Tuesday, October 15, 2013

TEKNOLOGI DRONE IRAN MELONCAT "35" TAHUN

(SETELAH BERHASIL PECAHKAN KODE SANDI DRONE RQ-170 AMERIKA)

Iran telah berhasil memecahkan kode-kode sandi yang tersimpan dalam pesawat drone RQ-170 Amerika yang berhasil mereka tangkap pada akhir tahun 2011 lalu. Keberhasilan tersebut membuat Iran kini menguasai teknologi drone paling mutakhir yang semestinya membutuhkan waktu 35 tahun untuk bisa diraih.

“Semua data yang tersimpan dan sistem komputer pesawat drone ini telah berhasil dipecahkan dan beberapa berita bagus akan segera diumumkan tidak hanya seputar teknologi RQ-170 dan optimalisasi kekuatan yang kita dapatkan dari pesawat ini, namun juga dalam area keberhasilan-keberhasilan penting kemiliteran kita lainnya," kata komandan Tentara Pengawal Revolusi (IRGC) Hossein Salami di Teheran bulan September lalu.

Terkait dengan pernyataan tersebut komandan Satuan Aerospace IRGC Brigjen Amir Ali Hajizadeh kepada kantor berita Iran "Fars Agency" baru-baru ini mengatakan bahwa keberhasilan memecahkan kode-kode rahasia yang tersimpan dalam pesawat RC-170 membuat teknologi drone Iran meloncat 35 tahun.

Menurut Hajizadeh teknologi yang dimiliki RQ-170 merupakan teknologi drone generasi ke-5, sedangkan teknologi yang dimiliki Iran baru generasi ke-3. Tanpa keberadaan pesawat RQ-170 yang berhasil ditangkap tersebut Iran akan membutuhkan waktu selama 35 tahun untuk bisa memiliki teknologinya. Menurut Hajizadeh, tidak lama lagi Iran bakal meluncurkan drone buatan sendiri yang kemampuannya lebih tinggi atau setidaknya sama dengan RQ-170.

Pada tgl 4 Desember 2011 Iran mengumumkan mengejutkan tentang keberhasilan mereka menangkap utuh pesawat drone mata-mata RQ-170 yang biasa dioperasikan oleh dinas inteligen Amerika CIA. Hal itu dianggap sebagai "pukulan telak" yang diberikan Iran terhadap Amerika mengingat RQ-170 adalah drone tercanggih di dunia dengan kemampuan siluman-nya.

RQ-170 mengandung material khusus, selain bentuknya yang unik yang semuanya dirancang untuk bisa menembus sistem pertahanan udara lawan tanpa ketahuan. Keberadaan pesawat ini sendiri baru diketahui publik pada tahun 2009, ketika pesawat tersebut terjepret kamera wartawan di pangkalan udara di Kandahar, Afghanistan.

Meski awalnya menolak klaim Iran tentang tertangkapnya sebuah drone RQ-170, Amerika akhirnya mengakuinya seminggu kemudian. Saking berharganya pesawat itu hingga membuat Presiden Barack Obama tanpa malu "memohon" kepada Iran untuk mengembalikan pesawat tersebut. Menurut hukum internasional, pesawat atau kapal yang tertangkap, terdampar atau jatuh di wilayah musuh menjadi hak miliknya musuh.

Sejak tertangkapnya pesawat RQ-170 tersebut Iran telah berulangkali menembak jatuh atau menangkap drone-drone Amerika. Pada bulan Januari lalu wakil komandan AL Iran Amir Rastegari mengumumkan keberhasilan Iran menangkap 2 drone tipe RQ dan keberhasilan membongkar kode-kode rahasia di dalam pesawat tersebut.

Sebulan sebelumnya Iran juga berhasil menangkap pesawat drone Amerika lainnya bertype ScanEagle di Teluk Parsia setelah pesawat tersebut memasuki wilayah Iran. Drone yang biasanya diluncurkan dari kapal itu berukuran kecil dan murah biaya pembuatannya, namun memiliki kemampuan terbang yang jauh. Tidak lama kemudian Iran berhasil pun membuat pesawat tiruan sejenis.

Penangkapan drone-drone canggih Amerika tersebut turut berperan besar dalam memajukan kemampuan drone-drone Iran. Pada bulan April lalu AU Iran memamerkan drone "Sarir". Saat berbicara kepada wartawana di sela-sela acara pameran tersebut, komandan pangkalan udara Khatam ol-Anbia Brigjen Farzad Esmayeeli menyatakan bahwa "Sarir" adalah drone jarak jauh yang memiliki kemampuan "siluman" atau tidak terjejak oleh radar musuh.

Selain kemampuan spionase, "Sarir" juga dilengkapi rudal-rudal anti pesawat yang menjadikannya sebagai drone tempur sekaligus. Sejauh ini, menurut Esmayeeli mengungkapkan bahwa Iran telah mengoperasikan puluhan drone tipe ini.

Selanjutnya baru-baru ini di bulan Oktober, Iran memamerkan drone-nya yang paling canggih yang diberi nama "Hemaseh". Menhan Iran Brigjen Ahmad Vahidi dalam kesempatan tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa drone "Hemaseh" mempunyai 3 kemampuan sekaligus, yaitu mata-mata, pengawasan, sekaligus kemampuan tempur.


REF:
"Iran Moves 35 Years Ahead by Reverse Engineering US Drone"; Fars News Agency, 10 Oktober 2013

No comments:

Post a Comment