Tuesday, December 3, 2013

PARA MENLU NEGARA-NEGARA ISLAM ELU-ELUKAN PRESIDEN ISRAEL

Semakin sempurna sudah pengkhianatan negara-negara Islam terhadap saudara mereka, Palestina. Di tengah nasib negara dan rakyat Palestina yang semakin tidak menentu, pemukinan yahudi yang semakin banyak di Jerussalem dan wilayah-wilayah pendudukan dan Masjidil Aqsa yang nyaris tergusur, negara-negara Islam justru semakin "mesra" dengan Israel.

Contoh mutakhir dari pengkhiatan negara-negara Islam terhadap Palestina  adalah saat para menlu negara-negara Islam mengelu-elukan Presiden Israel Shimon Peres dalam satu pertemuan pertengahan November lalu. Demikian laporan media Lebanon Al Akhbar mengutip laporan media Israel Yedioth Ahronoth awal bulan ini. Media-media Israel tentu saja mengekspos berita ini besar-besaran, sementara media-media Islam berusaha menyembunyikannya.

Menurut Al Akhbar, dalam KTT negara-negara kawasan Teluk Parsi minus Iran yang digelar di Abu Dhabi pertengahan November lalu, Shimon Peres mendapat kehormatan untuk berpidato di hadapan para menlu dari 29 negara Islam, termasuk Bengladesh, Indonesia dan Malaysia. Yang mengejutkan adalah bahwa usai berpidato, Peres mendapat tepuk tangan meriah.

Peres dilaporkan berpidato melalui video conference dari kantornya di  Jerusalem yang didirikan di tanah pendudukan milik Palestina, lengkap dengan bendera Israel di belakangnya. Dalam pidatonya itu Peres menyampaikan pandangan negerinya tentang Iran, Islam radikal dan "perdamaian dunia".

Menurut laporan tersebut informasi tentang hal itu dibocorkan oleh kolumnis New York Times Thomas Friedman yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Selama ini sebenarnya telah muncul banyak kritikan tentang adanya "kesepakatan bawah tangan" antara negara-negara Teluk dengan Israel yang secara resmi ditolak oleh negara-negara tersebut. Dan informasi ini muncul hanya 10 hari setelah seorang pangeran Arab Saudi Alwaleed Bin Talal, dalam satu wawancara dengan media Amerika, dengan blak-blakan mengatakan bahwa negara-negara kerajaan di kawasan Teluk secara diam-diam mendukung rencana serangan Israel terhadap Iran.

Dalam wawancara dengan Bloomberg News, salah satu manusia terkaya di dunia ini (ia pernah memprotes majalah Forbes karena dianggap telah mengecilkan kekayaan yang dimilikinya) mengatakan, "kami (negara-negara Teluk) akan senang jika Israel membom fasilitas nuklir Iran." Ia juga mengatakan bahwa "ancaman yang sebenarnya berasal dari Iran, bukan Israel."

Beberapa negara Islam yang hadir dalam pertemuan saat Peres berpidato di antaranya adalah Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Yaman, Oman, Kuwait, Bahrain, negara-nagara anggota Liga Arab dan non-Arab. Sementara ketika berpidato di kantornya, Peres didampingi oleh pejabat PBB Terje Rød-Larsen dan utusan khusus Amerika, Martin Indyk.

Sekedar tambahan blogger, Indyk adalah yahudi kelahiran Inggris yang menjadi warga negara Israel. Ia mendapatkan naturalisasi di Amerika pada hari pertama pemerintahan Presiden Bill Clinton. Ia kemudian mendapat kehormatan diangkat sebagai pejabat penting Amerika di berbagai posisi, termasuk menjadi pejabat Dewan Keamanan Nasional dan Dubes Amerika di Israel. Presiden Obama kini mempercayainya sebagai utusan khusus Amerika untuk masalah Israel-Palestina.



REF:
"Arab ministers applaud for Israel's president in secret meeting"; al Akhbar; 2 Desember 2013

No comments:

Post a Comment