Tuesday, July 31, 2012

SERANGAN BALASAN SYRIA/IRAN TEWASKAN PANGERAN BANDAR?

Kepala badan inteligen Saudi Arabia, Pangeran Bandar bin Sultan bin Abdulaziz Al Saud tewas akibat serangan bom yang melanda kantornya tgl 23 Juli lalu. Demikian laporan beberapa media online mancanegara seperti Voltaire Network (Perancis) dan DEBKAfile (Israel), Senin (30/7). Serangan tersebut sebelumnya telah menewaskan deputi Pangeran Bandar, yaitu Jendral Mashaal al-Qarni.

Baik serangan maupun kematian pemimpin tertinggi inteligen Saudi ini belum mendapatkan konfirmasi dari penguasa Saudi. Media-media barat juga menutup rapat-rapat kabar serangan tersebut. Namun media Iran, juga media-media independen ramai-ramai memberitakan kabar tersebut.

Menurut media online Perancis Voltaire Network (voltairenet.org), serangan terhadap kantor inteligen Saudi tersebut merupakan aksi balasan atas serangan bom yang menewaskan 4 pejabat tinggi keamanan Syria di Damaskus tgl 18 Juli 2012.

Voltaire Network benar. Bahkan serangan balasan itu bukan yang pertama. Sebelumnya dikabarkan konvoi menhan Israel Ehud Barak diserang roket yang ditembakkan dari Syria, namun tidak melukai Barak namun cukup untuk membuatnya "shock".

Sebagaimana diberitakan di media-media independen dan media-media massa Iran, sebuah serangan bom telah menghancurkan markas inteligen Arab Saudi di Riyadh, 23 Juli lalu, menewaskan orang kedua badan inteligen Saudi, Mashaal al-Qarni dan diduga kuat melukai parah dan kemudian menewaskan Pangeran Bandar bin Sultan, pimpinan tertinggi badan inteligen Saudi yang baru diangkat oleh Raja Saudi tgl 19 Juli lalu, atau selang sehari setelah serangan bom di Damaskus Syria yang menewaskan 4 pejabat tinggi keamanan Syria.


Kabar tentang serangan tersebut sama sekali tidak mendapat tempat di media-media "mapan" internasional. Pun pemerintah Saudi tidak memberikan komentarnya tentang peristiwa tersebut, tidak membantah dan juga tidak membenarkannya, meski faktanya Pangeran Bandar dan Al Qarni tidak pernah lagi muncul di hadapan publik setelah peristiwa serangan tersebut.

Adalah DEBKAfile, media online Isreal yang dikenal dekat dengan kalangan inteligen Israel dan barat, yang pertama kali melaporkan serangan bom tersebut tgl 26 Juli lalu, disusul oleh media-media massa Iran serta media-media independen internasional.

Pangeran Bandar, salah seorang pejabat tinggi Arab Saudi paling senior dan dikenal memiliki hubungan luas dengan para pemimpin barat, termasuk dua Presiden Bush senior dan junior. Ia juga pernah terlibat kasus suap terbesar sepanjang sejarah dengan menerima komisi senilai miliaran dolar dari perusahaan produsen senjata Inggris. Namun kasus ini menguap begitu saja.

Mantan dubes Saudi untuk Amerika, Pangeran Bandar adalah putra dari raja Saudi terdahulu. Ia diangkat sebagai kepala inteligen Saudi hanya sehari setelah serangan bom di Damaskus tgl 18 Juli, menambah jabatan strategis lainnya setelah sebelumnya menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional Saudi sejak tahun 2005. Kemungkinan pengangkatan itu sebagai balas jasa atas perannya dalam serangan di Damaskus, tidak heran jika ia menjadi sasaran paling dicari Syria dan sekutunya, Iran, untuk balas dendam. Bandar yang menjalin hubungan dekat dengan inteligen Israel juga diduga kuat berada di balik kematian pejabat-pejabat Palestina dan Hizbollah yang tewas melalui serangan terorisme.

Para analis inteligen meragukan Syria memiliki kemampuan untuk menembus sistem keamanan super ketat keluarga kerajaan Saudi. Namun Iran memiliki kemampuan tersebut. Antara tahun 2003-2004 Iran berhasil melakukan serangkaian serangan bom di Saudi Arabia dengan menggunakan Al Qaida sebagai operatornya. Salah seorang anggota Al Qaida yang menjalankan operasi tersebut adalah Saif al-Adal, yang kini menetap di Pakistan. Kemampuan Iran memperalat Al Qaida untuk menyerang Saudi merupakan kesuksesan besar inteligen Iran mengingat secara idiologis Al Qaida yang salafis dan binaan CIA-Saudi, memusuhi Iran yang Shiah.

Arti strategis Syria bagi Iran membuat Iran akan melakukan apapun untuk mempertahankan regim Bashar al Assad. Selain itu kemampuan Iran melakukan serangan ke jantung Saudi menjadi peringatan bahwa "tangan Iran cukup panjang untuk menghukum musuh-musuhnya". Pemboman Damaskus tgl 18 Juli telah memaksa konflik Syria melebar keluar.

Kabar tentang meninggalnya Pangeran Bandar akibat serangan yang melukainya muncul hari MInggu, 29 Juli lalu. Kabar ini menggema sangat keras meski tidak ada konfirmasi resmi, justru karena momentumnya yang sangat "tepat": pemboman Damaskus tgl 18 Juli, pengangkatan Pangeran Bandar sebagai kepala inteligen tgl 19 Juli, dan serangan bom Riyadh empat hari kemudian. Diamnya pemerintah Saudi semakin menambah kuat kabar kematian tersebut.



KOMANDAN-KOMANDAN PEMBERONTAK TEWAS DI ALEPPO


Sementara itu media massa Perancis, "Le Figaro", hari Senin (30/7) melaporkan bahwa sebagian besar komandan pemberontak di Aleppo telah tewas dalam pertempuran melawan pasukan pemerintah Syria di kota terbesar Syria tersebut.

Reporter Adrian Golms, yang memasuki Aleppo melalui perbatasan Turki melaporkan terjadinya perang hebat di kawasan Salah al-Din, Aleppo, yang menewaskan "sejumlah besar komandan pemberontak".

Menurut laporan tersebut para pemberontak, yang sebagiannya adalah sisa-sisa pasukan pemberontak yang terdesak di Damaskus dan Homs, berhasil merebut beberapa kawasan kota Aleppo meski gagal merebut sebagian kawasan lainnya dari pasukan keamanan Syria. Mereka juga gagal memaksa penduduk untuk membantu mereka menghadapi serangan militer Syria yang mengepung Aleppo.



Ref:
"Saudi silence on intelligence chief Bandar’s fate denotes panic"; DEBKAfile Special Report, 31 Juli 201

"Saudi spy chief Prince Bandar assassinated, report says"; Press TV; 31 Juli 2012

"Large Number of Armed Groups’ Leaders killed by Syrian Army in Aleppo"; almanar.com.lb; 31 Juli 2012

No comments:

Post a Comment