kancah pertempuran dengan kekuatan penuh, dan perkiraan kami hal itu belum akan terjadi dalam waktu dekat," tambahnya.

Ia juga membantah rumor tentang keberadaan tentara reguler Iran di Syria yang membantu pemerintah. Menurutnya dukungan Iran kepada pemerintah Syria sejauh ini masih dalam batas dukungan "spiritual" dan "ekonomi". Namun dukungan itu bisa berubah tergantung pada situasi di lapangan.

"Dukungan kami sangat tergantung pada kondisi di lapangan. Tanpa harus mengatakan, kami akan menjawab ancaman dengan ancaman pula," kata Jazayeri.

Mengenai paluang Iran terlibat langsung dalam konflik di Syria, Jazayeri mengatakan, "Kami sangat sensitif terhadap sekutu-sekutu kami dan gerakan perlawanan di kawasan ini, dan tidak akan membiarkan musuh untuk menang."



TENTARA SYRIA LAKUKAN PEMBERSIHAN DI ALEPPO

Setelah kekalahan telak di Damaskus dan Homs, kekuatan pemberontak kini terkonsentrasi di Aleppo, kota kuno sekaligus kota terpenting di Syria setelah Damaskus, yang menjadi penghubung urat nadi perdagangan Syria dengan Turki. Meski gagal merebut seluruh distrik di Aleppo setelah menarik diri dari Damaskus, pemberontak telah membangun kantong-kantong pertahanan di beberapa distrik di kota Aleppo. Kini pasukan Syria memusatkan perhatiannya pada kota ini.

Menurut pernyataan resmi pemerintah Syria Senin kemarin (30/7), tentara Syria telah berhasil membersihkan sebagian besar distrik di Aleppo dari pasukan pemberontak. Pada hari Minggu (29/7) pasukan Syria berhasil membersihkan kawasan Salahuddin dan Hamdaniya yang terletak di barat laut Aleppo. Saat ini pertempuran masih terjadi di selatan distrik Sokari dan pusat kawasan Bab al-Hadid.

Tentara Syria memulai operasi pembersihan pada hari Sabtu (28/7) di daerah pinggiran barat daya Aleppo. Pada hari Minggu tentara menggagalkan penyusupan besar-besaran pemberontak dari perbatasan Turki.

Menghadapi senjata-senjata berat tentara Syria serta tanpa dukungan rakyat Syria, para pemberontak hampir tidak mempunyai harapan untuk selamat dari pembersihan. Menlu Syria Walid al-Muallem dalam konperensi pers bersama dengan Menlu Iran Ali Akbar Salehi di Tehran, Minggu (29/7) mengatakan, "Kami yakin seluruh kekuatan pemberontak kini telah terkumpul di Aleppo dan mereka pasti akan dikalahkan."



MENHAN AMERIKA PANIK

Kekalahan demi kekalahan serta kondisi kritis yang kini dialami pemberontak di Syria membuat menhan Amerika Leon Panetta, panik. Pada hari Minggu (29/7) Panetta membuat pernyataan keras yang menggambarkan kepanikan.

"Jika mereka terus melakukan serangan brutal terhadap rakyatnya sendiri di Aleppo, menurut saya hanya akan membuat Assad berakhir di peti mati," kata Panetta kepada para wartawan.

"Apa yang telah dan sedang dilakukan Assad terhadap rakyatnya membuat jelas bahwa pemerintahannya akan segera berakhir. Ia telah kehilangan semua legitimasinya," tambahnya.



KAPAL-KAPAL PERANG CINA MENUJU SYRIA?

Sementara itu pada hari Minggu kemarin kalangan inteligen dan analis internasional dikejutkan dengan berita tentang kedatangan 4 kapal perang Cina melintasi Terusan Suez ke arah Laut Mediterania. Meski belum ada konfirmasi resmi, para analis yakin kapal-kapal tersebut bergerak menuju Syria untuk bergabung dengan angkatan laut Rusia yang sudah berada di sana, sebagai peringatan kepada barat untuk tidak melakukan intervensi terhadap Syria.

Laporan tersebut juga menambah kuat desas-desus yang sempat beredar bulan lalu mengenai latihan militer besar-besaran yang akan digelar bersama oleh Rusia, Cina, Syria dan Iran, meski tidak ada pernyataan resmi dari negara-negara tersebut.

Kedatangan kapal-kapal tersebut terjadi saat pertempuran di Syria memasuki tahap penentuan dimana para pemberontak kini terjepit di Aleppo setelah mengalami kehancuran dalam pertempuran di Damaskus, Homs dan kota-kota lainnya.

Cina dan Rusia yang keduanya adalah sekutu Syria telah 3 kali menveto Resolusi PBB yang bisa menjadi jalan bagi dilakukannya intervensi militer barat atas Syria. Cina, sebagaimana Rusia menolak dengan tegas setiap upaya penggulingan pemerintahan Syria secara inkonstitusional dan menyerukan dunia internasional untuk tidak melibatkan diri dalam urusan domestik Syria.



Ref:
"Syria, imminent site of third US heavy defeat in region: Iran Cmdr"; Press TV; 30 Juli 2012

"Syrian army clears two Aleppo districts of armed gangs"; almanar.com.lb; 30 Juli 2012

"US rages at Syria forces success against rebels in Aleppo"; Press TV; 30 Juli 2012

"Chinese Warship Crosses Suez, Possibly Bound for Syria"; antiwar.com; 29 Juli 2012

DI BALIK TIRAI OPOSISI SYRIA (3)

Mari kita ringkas semua peristiwa yang terjadi di Syria dalam 18 bulan terakhir ini, menurut kacamata barat sebagaimana disampaikan oleh media-media massa barat:

Terinspirasi oleh gerakan "Arab Springs", rakyat Syria menuntut kehidupan yang lebih demokratis, namun pemerintah menjawab tuntutan itu dengan tindakan keras sehingga mendorong rakyat Syria melakukan revolusi. Pemerintahan Presiden Bashar al Assad menumpas revolusi dengan kejam dengan membunuhi ribuan rakyat sipil tak bersenjata. Negara-negara barat dan Arab menginginkan dilakukan intervensi militer asing untuk menghentikan pembantaian oleh pemerintahan Syria namun ditentang oleh Rusia dan Cina.

Namun berbeda dengan gambaran itu, pertikaian yang kini melanda Syria dan telah menelan korban hampir 20.000 rakyat Syria itu sebenarnya telah dirancang Amerika bertahun-tahun yang lalu. Rancangan pertama adalah menggunakan "tangan" negara-negara sekutu Amerika yang menjadi tetangga Syria seperti Turki, Saudi dan Qatar untuk mengacaukan Syria. Tahap selanjutnya adalah mengirimkan milisi bersenjata asing sebagaimana model gerilyawan "CONTRA" di Nicaragua di tahun 1980-an. Namun dengan minimnya dukungan rakyat Syria serta faktor Rusia dan Cina yang menentang intervensi asing, membuat skenario Amerika itu berantakan.

Saat tulisan ini dibuat para pemberontak oposisi baru saja mengalami kehancuran dalam pertempuran Damaskus dan saat ini kekuatan utama mereka di Aleppo tengah menghadapi ancaman yang sama. Satu-satunya harapan mereka bisa selamat adalah melalui intervensi NATO, atau menggunakan tangan Turki membentuk zona pengaman di perbatasan dengan dalih menghentikan serangan gerilyawan Kurdi. Namun kedua skenario itu dipastikan akan membuat konflik Syria semakin membara karena memberi legitimasi sekutu-sekutu Syria seperti Hizbollah, Iran, Rusia bahkan Cina untuk turun gelanggang. Iran telah membuat pernyataan terbuka dengan mengancam akan menyerang musuh-musuh Syria jika melakukan intervensi. Sementara berita terakhir menyebutkan China, untuk pertama kalinya telah mengirimkan kapal perangnya ke Syria.

Pemberontak Syria sebenarnya tidak berjuang untuk membela demokrasi, mereka justru berperang untuk menghancurkannya. Hingga saat ini pun mereka tidak bersedia melakukan dialog dengan pemerintah Syria dan menolak semua upaya reformasi politik yang dilakukan pemerintah, termasuk reformasi mendasar yang hanya menjadi impian di kebanyakan negara Arab.

Interpretasi pemberontakan Syria sebagai bagian dari "Arab Spring" adalah sebuah ilusi karena tidak memiliki realisasi mendasar. "Arab Spring" sendiri hanyalah slogan buatan untuk memberi gambaran positif atas fakta-fakta kosong. Meski benar terjadi revolusi rakyat di Tunisia, Yaman dan Bahrain, hal ini tidak terjadi di Mesir, Libya dan Syria. Di Mesir aksi-aksi demonstrasi hanya terjadi di beberapa kota besar dan diikuti oleh kalangan menengah. Di Libya bahkan tidak terjadi aksi-aksi demonstrasi menentang reformasi politik, melainkan gerakan separatis masyarakat Caesaria (Benghazi dan sekitarnya) melawan pemerintahan pusat di Tripoli.

Televisi Lebanon "NourTV" tengah menayangkan film seri dokumenter “The Arab Spring, from Lawrence of Arabia to Bernard-Henri Levy.” Siaran itu berhasil menggambarkan dengan tepat bahwa fenomena “Arab Spring” yang tengah melanda negara-negara Arab merupakan pengulangan dari skenario yang sama yang disebut “Arab Revolt” antara tahun 1916-1918, yang merupakan gerakan pemeberontakan Arab terhadap kesultanan Turki Ottoman yang dirancang oleh Inggris. Gerakan inilah yang melahirkan negara-negara Arab modern seperti sekarang ini. Dan kalau "Arab Revolt" berhasil membentuk negara-negara Arab pro-Inggris, kini "Arab Spring" berhasil membentuk negara-negara Arab yang pro ekonomi liberal dan politik zionisme alias pro-Israel/Amerika/Uni Eropa. (Indonesia telah jauh mendahului dengan gerakan Reformasi-nya tahun 1997-1998).

Kali ini Israel/Amerika/Uni Eropa sukses mengganti diktator-diktator Arab dengan kepemimpinan "Persaudaraan Muslim" yang di satu sisi mengkampanyekan kebersihan rokhani (Islam) namun diam-diam melindungi kepentingan Israel/Amerika/Uni Eropa. Kita akan membuktikannya nanti saat para pemimpin "Persaudaraan Muslim" yang kini memimpin Maroko, Tunisia, Libya, Mesir dan bahkan Gaza (HAMAS), gagal memerdekakan Palestina dan membebaskan Al Quds (Jerussalem).

(Kita sudah bisa melihat tanda-tandanya. Kebijakan pertama Presiden Mesir Mursi adalah menuntut kantor berita Iran, "Fars" karena mempublikasikan wawancaranya tentang "peningkatan hubungan Mesir-Iran" yang dibuat beberapa saat sebelum pengumuman kemenangannya sebagai Presiden Mesir. Ia juga menolak undangan Presiden Iran untuk menghadiri KTT Non-blok yang diselenggarakan di Iran. Kunjungan internasional pertamanya adalah ke Arab Saudi. Lalu kita melihat sikap dan pernyataan HAMAS yang "lepas diri" dari konflik Iran-Israel dan konflik Syria-Amerika/Israel/Saudi. Padahal Iran dan Syria lah yang selama ini menjadi penyantun dan pendukung utama HAMAS saat ia ditinggalkan negara-negara Arab. Mursi boleh jadi bakal mengangkat blokade atas Gaza, namun sangat terbatas dan sampai pada tingkat "sekedar rakyat Palestina tidak mati kelaparan". HAMAS pun pada akhirnya akan mengakui negara Israel dan berunding dengan Israel demi sekedar menjadi "wilayah otonom").

Tidak mengada-ada jika penulis Syria, Said Hilal Alcharifi, mempelesetkan "Arab Spring" sebagai "NATO spring”.

Selain itu para pemimpin apa yang disebut Syrian National Council (SNC) sebagaimana juga Free Syrian Army (FSA) sama sekali bukan para pemimpin demokratis dalam arti berjuang demi “pemerintahan rakyat". Pemimpin pertama SNC adalah akademisi Perancis keturunan Syria Burhan Ghalioun. Ia bukan seorang oposan yang ditindas pemerintah Syria karena bebas bepergian masuk keluar Syria. Ia juga bukan seorang sekuler sebagaimana ia selama ini mengklaim, karena ia adalah penasihat bagi Abbassi Madani, pemimpin partai Islam Aljazair Islamic Salvation Front (ISF), yang kini tinggal di Qatar.

Pengganti Burhan, Abdel Basset Syda diplot Amerika untuk menjadi pemimpin SNC dan langsung menduduki jabatan puncak untuk melayani kepentingan Amerika. Tidak lama setelah terpilih, ia menyatakan bahwa tugasnya adalah mengimplementasikan "Rencana Washington" untuk Syria, bukan melayani kepentingan rakyat Syria.

Demikian juga para komandan Free Syrian Army dengan penasihat spiritualnya yang menyerukan penggulingan Bashar al Assad bukan karena masalah demokrasi melainkan karena ia seorang Alawit. Kepada orang-orang Alawit pendukung Bashar al Assad, sang Sheikh Salafi/Wahabi yang tinggal di Saudi ini mengancam di hadapan pemirsa televisi Arab Saudi: "Jika menang, kami akan memotong-motong tubuh Anda dan melemparnya sebagai makanan anjing".

Padahal Rosulullah melarang orang untuk merusak jasad mayat, meski mayat musuh yang dibenci sekalipun.

"Pengadilan Revolusi" yang dibentuk FSA menjatuhi hukuman mati para pendukung Bashar al Assad hanya karena alasan politik, tidak saja orang-orang Sunni, Alawit, Druze, namun juga Kristen. Mereka juga memenggal kepala "orang-orang kafir" di jalanan. Tujuan mereka hanya satu, mengganti regim sekuler dengan regim baru yang Salafis/Wahabis.


(bersambung)



Ref:
"The Syrian opposition: who’s doing the talking?"; Charlie Skelton; Guardian.co.uk; 12 Juli 2012

"Who is Fighting in Syria?"; Thierry Meyssan; Information Clearing House; 25 July 2012

Sunday, July 29, 2012

SUU KYI "PANEN" KECAMAN

Sudah lama saya (blogger) curiga dengan sosok Aung San Suu Kyi, "pejuang demokrasi" dan salah satu "ikon pecinta perdamaian" dunia. Suaminya yang orang Inggris dan latar belakang pendidikannya di universitas elit Inggris ditambah namanya yang meroket di dunia internasional-lah penyebab kecurigaan saya. Karena media-media massa barat tidak akan pernah "mengangkat" nama seseorang demikian tinggi kecuali dengan "imbalan" atau "tujuan" tertentu.

Dan kecurigaan saya terbukti sudah dengan sikap bungkamnya atas pembantaian sistematis yang kini dialami kaum muslim Rohingya di Myanmar. Ia mencoba menghindar dari "kewajiban moral" membela orang-orang Rohingya, saat diminta komentarnya oleh media massa tentang nasib orang-orang Rohingya itu, dengan berpura-pura tidak mengetahui status kewarganegaraan orang-orang Rohingya itu. Namun hal ini justru menimbulkan kesan kemunafikannya karena sebagai seorang pejuang HAM mustinya ia tidak melihat status kewarganegaraan seseorang yang tengah mengalami penindasan. Selain itu komentar ketidak tahuan status kewarganegaraan orang-orang Rohingya juga memperlihatkan "kebodohannya". Orang-orang Rohingya, meski berasal dari luar Myanmar, namun sudah ratusan tahun hidup di Myanmar jauh sebelum negara Myanmar terbentuk.

Dan karena sikap munafik dan bodoh itulah Suu Kyi harus memanen kecaman dari berbagai belahan dunia.

"Sangat mengecewakan, ia berada pada posisi sulit, namun orang kecewa dengan sikap diamnya," kata Anna Roberts, pimpinan LSM Burma Campaign yang bermarkas di Inggris.

“Dalam hal ini ia melewatkan kesempatan untuk menyampaikan hal-hal terpuji," kata Brad Adams, direktur Human Rights Watch wilayah Asia.

“Segalanya terasa meledak saat ia berkeliling Eropa namun tidak menyinggung (masalah Rohingya) sama sekali," tambah Brad Adams menyinggung kunjungan Suu Kyi ke beberapa negara Eropa baru-baru ini.

Suu Kyi juga dikritik kalangan aktifis kemanusiaan karena menolak mengkritik Presiden Myanmar Thein Sein, mantan jendral, yang melakukan kebijakan "pembersihan etnis" atas orang-orang Rohingya. Menurut Thein Sein orang-orang Rohingya yang berjumlah sekitar 800.000 orang itu harus direlokasi ke kamp-kamp pengungsi sebelum diusir ke Bangladesh.

Para analis politik percaya sikap diam Suu Kyi adalah karena motifasi politik. Ia yang kini telah menjadi anggota parlemen dan bakal mencalonkan diri menjadi presiden dalam pemilu tahun 2015 mendatang, tidak ingin ditinggalkan orang-orang Buddha yang merupakan warga mayoritas Myanmar dengan membela orang-orang Rohingya.

Pemerintah Myanmar menolak mengakui kewarganegaraan orang-orang Rohingya dan menyebut mereka sebagai pendatang ilegal, meski bukti-bukti sejarah menunjukkan orang-orang Rohingya telah tinggal di Myanmar sejak abad 8 masehi. Mereka berdarah campuran antara Persia, Turki, Bengali dan Pathan.

Menurut laporan PBB, kebijakan diskriminasi yang dilakukan pemerintah Myanmar membuat orang-orang Rohingya terlantar. Pemerintah membatasi mobilitas mereka dan menahan hak kepemilikan tanah bagi mereka sebagaimana juga hak-hak sosial seperti pendidikan dan kesehatan.

Berbagai laporan menyebutkan ribuan orang Rohingya telah menjadi korban pembantaian yang dilakukan orang-orang Buddha Myanmar dengan fasilitas pemerintah. Pada tgl 28 Juni lalu dikabarkan sebanyak 650 orang Rohingya tewas dibantai. Angka itu di luar 1.200 orang Rohingya yang hilang dan 80.000 lainnya yang terusir dari tempat tinggalnya.



Ref:
"Myanmar’s Suu Kyi under fire for silence on Rohingya massacre"; Press TV; 27 Juli 2012

Friday, July 27, 2012

ANALIS MILITER: IRAN BAKAL JADI MIMPI BURUK AMERIKA

Seorang pakar inteligen dan analis Timur Tengah yang bekerja pada satu lembaga pemerintah Amerika memprediksi bahwa kemampuan angkatan laut Iran bakal menjadi "mimpi buruk" Amerika jika Amerika menyerang Iran.

"Kapal-kapal perang Amerika akan mendapat ancaman penuh 360 derajat dari laut, udara, darat dan bahkan dari bawah laut. ... Ini adalah skenario yang membuat keadaan sebagai suatu mimpi buruk," kata analis Timur Tengah yang tidak dirahasiakan namanya itu sebagaimana dikutip oleh koran terkemuka Amerika "The Washington Post", Jumat (27/7).

Merujuk pada keputusan Amerika untuk mengirimkan lebih banyak kekuatan lautnya ke Teluk Parsi terkait ketegangan dengan Iran, pakar tersebut mengatakan bahwa kemampuan Iran untuk menimbulkan kerusakan pada armada laut Amerika sebagai: "secara substansial jauh lebih besar dari kemampuan Iran 10 tahun lalu." 
Artikel dalam "The Washington Post" itu kemudian menyinggung laporan departemen pertahanan Amerika yang dibuat bulan April lalu yang menyatakan bahwa Iran telah berhasil mengembangkan "daya hancur dan efektifitas" persenjataannya yang kini mencakup "rudal balistik dengan pengendali yang memungkinkannya bermanufer di udara untuk menuju sasaran dengan ketepatan tinggi."

Laporan bulan April tersebut juga menyebutkan dengan serius kemajuan pesat Iran dalam mengembangkan rudal balistik yang mampu menghancurkan sasaran di Israel dan sasaran lain yang lebih jauh.

Menurut laporan "The Washington Post" kemampuan militer Iran telah membuat banyak pakar militer Amerika mempertanyakan keputusan pemerintah Amerika untuk mengirimkan kapal-kapal induk serta kapal-kapal mahal lainnya ke kawasan Teluk Parsi saat ini. Selanjutnya "The Washington Post" mengutip studi yang dilakukan US Naval War College, yang menyebutkan bahwa Iran mampu melancarkan serangan laut besar-besaran di Selat Hormuz yang sempit yang dipenuhi pulau-pulau kecil, perkampungan nelayan dan pelabuhan-pelabuhan kecil. Kondisi perairan tersebut menurut "The Washington Post" sebagai "sangat cocok dengan strategi perang asimetri yang disukai para pemimpin militer Iran."

Meski kapal-kapal Amerika dilindungi oleh sistem pertahanan udara berlapis yang disebut "System Aegis", Iran diperkirakan bakal mampu menetralisirnya dengan melakukan serangan massal dari berbagai sistem persenjataannya seperti rudal berpindah-pindah, kapal selam, helikopter dan ribuan kapal cepat berpeluru kendali.

"Ini menjadi dilema. Saat kapal-kapal Amerika berada di sana (Teluk Parsi) mereka sangat riskan untuk diserang. Namun jika kapal-kapal itu ditarik, negara-negara Teluk akan merasa lebih terancam. Mereka memang sudah merasa terancam, sangat-sangat terancam (oleh Iran)," kata sang pakar.

Amerika kini tengah merencanakan latihan perang baru dengan negara-negara Arab sekutunya di Teluk Parsi, termasuk melibatkan sistem pertahanan baru yang ditempatkan di Qatar. Sementara para pejabat militer Iran yakin sepenuhnya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menutup Selat Hormuz.

"Seperti menenggak segelas air," kata seorang pejabat militer Iran tentang kemampuan Iran menetralisir kekuatan militer Amerika dan menutup Selat Hormuz. 



Ref:
"US fears nightmarish conflict with Iran in Persian Gulf: Experts"; Press TV; 27 Juli 2012

RAKYAT BULGARIA DUKUNG SIKAP RUSIA ATAS SYRIA

Jika orang-orang Arab atau orang-orang Islam melakukan aksi demonstrasi besar-besaran menentang konspirasi jahat negara-negara barat dan sebagian negara Arab atas Syria, adalah hal yang tidak mengherankan. Namun jika rakyat Bulgarian yang melakukannya, tentu sangat mengejutkan. Meski bagi mereka yang mengerti sejarah hal itu bukan sesuatu yang mengherankan.

Sebagaimana dilaporkan oleh media Iran "Press TV" tgl 27 Juli lalu (namun tentu saja diabaikan media-media barat), ribuan warga Bulgaria memadati jalan-jalan kota Sofia melakukan aksi dukungan terhadap sikap Rusia atas Syria. Padahal Bulgaria bukan negara Islam atau Arab. Sebaliknya mayoritas warga Bulgaria adalah penganut Katholik dan secara politik Bulgaria adalah negara sekutu barat dengan menjadi anggota NATO.

Memulai aksi demonya dari depan Gereja Rusia di Sofia, para demonstran bergerak ke jalan-jalan ibukota dengan membawa spanduk-spanduk bertuliskan seperti "Rusia, pelindung perdamaian", "Veto untuk Agresi",
"Tidak untuk terorisme", atau "Biarkan Syria".  Selain menyatakan dukungannya pada Rusia dan Syria, para demonstran mendesak pemerintah Bulgaria, anggota NATO dan Uni Eropa, untuk mendorong kedua lembaga itu untuk mendukung rencana damai Kofi Annan (utusan khusus PBB dan Liga Arab untuk penangangan krisis Syria).

"Rusia bersama Cina adalah satu-satunya kekuatan yang sanggup mencegah Perang Dunia III," kata seorang pendemo sembari mengibar-ngibarkan bendera Rusia. "Dan pemicu perang tersebut adalah intervensi atas
Syria," tambah rekannya yang mengenakan kaos bergambar Presiden Syria Bashar al Assad.

Amir, warga Syria yang terlibat dalam aksi demo meyakinkan bahwa rakyat Syria tidak mengenal "oposisi" sembari menyebut beberapa tokoh gerakan "oposisi" sebagai orang-orang dengan reputasi buruk di mata rakyat Syria.

"Ini tidak bisa dibiarkan, pemimpin yang tidak mau menjadi budak kepentingan barat harus dilengserkan dari kekuasaannya," katanya merujuk para Bashar al Assad.

Sesampai di gedung Pusat Kebudayaan Rusia di Sofia, para pendemo membacakan deklarasi mereka. Dan selanjutnya menyerahkan deklarasi tertulis mereka kepada pejabat Rusia yang hadir untuk disampaikan kepada Presiden Rusia.

Para pendemo juga menuntut pemerintah untuk tidak membiarkan negara Bulgaria terlibat dalam konflik internasional. Pada saat bersamaan para pemimpin Bulgaria mulai dari perdana menteri, para menteri utama dan para pejabat militer dan inteligen berkumpul di gedung Dewan Keamanan Nasional bersama Presiden. Para pejabat menolak memberitahukan pertemuan tersebut.

Para pendemo juga melakukan aksi di depan kantor Televisi Nasional Bulgaria dengan meneriakkan kata-kata kecaman pada media massa Bulgarian yang dianggap bias dalam pemberitaan soal Syria. "Berhenti
membohongi kami," teriak mereka.

Sebagaimana rakyat Eropa Timur dan Rusia yang mayoritas beragama Katholik, rakyat Bulgaria telah memahani sepak terjang orang-orang yahudi di dunia. Mereka telah mengalami sendiri kekejian orang-orang
yahudi terhadap mereka, terutama pada masa kekuasaan komunisme. Kini mereka menyaksikan rakyat Syria pun tengah mengalami apa yang mereka alami di masa lalu.


TERROR OLIMPIADE LONDON ATAU TERROR YANG LAIN

Add caption
Perbicaraan yang intensif di media-media dan blog-blog independen mengenai serangan teroris yang direncanakan dan dilakukan sendiri oleh pihak berwenang (false flag) dalam even Olimpiade London mungkin telah membuat rencana jahat itu dibatalkan. Untuk apa melakukan "serangan dadakan" jika rencananya sudah diketahui.

Maka militer pun dikerahkan untuk membantu menangani keamanan Olmpiade yang rencananya dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan jasa keamanan asal Israel, G4S. Termasuk dengan memasang rudal-rudal anti serangan udara di beberapa titik kota London dan kapal perang di Sungai Thames.

Namun yang hampir bisa dipastikan, serangan "false flag" akan terjadi tidak lama lagi dalam bentuk dan tempat yang berbeda, karena momentumnya memang telah sangat mendesak. Dan saat itu terjadi, kita sudah tahu, para pelakunya adalah para "penguasa dunia di belakang layar" yang tidak lain adalah orang-orang yahudi kabalis (penyembah setan) yang yakin dengan takdir mereka sebagai penguasa dunia melalui kehancuran global. Selain faktor "nubuwat" yang diyakini mereka, mereka juga memperhitungkan faktor sosial politik, yaitu kesadaran masyarakat global saat ini---berkat internet, tentang keberadaan dan agenda-agenda jahat mereka. Sebagaimana kondisi sosial politik masyarakat Eropa paska terbongkarnya dokumen "Protocols of the Learned Elders of Zion" tahun 1905 yang sangat anti-semit sehingga mengancam keberadaan "penguasa dunia di belakang layar", dunia harus dibuat sibuk dengan bencana dan peperangan. 
                  
Sebagaimana pengakuan "whistleblower" dari perusahaan G4S yang dimuat di media-media independen, Ben Fellows (dari namanya adalah seorang yahudi), dirinya mendapat informasi dari orang dalam G4S bahwa "akan terjadi momen yang menentukan dalam sejarah London". Awalnya ia menganggap "saat" itu terjadi selama berlangsungnya Olympiade LOndon. Namun kemudian ia mendapat informasi tambahan bahwa momen tersebut "terjadi setelah Olimpiade di tempat yg belum diketahui".

Kebin Boyle, blogger terkenal pengelola blog "No One To Vote For" dalam artikelnya tgl 18 Juli lalu membuat analisis "teori konspirasi" yang menarik tentang kemungkinan terjadinya serangan "false flag" yang bakal menjadi momen menentukan umat manusia tersebut. Namun sebelum membahasnya lebih jauh ingin saya sampaikan bahwa antara para "pencari kebenaran" dan "konspirator global / penguasa global di balik layar" telah terjadi semacam "perlombaan". Pada saat para "pencari kebenaran" bekerja memecahkan tanda-tanda konspirasi, para konspirator global justru sengaja membocorkannya sedikit demi sedikit sekedar untuk "mengejek" dan mengatakan "kejarlah daku kau kutangkap". Coba saja tengok logo Olympiade London yang berbentuk huruf "ZION" dan maskotnya yang berbentuk "mahluk bermata satu", "all seing eye", "dewa rha" atau dalam Islam identik dengan istilah "Dajjal".

Dan ketika dunia sudah berada pada masa penghabisan, para "konspirator global" sengaja membocorkan rahasia-rahasia mereka, sekali lagi sebagai ejekan dan untuk membuat kebingungan massa. Karena toh sebentar lagi semuanya akan "diputihkan". Tanda-tanda dari kesengajaan membocorkan berbagai bentuk konspirasi rahasia itu diantaranya melalui Dan Brown yg menulis novel-novel "The Da Vinci Code" dan "Angels and Demos", atau melalui Alex Jones yang banyak membongkar konspirari organisasi-organisasi rahasia seperti "Bilderberger Group".

Tanda lainnya di antaranya adalah dokumen milik Rockefeller Foundation tahun 2010 berjudul “Scenarios for the Future of Technology and International Development”. Dokumen ini memprediksi dekade 2010-2020
sebagai "dekade keruntuhan" karena terjadinya banyak serangan teroris, bencana alam, kerusuhan-kerusuhan sosial hingga kehancuran ekonomi. Dokumen tersebut bahkan memprediksi dengan rinci, di antaranya:
1. Serangan terorisme pada Olimpiade London yang menewaskan 13.000 orang.
2. Gempa bumi di INdonesia yang menewaskan 40.000 jiwa.
3. Tsunami yang menghancurkan Nicaragua.
4. Kekeringan dan kelaparan yang melanda China Barat.

Catatan:
Selain serangan terorisme, hampir semua bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, kekeringan, hujan dan badai, sudah bisa direkayasa manusia berkat teknologi yang disebut HAARP, atau juga dengan ledakan nuklir.


Meski tampak seperti cerita fiksi, para "pencari kebenaran" menyadari bahwa "para konspirator global" sengaja menggunakan simbol-simbol berupa gambar dan angka-angka tertentu sebagai bahasa mereka untuk
saling "berkomunikasi dengan sasamanya", atau membuat kebingungan masyarakat awam. Contohnya kalau kita melihat sebuah lambang "Bintang Daud" di sebuah instansi besar, meski agak disamarkan, berarti instansi
tersebut telah dikuasai "para konspirator global".

Demikian pula dengan angka 13, merujuk pada angka 13.000 dalam dokumen Rockefeller Foundation. Angka 13 adalah salah satu "angka keramat" terpenting bagi para "konspirator global" setelah angka 666 yang disebut dalam Kitab Injil. Berdasarkan analisis "angka keramat" yang dilakukan Kevin Boyle ia menyimpulkan "momen menentukan" yang akan segera terjadi adalah pada tgl 13 Agustus 2012. 13 Agustus 2012 atau ditulis 13/08/12 jika dijumlahkan nilainya adalah 33. Angka ini juga merupakan angka keramat lain. 33 adalah tingkat tertinggi keanggotaan "konspirator global".

Namun tentu saja semua ini baru kemungkinan saja. Namun jika memang terjadi setidaknya kita sudah tahu dan tidak tinggal diam untuk melakukan tindakan balasan setimpal. Blogger sendiri juga sangat penasaran untuk menantikan saat dimana orang-orang akan memburu para "konspirator global" sebagaimana hadits Rosulullah yang lebih jauh berbunyi sbb:

"Tidak ada kiamat sebelum orang-orang Islam memerangi orang-orang yahudi hingga mereka bersembunyi di balik pohon dan batu. Namun bahkan batu dan pohon-pohon akan turut memuhusi orang-orang yahudi itu."



Ref:
"13th August London Olympics"; Kevin Boyle; No One To Vote For; 18 Juli 2012

Wednesday, July 25, 2012

IRAN ANCAM SERANG MUSUH-MUSUH SYRIA

Ini adalah ancaman paling serius yang dilontarkan Iran terhadap negara -negara yang terlibat dalam konspirasi di Syria, yaitu negera-negara ZOG (Zionist occupied goverment) Amerika, Uni Eropa dan Arab badui.

Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Iran mengancam akan melakukan penyerangan terhadap negara-negara yang terlibat dalam intervensi militer terhadap Syria. Peringatan ini lebih ditekankan lagi kepada negara-negara Arab badui sekutu Amerika-Israel.

"Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad mempunyai teman di kawasan ini yang akan melakukan serangan pada saat terjadi intervensi terhadap Syria," kata Jendral Masoud Jazayeri, jubir komando staff gabungan Iran yang juga komandan pasukan elit Pengawal Revolusi kepada kantor berita Iran "Fars News Agency", Selasa (23/7).


"Tidak satupun sahabat Syria atau front besar perlawanan (anti Israel/Amerika) telah memasuki gelanggang, dan saat itu terjadi, pukulan telak akan menimpa musuh-musuh khususnya para penguasa Arab yang dibenti," tambahnya.

Tidak ada satu negara pun secara jelas dituding Masoud Jazayeri, namun semua tahu mereka adalah negara-negara Arab badui terutama Saudi dan Qatar yang aktif dan terbuka menjadi pendukung pemberontak Syria.

Jayazeri meyakinkan bahwa pemerintahan Bashar tidak akan terjungkal dari kekuasaan. "Rakyat Syria dan sahabat-sahabatnya tidak akan membiarkan hal itu terjadi," katanya.

Pernyataan keras tersebut muncul sebagai reaksi atas perkembangan Syria yang semakin menjurus pada aksi intervensi barat meski para analis memperkirakan jika benar terjadi akan dilakukan setelah pemilihan presiden Amerika. Terakhir isu senjata kimia, yang pertama kali diributkan oleh dubes Syria untuk Irak yang membelot, menjadi dasar intervensi. Demikian ramainya isu tentang senjata kimia itu hingga Israel pun menyatakan ancaman untuk turut menyerang Syria.

Reaksi yang sama dengan intensitas lebih rendah dikemukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengingatkan bahwa intervensi militer atas Syria akan menimbulkan perang bersaudara berkepanjangan yang tidak menguntungkan negara-negara pengintervensi sebagaimana terjadi di Afghanistan.



PUTIN MEMPERINGATKAN

Menanggapi perkembangan Syria Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa (23/7) memperingatkan terjadinya perang sipil berkepanjangan jika Bashar al Assad digulingkan secara inkonstitusional. Pernyataan
tersebut diungkapkan setelah menlu Sergei Lavrov menuduh Amerika berusaha dengan sengaja untuk menghancurkan Syria.

"Kami tidak ingin situasi berkembang menurut skenario berdarah perang saudara yang berlangsung sampai waktu yang tidak diketahui sebagaimana terjadi di Afghanistan," kata Putin setelah mengadakan pembicaraan
dengan PM Italia Mario Monti yang berkunjung ke Rusia.

Menurut Putin satu-satunya penyelesaian krisis yang baik adalah melalui perundingan antara oposisi dengan pemerintah, untuk menentukan masa depan Syria sendiri.


FLOTILA RUSIA UNTUK SYRIA SAMPAI DI LAUT TENGAH

Sementara itu di tengah ancaman intervensi barat, Rusia menunjukkan keteguhannya untuk mendukung pemerintah Syria dengan terus mengirimkan bantuan senjata dan pengiriman armada-armada lautnya ke Syria. Selain gugus laut yang berada di pangkalan laut di Tartus, Syria, Rusia tengan mengirim satu flotilla (armada kecil AL) berkekuatan beberapa kapal perang ke Syria. Satuan tugas ini dikabarkan telah memasuki Laut Tengah setelah berlayar dari Laut Baltik. Sebelumnya Rusia telah menambah kekuatan lautnya yang dikirim dari Armada Laut Hitam.

"Kapal-kapal perang Rusia telah melalui Selata Gibraltar dan memasuki Laut Mediterania," tulis kator berita Rusia "Itar-Tass" mengutip keterangan jubir kementrian pertahanan Rusia, Selasa (23/7).

Menurut keterangan tersebut kapal-kapap itu akan melakukan "manuver-manuver yang telah direncanakan", tanpa menyebutnya secara jelas.

Flotilla tersebut dipimpin oleh kapal destroyer Admiral Chabanenko dan 3 kapal pendarat yang berangkat dari pangkalan Severomorsk awal bulan ini. Rencananya sesampai di Laut Mediterania kapal-kapal tersebut akan disambut oleh kapal patroli Rusia Yaroslav Mudry dan beberapa kapal lainnya.



Sumber:
"Iran threatens to "strike out" at any intervention in Syria"; almanar.com.lb, 24 Juli 2012

"Putin Warns: Long Civil War in Syria If Assad Unconstitutionally"; almanar.com.lb; 24 Juli 2012


Tuesday, July 24, 2012

DI BALIK TIRAI "OPOSISI" SYRIA (2)



Add caption


SYRIAN OBSERVATORI FOR HUMAN RIGHTS (SOHR) 

Jika kita melihat berita di media-media tentang pelanggaran kemanusiaan oleh pemerintah Syria maka ada satu sumber berita yang selalu muncul: Syrian Observatori for Human Rights.

"Pimpinan Syrian Obervatori for Human Rights mengatakan kepada VOA (Voice of America) bahwa pertempuran dan pemboman telah menewaskan setidaknya 12 orang di Provinsi Homs," demikian salah satu berita yang bersumber pada (SOHR).

“Pasukan pemerintah Syria membom Provinsi Aleppo dan Deir Ezzor sementara pada hari Minggu sebanyak 35 orang tewas di seluruh negeri, di antara mereka adalah 17 rakyat sipil, demikian informasi yang diberikan Direktur SOHR Rami Abdel Rahman kepada AFP melalui telepon." Tulis media barat lainnya (AFP).


Memiliki nama yang "pas", SOHR tampak sebagai sumber yang kredibel dan fair, sementara masyarakat tidak tahu dan tidak mau tahu siapa sebenarnya SOHR. Dipimpin oleh Rami Abdel Rahman, seorang pedagang baju di Coventry Inggris.

“When he isn’t fielding calls from international media, Abdulrahman is a few minutes down the road at his clothes shop, which he runs with his wife.” Tulis "Reuters" tentang sosok Rami Abdel Rahman bulan Desember tahun lalu.

Sebenarnya Rami sama sekali tidak melakukan pengamatan apapun terhadap kondisi di Syria. Ia dan lembaganya hanya "buatan" inteligen barat (M16, CIA, Mossad) yang dipinjam namanya untuk tujuan mendeskreditkan pemerintah Syria. Saat namanya ditulis media-media massa, ia masih asyik menjual baju bersama istrinya.



RADWAN ZIADEH

Ia adalah direktur hubungan luar negeri SNC. Seperti Kodmani ia memiliki CV yang mengesankan. Ia adalah pejabat senior di US Institute of Peace (USIP), lembaga kajian yang didanai oleh pemerintah Amerika. Di lembaja kajian ini ia bergabung bersama para mantan pejabat penting departemen pertahanan dan Dewan Keamanan Nasional. Ketua USIP adalah Richard Solomon, mantan penasihat Kissinger di Dewan Keamanan Nasional.

Pada bulan Februari lalu Ziadeh bergabung dalam satu kelompok elit orang-orang berpengaruh dalam kebijakan luar negeri Amerika yang mengeluarkan petisi mendesak Presiden Obama untuk melakukan intervensi di Syria. Rekan-rekan Ziadeh yang menandatangani petisi di antaranya adalah  James Woolsey (mantan direktur CIA), Karl Rove (mantan penasihat presiden George Bush Jr), Clifford May (anggota Committee on the Present Danger) dan Elizabeth Cheney (mantan kepala Iran-Syria Operations Group, Pentagon).

Ziadeh adalah organiser yang tidak pernah lelah bekerja, seorang yang menjadi penghubung beberapa kelompok berpengaruh di Amerika. Ia juga memiliki koneksi kuat hingga London. Pada tahun 2009 ia diangkat sebagai anggota tamu Chatam House dan pada bulan Juni tahun lalu ia berkesempatan mempresentasikan pandangannya tentang Syria dalam sidang panel Chatam House  bertajuk “Envisioning Syria’s Political Future”, bersama mitra-mitranya di SNC seperti Ausama Monajed dan Najib Ghadbian.

Pada tahun 2008 Ziadeh menghadiri pertemuan para oposan Syria yang diadakan di kantor pemerintahan Amerika di Washington, dalam satu event yang bertema  “Syria In-Transition“. Pertemuan tersebut disponsori oleh Democracy Council, sebuah LSM Amerika serta Movement for Justice and Development  (MJD), LSM lainnya asal Inggris. Event ini sangat istimewa bagi MJD hingga ketuanya langsung Anas Al-Abdah beserta pejabat-pejabat tinggi lainnya, rela terbang jauh dari Inggris ke Washington.

“The conference saw an exceptional turn out as the allocated hall was packed with guests from the House of Representatives and the Senate, representatives of studies centres, journalists and Syrian expatriats [sic] in the USA,” tulis MJD dalam situs resminya mengenai event itu.

Even dibuka dengan "keynote speech" oleh James Prince, pimpinan Democracy Council. Ziadeh berada di panel yang dipimpin oleh Joshua Muravchik (ultra neo-conservatif yang mengkampanyekan serangan ke Iran dengan bukunya yang ditulis th 2006 “Bomb Iran”). Topik diskusi tersebut adalah “The Emergence of Organized Opposition”. Duduk di samping Ziadeh sebagai panel adalah Direktur Public Relations MJD, orang yang nantinya menjadi mitranya di SNC, yaitu Ausama Monajed.



NAJIB GHADBIAN

Ghadbian disebut oleh "Wall Street Journal" sebagai penghubung awal antara pemerintah Amerika dengan kelompok oposisi Syria di pengasingan.

"An initial contact between the White House and NSF [National Salvation Front] was forged by Najib Ghadbian, a University of Arkansas political scientist,” tulis "Wall Street Journal" tahun 2005.

Saat ini Ghadbian menjadi anggota sekretarian umum SNC, dan juga menjadi dewan penasihat dari Syrian Center for Political and Strategic Studies (SCPSS), lembaga kajian Syria berbasis di Washington yang didirikannya bersama Ziadeh.




AUSAMA MONAJED

Bersama dengan Bassma Kodmani dan Ziaeh, Ausama (terkadang ditulis Osama) MOnajed adalah salah satu jurubicara penting SCN. Ada beberapa lainya tentu saja karena SNC adalah kelompok yang sangat longgar keanggotaannya termasuk menampung kelompok Ikhwanul MUslimin (Muslim Brotherhood).

Ada juru-juru bicara lain dengan karier politik panjang seperti George Sabra dari Syrian Democratic People’s Party. Ada juga penulis Michel Kilo. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Monajed bersama Kodmani dan Ziadeh adalah para juru bicara yang paling menonjol.

Monajed sering muncul sebagai komentator TV. Dan ia tidak pernah sungkan untuk berbicara dengan gaya hiperbola-nya. "Kita melihat di layar-layar kaca setiap hari penduduk sipil dibantai, anak-anak dibantai dan para wanita diperkosa," komentarnya dalam wawancara di televisi BBC beberapa waktu lalu.

Dan saat berbicara kepada "Al Jazeera" tentang "kondisi sebenarnya di lapangan", ia mengatakan, "milisi pendukung Bashar al Assad telah memperkosa para wanita, membantai anak-anak dan membunuh orang-orang tua."

Baru-baru ini ia menulis di blog "Huffington Post" Inggris tentang "mengapa dunia harus melakukan intervensi di Syria", "bantuan militer langsung", dan "bantuan militer asing". Sebuah pertanyaan yang cukup fair bisa dilakukan: siapa Monajed yang telah menyatakan diri mewakili seluruh rakyat Syria?

Monajed adalah pendiri sekaligus sebagai direktur "Barada Television", satu saluran televisi pro-oposisi Syria yang berbasis di Vauxhall, London Selatan. Pada th 2008, beberapa bulan setelah menghadiri konperensi tentang pergantian pemerintahan di Syria, Monajed diundang makan malam oleh George W Bush, bersama-sama beberapa tokoh oposan di pengasingan lainnya termasuk oposisi Rusia yang juga mantan juara dunia catur, Garry Kasparov.

Pada saat itu pemerintah Amerika mengenal Monajed sebagai direktur humas "Movement for Justice and Development" (MJD), LSM Inggris yang berjuang untuk "perdamaian dan demokrasi" di Syria.

Tahun lalu "Washington Post" menulis artikel menarik berdasar bocoran kawat diplomatik Amerika yang dipublis oleh "Wikileak". Artikel tersebut adalah tentang gelontoran dana oleh deplu Amerika kepada MJD. Menurut laporan tersebut, Barada TV memiliki afiliasi dekat dengan MJD, jaringan para pelarian Syria yang berbasis di London. Kawat-kawat diplomatik Amerika menunjukkan bahwa deplu Amerika telah menggelontorkan dana $6 juta kepada kelompok itu sejak tahun 2006 untuk mengoperasikan televisi kabel dan kagiatan-kegiatan lain di Syria."

Jubir deplu Amerika mengomentari artikel tersebut mengatakan bahwa, "Mencoba mempromosikan sebuah transformasi menjadi proses yang demokratis dalam masyarakat itu (Syria) adalah tidak melanggar norma maupun hukum internasional."

Saat ditanya tentang gelontoran dana itu MOnajed mengatakan "tidak bisa mengkonfirmasi" adanya dana dari pemerintah Amerika kepada "Barada TV". Dan ia bersumpah tidak menerima sesen-pun dana tersebut.

Namun keterangan menarik diberikan oleh Malik al Abdeh, pemimpin redaksi "Barada TV" yang mengatakan bahwa televisinya tidak memiliki hubungan langsung dengan pemerintah Amerika. Tentu saja karena Malik adalah salah satu pendiri MJD, penerima langsung dana $6 juta deplu Amerika. Selain itu ia juga saudara kandung Direktur MJD Anas Al-Abdah. "Barada TV" tidak perlu menjadi penerima langsung untuk mendapat bagian darinya.

Namun setidaknya Malik al Abdeh mengakui bahwa "Barada TV" mendapat gelontoran dana dari NGO Amerika "Democracy Council", yang bersama MJD menjadi sponsor acara "Syria In-Transition Mini-Conference" tahun 2008.

Democracy Council mencatat deplu Amerika sebagai salah satu donatur mereka. Cara kerjanya demikian: Democracy Council bertindak sebagai penyalur dana pemerintah Amerika yang berasal dari program “Middle East Partnership Initiative”, dengan mitra-mitra lokal seperti Barada TV.

Washington Post menulis: "Beberapa kawat diplomatik dari kedubes Amerika di Damaskus mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh oposan dalam pengasingan menerima dana dari deplu melalui program Middle East Partnership Initiative. Menurut kawat diplomatik, deplu menggelontorkan dana kepada tokoh-tokoh oposan melalui Democracy Council, sebuah NGO yang berbasis di Los Angeles.”

Lebih jauh laporan itu menyebutkan bahwa pada tahun 2009 Democracy Council menerima dana senilai $6.3 juta dari deplu untuk menjalankan "program terkait Syria" yang diberi nama “Civil Society Strengthening Initiative”. Salah satu konsep dalam program itu adalah Barada TV yang dipimpin oleh Monajed.


(bersambung)


Sunday, July 22, 2012

TENTARA SYRIA MEMUKUL BALIK

Ketika tentara pemberontak berhasil menyusup ke ibukota Damaskus dan melakukan serangan dadakan yang menyebabkan tewasnya 4 orang pejabat tinggi keamanan Syria tgl 18 Juli lalu, melalui media-media massa barat mereka berteriak lantang tentang "Perang Pembebasan Damaskus" dan menyebut offensif mereka sebagai "gerakan yang tidak tertahankan". Namun hanya dua hari kemudian keberadaan mereka di Damaskus tidak lagi terlihat kecuali tumpukan mayat mereka di tempat-tempat persembunyian beserta senjata dan perlengkapan mereka yang tidak sempat dibawa kabur.

Pada tgl 20 Juli televisi pemerintah Syria, "Syrian TV" melaporkan bahwa tentara Syria telah berhasil membersihkan Damaskus dari para pemberontak, terutama di kawasan Al Midan dan Qaboun tempat para pemberontak berkonsentrasi. Selain membunuh pemberontak di tempat-tempat persembunyiannya, tentara menyita sejumlah besar senjata dan perlengkapan militer pemberontak. "Syrian TV" menyebut para pemberontak yang tewas tersebut sebagai "teroris-teroris dari negara-negara Arab".

Laporan "Syrian TV" yang menunjukkan para tentara di sub-distrik Al Zahra di Al Midane menyebutkan bahwa tentara telah membersihkan kawasan tersebut dan meminta penduduk yang mengungsi untuk kembali pulang. Dalam hal ini keberhasilan gemilang tentara membersihkan Damaskus telah mengembalikan kepercayaan para pendukung pemerintah Syria. Dan sebaliknya bagi para pemberontak, kegagalan mereka dalam "Perang Pembebasan Damaskus" membuat posisi mereka tersudut dan harapan mereka serta para pendukung mereka semakin kabur.

Sempat "shock" dengan serangan ribuan pemberontak ke jantung ibukota, tentara Syria kini berada pada puncak semangatnya. Sebagian dari tentara itu mengatakan bahwa kematian menhan Syria dan pejabat-pejabat tinggi militer Syria telah membuat mereka diliputi semangat untuk membalas dendam. Sebagian lain menyebut keberadaan pemberontak asing membuat mereka bersemangat untuk mengusirnya dari bumi Syria.

"Negeri ini terlarang bagi tangan-tangan asing yang ingin menghancurkan kami. Tangan-tangan itu akan kami potong tanpa ampun," kata seorang perwira militer Syria yang diwawancarai "Syrian TV". 

"Ini adalah negeri kami, hancurlah Qatar!" kata prajurit lainnya merujuk pada Qatar yang menjadi pendukung utama pemberontak.

"Kami di sini untuk mempertahankan negeri kami, rakyat kami dan darah kami. Kami akan mengorbankan diri kami untuk Syria. Di sini, hanya Tentara Arab Syria yang boleh berada. Negeri ini adalah milik kami dan kamilah yang menguasai tanah ini?" seru prajurit lainnya lagi.


PERTEMPURAN HARI KAMIS

Hari Kamis tgl 19 Juli, atau sehari setelah pemberontak menyerbu Damaskus, menjadi pertempuran yang paling mematikan. Suara tembakan dan ledakan terjadi dan asap mengepul di mana-mana. Penduduk pun berlarian untuk mengungsi dari tempat-tempat terjadinya pertempuran antara pemberontak dan pasukan pemerintah.

Koresponden "Russia Today" Maria Finoshina melaporkan bahwa pertempuran hari Kamis itu adalah pertempuran paling hebat yang ia saksikan selama di Syria. Namun pertempuran telah berhenti pada malam harinya, dan keesokan harinya kehidupan mulai normal kembali di Damaskus.

“Orang-orang masih datang ke kafe-kafe dan toko-toko masih tetap buka," lapor Maria dalam medianya.


PERTEMPURAN DI TEMPAT LAIN

Pada saat yang sama dengan pertempuran di Damaskus, tentara pemerintah Syria merebut kembali beberapa area kunci di sejumlah tempat di Syria yang dikuasai pemberontak hingga bahkan koran Perancis "Le Figaro" pun menyadari bahwa tentara pemerintah telah berhasil mengalahkan pemberontak.

“Tentara Bashar al Assad menghancurkan pemberontak di Douma di dekat Damaskus, dibombardir untuk pertama kalinya pada hari Kamis, di sebuah kawasan di ibukota, Kfar Sousseh, dan melancarkan serangan mematikan di Al-Treimseh, membunuh lebih dari 100 tentara pemberontak," tulis "Le Figaro".

Tentara pemerintah juga merebut kembali wilayah Silqin di Idlib serta merebut kembali area al-Bukamal dekat perbatasan Irak sebagaimana juga wilayah Bab al-Hawa, sebuah kota dekat perbatasan Turki.



SERANGAN TERORIS HARI RABU

Beberapa hari lalu media-media massa barat didominasi oleh pemberitaan seputar serangan di Damaskus tgl 18 Juli yang menewaskan menhan Jendral Daoud Rajha, saudara ipar presiden Assef Shawkat serta melukai menteri keamanan dalam negeri Mohammad Ibrahim al-Shaar dan beberapa pejabat keamanan lainnya.

Menurut keterangan menteri penerangan Syria, Omrane Zoebi, serangan tersebut adalah "serangan teroris yang dirancang oleh dinas-dinas inteligen negara-negara yang memusuhi Syria". Ia menyebut serangan tersebut sebagai "bab teakhir konspirasi Amerika-Israel terhadap Syria."

Serangan tersebut dengan cepat mendapat sambutan media-media massa anti-Syria seperti "Al Jazeera", "Al Arabiyya" dll untuk meningkatkan kampanye disinformasi mereka. Media-media itu mengklaim bahwa serangan telah turut menewaskan Kepala Dewan Keamanan Nasional Jendral Hassan Makhlouf, yang ternyata dibantah. Mereka juga mengklaim bahwa wapres Farouk al-Shara telah membelot, dan ternyata juga terbantahkan. "Al Jazeera" juga melaporkan terjadinya ledakan-ledakan di markas Divisi IV Tentara Syria yang dipimpin oleh saudara kandung presiden Jendral Maher Al-Assad, yang ternyata juga bohong.

Maksud dari kampanye disinformasi itu adalah jelas yaitu menggambarkan seolah Presiden Bashar al Assad telah kehilangan kontrol atas negerinya sehingga membuat moral tentara Syria anjlok. Pada saat yang sama para pemimpin negara-negara Eropa mengatakan bahwa "keadaan menunjukkan pentingnya terjadi peralihan kekuasaan". Bahkan menlu Amerika Hillary Clington, yang dalam beberapa bulan terakhir tidak lagi "berani" mengatakan "kejatuhan Bashar al Assad", kembali mengatakan keyakinannya bahwa Bashar al Assad akan jatuh.

Keriangan bahkan sempat menghinggapi para pejabat Israel setelah terdengarnya berita penyerbuan Damaskus tgl 18 Juli. Koresponden TV Arab "Al-Mayadine" dan editor kantor berita Palestina "Maan" di Tepi Barat, Nasser Lahham, melaporkan bahwa televisi-televisi Israel melaporan berita penyerbuan pemberontak di Damaskus dengan gembira. Mereka menambahkannya dengan spekulasi kejatuhan segera Presiden Bashar.

Presiden Israel Shimon Peres tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya mendengar berita serangan pemberontak di Damaskus. "Setelah kejatuhan regim Assad, kami akan menjalin hubungan bersahabat dengan Syria," katanya tanpa menyinggung wilayah Syria yang masih diduduki Israel, Dataran Golan. Pertemuan khusus kabinet Israel bahkan diadakan untuk membahas situasi Syria paska penyerangan.

Sementara itu Syrian National Council (CNS), kelompok koalisi oposisi Syria terbesar yang didukung Israel, barat dan negara-negara Arab badui (Saudi, Qatar dll) menyatakan bahwa "hari-hari mendatang akan menjadi hari-hari yang menentukan" dan menyerukan rakyat Syria untuk "mempersiapkan diri menyambut kejatuhan Bashar al Assad".

 

REAKSI PEMERINTAH

Presiden Bashar al Assad bertindak cepat dengan langsung mengangkat Jendral Fahd al-Freij yang menjabat kepala staff angkatan bersenjata, menjadi menteri pertahanan baru. Dalam pidato pengangkatan Bashar menugaskan Jendral Fahd untuk melakukan langkah-langkah cepat dan serius untuk "membersihkan para teroris". Jendral Fahd menyambut tugas itu dengan sigap.

"Aksi teroris ini telah memperkuat semangat kami untuk membersihkan kantong-kantong gerombolan teroris," kata Jendral Fahd kepada media Syria usai dilantik. Setelah ucapan itu operasi pembersihan pemberontak pun dilakukan di Damaskus yang ternyata hanya membutuhkan waktu sehari saja.



ANALISIS PAKAR

Beberapa pakar militer mengatakan kepada media-media Arab bahwa serangan pemberontak tgl 18 Juli gagal menghancurkan kekuatan pemerintah. Seorang di antaranya, Pierre Khalaf, pimpinan "Centre for Strategic Arab and International Studies" yang berkantor di Beirut, mengatakan, kekuatan militer pemberontak tidak sebanding dengan kekuatan pemerintah.

"Rencana pemerintah Syria adalah menghancurkan kantong-kantong pemberontak, yang kekuatannya ditaksir sekitar 7.000 gerilyawan bersenjata. Mereka juga merencanakan untuk menguasai sepenuhnya wilayah-wilayah perbatasan. Setelah menguasai kembali Damaskus dan sekitarnya dimana pemberontak menyimpan sejumlah besar senjata dan amunisi serta membangun klinik-klinik bawah tanah yang dilengkapi ruang operasi, perhatian kini ditujukan ke Homs, untuk melumpuhkan pemberontak sekaligus menguasai kembali kawasan-kawasan yang masih dikuasai pemberontak. Pada saat bersamaan operasi besar-besaran dilancarkan di wilayah perbatasan Turki dimana sejumlah besar senjata, uang dan personil pemberontak disusupkan ke Syria. Situasi yang dihadapi pemberontak telah sampai pada titik terlemah dan terpecah-pecah," kata Khalaf.

Mengenai klaim tentang kemajuan yang diraih pemberontak, Peter Khalaf balik bertanya: "Apakah klaim itu realistik? Tampak jelas bahwa pemberontak berada dalam posisi bertahan di mana-mana, dan setiap konfrontasi dengan tentara pemerintah mereka selalu mengalami kekalahan hebat. Dan kami berani mengatakan bahwa tentara pemerintah, dengan dukungan Rusia dan Cina, tidak akan menghentikan serangan mereka."



Sumber:
"Syrian Army defeats Israel-backed terror gangs in Damascus"; Yusuf Fernandez; almanar.com.lb; 21 Juli 2012

RUSIA SAHKAN UU NYATAKAN NGO SEBAGAI AGEN ASING

Ini patut ditiru oleh pemerintah dan parlemen Indonesia agar Indonesia tumbuh menjadi negara mandiri yang kuat. Rusia baru saja mensahkan undang-undang yang menetapkan LSM penerima dana asing sebagai "agen asing". UU baru ini secara efektif akan melumpuhkan LSM-LSM yang selama ini bekerja untuk kepentingan asing.

"Presiden Putin telah menandatangani undang-undang federal yang mengatur aktifitas NGO yang menjalankan kepentingan sebagai agen asing," demikian pernyataan resmi pemerintah Rusia di Kremlin, Sabtu (21/7).

UU baru itu sebelumnya telah mendapat persetujuan dari mejelis rendah parlemen Rusia pada tgl 13 Juli dan majelis tinggi pada tgl 18 Juli. UU itu mewajibkan semua LSM yang menerima dana dari luar negeri untuk mendaftarkan diri ke otoritas Rusia sebagai agen asing. LSM juga wajib menjalani pemeriksaan keuangan oleh otoritas Rusia, termasuk struktur manajemennya. Selain itu LSM juga diwajibkan membuka laporan keuangannya ke publik secara rutin.

UU baru itu membuat resah sejumlah besar LSM yang khawatir akan digunakan untuk mendeskreditkan LSM-LSM yang selama ini kritis terhadap pemerintah.

Memang label "agen asing" tidak langsung berimplikasi pada kegiatan mata-mata. Namun bagaimana pun label tersebut memberi konotasi negatif bagi LSM-LSM terkait.

"Material-material yang dipublikasikan NGO di media dan internet harus disertai dengan catatan bahwa material-material tersebut telah dipublikasikan atau didistribusikan oleh NGO yang melakukan aktifitas sebagai agen asing," tulis UU baru ini.



Sumber:
"Putin Signs Law Considering NGOs "Foreign Agents""; AFP; 21 Juli 2012

Saturday, July 21, 2012

SYRIA PILAR PERLAWANAN ANTI-ISRAEL/AMERIKA

 Syria tidak sekedar menjadi jembatan penghubung antara blok perlawanan anti-Israel/Amerika di Lebanon (Hizbollah dkk) dengan Iran, melainkan sebagai pilar perjuangan anti-Israel/Amerika. Demikian pernyataan pimpinan Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah pada peringatan kemenangan Hizbollah dalam perang melawan Israel tahun 2006 yang diadakan di Beirut Selatan 18 Juli lalu.

"Syria menjadi masalah besar bagi Israel dan Amerika karena Syria adalah pendukung nyata perlawanan melawan Israel, khususnya di tingkat militer. Syria tidak hanya menjadi jembatan penghubungan bagi kelompok perlawanan, melainkan juga menjadi pendukung militer bagi "perlawanan". Sebagai contoh, sebagian besar rudal yang kami tembakkan ke Haifa dan Israel Tengah adalah rudal-rudal buatan Syria," kata Nasrallah.

"Senjata-senjata terpenting yang kami gunakan dalam perang melawan Israel tahun 2006 datang dari Syria. Tidak hanya senjata "perlawanan" di Lebanon namun juga di Gaza. Rudal-rudal yang ditembakkan pejuang Gaza memaksa lebih dari sejuta penduduk Israel tinggal di bunker-bunker bawah tanah. Dan saat para pemimpin Arab menahan makanan dan uang masuk ke Gaza, Syria mengirimkan makanan dan senjata untuk Gaza dengan menanggung resiko," tambah Nasrallah.

"Itulah Syria, dengan pemimpinnya Bashar al Assad dan para syuhadanya Aseef Shawkat, Dawoud Rajiha dan Hassan Turkmani (tiga pejabat senior Syria yang tewas dalam serangan bom di Damaskus pada hari yang sama)."


Nasrallah memuji para pejabat militer Syria yang tewas dalam insiden pemboman tgl 18 Juli sebagai "teman seperjuangan" melawan Israel sekaligus menyampaikan duka-cita kepada keluarga mereka. Ia yakin bahwa militer Syria akan mampu mengatasi masalah keamanan yang kini dihadapi rakyat Syria.

"Kami yakin bahwa angkatan bersenjata Syria akan mampu mengatasi masalah yang sangat berat yang mereka hadapi dan mampu menghancurkan harapan musuh-musuh mereka."

Mengenai penyelesaian krisis yang melanda Syria Nasrallah menegaskan bahwa satu-satunya solusi adalah dengan dialog antara pihak-pihak yang terlibat dalam pertikaian.

Menurut Nasrallah Amerika dan Israel menginginkan kehancuran Syria sebagai balas dendam atas apa yang telah dilakukan Syria terhadap Israel. Itulah sebabnya mereka selalu menghancurkan setiap upaya penyelesaian damai atas Syria.

“Mereka berupaya, setelah perang tahun 2006, untuk menghancurkan angkatan bersenjata Syria dan Amerika memanfaatkan tuntutan damai rakyat Syria, mencegah dialog dan mengubah Syria menjadi medan perang karena tujuan mereka sebenarnya adalah untuk menghancurkan dan memecah belah Syria sebagaimana mereka lakukan di Irak," tambah Nasrallah.

Meski sebagai sekutu strategis Hizbollah, Syria tengah mengalami masalah serius, namun Hizbollah, juga Iran, sejauh ini belum memberikan bantuan militer. Hal ini karena Hizbollah menganggap, sebagaimana pernyataan beberapa pejabat mereka, bahwa pemerintah Syria masih mampu mengatasi masalah mereka.

Sebagai catatan dalam perang sipil Lebanon tahun 1970-an hingga 1980-an Hizbollah dan kelompok-kelompok perlawanan Lebanon berjuang bersama-sama pasukan Syria dan Iran melawan pasukan Israel, Amerika dan sekutu-sekutunya di Lebanon. Tahun 1984 mereka berhasil mengusir pasukan "perdamaian" Amerika dan Perancis dari Lebanon setelah sebelumnya berhasil menggagalkan perjanjian "penyerahan kedaulatan" Lebanon kepada Israel tahun 1983 dengan membom Presiden Lebanon Bashir Gemayel. Dan pada tahun 2000 mereka berhasil mengusir Israel dari Lebanon Selatan.




SUMBER: ALMANAR.COM.LB

MENANGGUNG HAUS DEMI SANG KEKASIH

Oleh: Murtadha Muthahhari
Dalam blog Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia; 2011



Musim panas akan segera berakhir. Namun sengatan udaranya masih terasa mencekik penduduk kota madinah. Kering sepanjang tahun, dan harga barang-barang yang semakin mahal, menambah penderitaan penduduk kota itu. Musim memetik kurma tiba. Penduduk Madinah baru hendak bernafas lega, Tiba – tiba Nabi, disebabkan berita dan ancaman pasukan Romawi terhadap kaum Muslimin yang berdomisili di Timur Laut, mengumandangkan jihad dan memerintahkan kaum Muslimin bersiap – siaga.

Penduduk Madinah baru melalui musim kemarau dan ingin menikmati buah – buahan yang segar. Tidak mudah memang, meninggalkan panen dan buah-buahan, terlebih lagi setelah melewati musim kemarau; lalu berjalan ke Syam dalam jarak yang begitu jauh. Orang-orang munafik mempunyai alasan untuk melakukan provokasi. Namun udara panas musim kemarau dan usaha provokasi orang-orang munafik, tidak dapat menghambat kepergian pasukan Islam yang berjumlah 30.000 orang, untuk menghadapi kemungkinan serangan pasukan dari Romawi itu.

Nabi dan sahabat – sahabatnya bergerak melalui padang pasir, di bawah panas terik matahari dan kekurangan kendaraan serta bekal yang dibawa. Hal ini sebenarnya, tidak kurang bahayanya dari ancaman musuh itu sendiri. Di tengah jalan, sebagian yang lemah iman merasa menyesal setibanya di medan. Tidak diduga, tiba – tiba seseorang yang bernama Ka’ab bin Malik pulang.

“Biarlah," kata Nabi. “Kalau memang kehadirannya akan membawa kebaikan, Allah tentu akan mengembalikannya kepada kalian, dan jika tidak, berarti Allah telah menyelamatkan kalian dari bahayanya.”

Tidak lama kemudian, sahabat yang lain berkata: “Ya Rasulullah, Mararah bin Rabi’ juga pulang.”

“Biarlah, kalau memang kehadirannya membawa kebaikan, Allah tentu akan mengembalikannya kepada kalian. Dan jika tidak, berarti Allah telah menyelamatkan kalian dari bahaya.”

Sejenak kemudian, sahabat berkata lagi, “Ya Rasulullah, Hilal bin Umayyah juga pulang!” Rasulullah tetap menjawab seperti yang dikatakannya untuk dua orang sebelum ini.

Sementara itu, unta Abu Dzar yang tadinya berangkat bersama – sama dengan rombongan kafilah, tiba – tiba mogok di tengah jalan. Betapapun Abu Dzar berusaha menggerakkan untanya itu, namun hasilnya tetap saja sia – sia. Tiba – tiba sahabat sadar bahwa Abu Dzar ternyata tidak ada.

“Ya Rasulullah, Abu Dzar juga tidak ada!” Mereka berteriak.

Dengan tenang Nabi menjawab: “Biarkanlah! Kalau memang kehadirannya akan membawa kebaikan, Allah tentu akan mengembalikannya kepada kalian, dan jika tidak, berarti Allah telah menyelamatkan kalian dari bahayanya.”

Betapapun Abu Dzar berusaha untuk mendorong untanya agar dapat mengejar kafilah, namun hasilnya masih tetap sia – sia. Akhirnya diambilnya barang – barangnya, dan dia berjalan kaki meninggalkan untanya. Matahari dengan dahsyatnya menyengat kepala Abu Dzar. Dia amat sangat kehausan. Tidak dihiraukannya dirinya lagi. Yang dipikirkannya hanyalah keinginannya untuk segera sampai ke kafilah Nabi dan sahabat – sahabatnya, serta bergabung dengan mereka.

Dengan semangat baja. Abu Dzar terus melangkahkan kakinya menelusuri padang pasir. Entah bagaimana. Tiba – tiba matanya terpandang pada segumpalan awan yang hinggap di suatu sudut langit. Abu Dzar berkesimpulan bahwa hujan baru saja turun, beberapa saat lalu. Dibelokkannya jalannya ke rah itu. Di sana dia menjumpai batu besar yang menampung sedikit sisa – sisa hujan. Abu Dzar menghirupnya sedikit, dan tidak meneguknya sampai puas.

“Sebaiknya air ini kubawakan untuk Rasulullah, mungkin beliau merasa haus dan tidak mempunyai persediaan air yang cukup,“ pikirnya.

Dituangkannya air itu ke dalam qirbah (tempat air) yang dibawanya, lalu dipikulnya bersama – sama barang bawaannya yang lain. Dengan semangat yang tinggi, dia menelusuri tinggi rendahnya padang pasir, hingga dari kejauhan, tampak bayangan hitam pasukan kaum Muslimin. Hatinya semakin bergelora, dan dia memacu jalannya lebih cepat lagi.

Dari jauh pula, salah seorang prajurit Islam melihat bayangan hitam tengah mendekati mereka. “Ya Rasulullah! Seakan – akan ada seseorang yang tengah datang ke arah kita,” katanya kepada Nabi.

“Alangkah baiknya kalau itu Abu Dzar,“ jawab Nabi.

Bayangan tadi bertambah dekat. Tiba – tiba seseorang berteriak: “Demi Allah, dia adalah Abu Dzar.!”

Lalu Nabi berkata: “Semoga Allah ampunkan Abu Dzar. Abu Dzar hidup sendirian, mati sendirian, dan akan dibangkitkan sendirian.”

Nabi menyambut Abu Dzar. Diambilnya pikulan Abu Dzar dari pundaknya, lalu diletakkannya di tanah. Karena terlalu letih dan haus, Abu Dzar pun terjatuh tanpa daya.

“Ambilkan air. Beri dia minum, dia sangat haus.”

“ Ya Rasulullah, aku punya air,” sahut Abu Dzar.

“Engkau mempunyai air, tapi kau tidak minum?” tanya Nabi.

“Betul Ya Rasulullah. Demi Allah, tadi aku melihat batu besar yang menampung air dingin sekadarnya. Setelah kuhirup sedikit, kukatakan kepada diriku: tenggorokan ini tidak akan meneguknya sebelum kekasihku, Muhammad Rasulullah, meneguknya.”



CATATAN BLOGGER:


Ketika masih menjadi orang liberal saya suka terharu hingga menangis membaca kisah-kisah sentimentil dalam novel maupun cerita-cerita pendek. Di antaranya yang paling membuat saya terharu adalah kisah "Saijah dan Adinda" karya Douwes Dekker yang membuat saya bercucuran air mata membacanya.

Namun setelah membaca kisah-kisah para sahabat dan keluarga Rosul, semua cerita tersebut di atas menjadi kurang berarti bagi saya. Karena jika kecintaan Saijah kepada Adinda dimotifasi oleh nafsu, maka kecintaan para sahabat kepada Rosul adalah berdasar kecintaan kepada Sang Pencipta. Apakah ada kecintaan yang lebih indah dari kecintaan seorang Mushab bin Umair kepada Rosul dan agamanya? Mushab, seorang pemuda yang tumbuh di tengah-tengah keluarga berada yang sangat menyayanginya, yang selalu berpakaian indah dan tidak pernah kekurangan apapun, meninggal dalam keadaan berpakaian compang-camping dan hanya meninggalkan kain yang tidak cukup panjang untuk menutupi jasadnya, di medang Perang Uhud, karena membela Rosul dan agamanya.

Atau adakah kisah yang lebih indah dari syahidnya Abu Dujanah, yang menjadikan punggungnya sebagai tameng hidup dari senjata-senjata musuh, demi melindungi nyawa Rosul? Bahkan murid-murid dan pengikut paling setia nabi Isa (Yesus) pun berlarian meninggalkannya saat beliau hendak ditangkap orang-orang yahudi.

Atau adakah yang lebih hebat dari kisah para sahabat Rosul yang rela meninggalkan keluarga, harta dan bendanya, untuk memulai hidup baru di negeri asing yang jauh, karena kecintaannya kepada Rosul dan agamanya? Atau sebagaimana kisah tentang Abu Dzar di atas?

Namun Abu Dzar mengalami hal yang sangat menyedihkan jika dikenang. Ketika Rosul telah meninggal dan kekuasaan beralih pada orang-orang yang mengedepankan nafsu, ia diperlakukan kejam oleh penguasa. Ia didera karena mengkritik pemerintah yang korup dan nepotis. Dan karena ia tidak bisa juga dibungkam, akhirnya ia dibuang ke tengah padang pasir yang tandus hingga meninggal bersama seluruh anggota keluarganya.

Tidak hanya itu. Bahkan setelah meninggalnya-pun orang-orang tega membuat-buat hadits palsu mendeskreditkan dirinya. Dalam satu riwayat hadits palsu tersebut disebutkan bahwa Abu Dzar telah telah meminta jabatan tertentu kepada Rosulullah dan ditolak Rosulullah dengan alasan ia tidak memiliki kecakapan untuk itu.

“Semoga Allah ampunkan Abu Dzar. Abu Dzar hidup sendirian, mati sendirian, dan akan dibangkitkan sendirian.”

TANDA-TANDA LAIN KEHANCURAN ISRAEL

Israel adalah negara militer dalam arti sebenarnya. Didirikan dengan perang dan masih terus dalam kondisi berperang hingga sekarang, membuat masyarakat Israel terbiasa dengan budaya militer. Bagi penduduk sipil Isrel yang tinggal di daerah pendudukan, senjata adalah keseharian mereka. Bukan hanya pistol sebagai alat pengaman, namun juga senjata laras panjang standar NATO. Dan dasar dari budaya militer itu adalah disiplin.

Namun budaya militer itu mulai memudar di Israel dan menjadi tanda kehancuran Israel. Jika kedisiplinan sudah tidak ada lagi di kalangan militer Israel, apa lagi yang bisa diharapkan mereka untuk bertahan? Sementara musuh-musuh mereka seperti Hizbollah, Hamas dan Iran kini justru memiliki pasukan-pasukan yang sangat profesional dan berdisiplin tinggi.

Seperti dilaporakan media online terkenal Israel, "Ynet", 16 Juli lalu, militer Israel mengalami keguncangan oleh sebuah tindakan indisipliner beberapa gelintir personilnya ketika sekelompok prajurit mengeroyok seorang perwira komandan hanya karena masalah sepele. Seorang komandan skuadron udara di pangkalan udara Ramat David Airbase (selama ini pilot, apalagi seorang komandan skuadron, dianggap berada pada kasta tertinggi dalam dunia militer Israel) berpangkat Mayor, diserang di dekat rumahnya yang berada di dalam kompleks pangkalan udara, oleh tiga orang prajurit teknik. Gara-garanya adalah karena sang Mayor menegur ketiganya karena mengemudi ugal-ugalan di dalam kompleks pangkalan udara, sebuah pelanggaran serius dalam dunia militer.
Awalnya ketiga prajurit itu hanya mengancam sang mayor di hadapan keluarganya. Namun kemudian mereka menyerangnya dengan menggunakan tongkat kayu hingga sang mayor pingsan.

Menurut laporan "Ynet" kejadian itu membuat para petinggi militer Israel "shock". "Tidak ada yang membayangkan bahwa para prajurit berani menganiaya seorang perwira senior," tulisnya.

Semetara menurut laporan "Global Times" peristiwa itu merupakan susulan dari keluhan para petinggi senior angkatan udara Israel tentang sikap tidak disiplin para prajurit, terutama yang berasal dari latar belakang ekonomi lemah.

Peristiwa itu menambah buruk gambaran sosial masyarakat Israel setelah sebelumnya terjadi peristiwa mengagetkan ketika seorang demonstran membakar diri dalam satu aksi demonstrasi menuntut perbaikan sosial di Tel Aviv baru-baru ini.

Israel tampaknya tengah berada pada tahap disintegrasi. Aksi bakar diri serta pengeroyokan prajurit terhadap perwira senior merupakan tanda nyata dari mulai runtuhnya Israel sebagai negara, budaya dan idiologi. Bukanlah Palestina ataupun musuh-musuh Israel yang menghancurkan Israel melainkan bangsa Israel sendiri. Adalah idologi supremasisme dan chauvinisme yang melekat dalam budaya dan filosopi bangsa Israel yang tidak bisa ditahan oleh rakyat Israel sendiri, apalagi bagi penduduk asli rakyat Palestina.



Sumber:
"The Disintegration of the Jewish State has Begun"; Gilad Atzmon; gilad.co.uk; 17 Juli 2012